Miliki Mu
enatap tajam kakeknya penuh curig
ek!!! tidak kah kau ing
seringai yang semula merekah meng
suaranya terkesan dingin.
musuh. Seperti Singa dan Harimau yang
kan wanita itu!!" Edward meninggikan suaranya, namun tetap berusaha
rd!! jangan menjadikan orang lain kambi
g kapan saja akan mati ini senang kala cucu yang melajang lama akhirnya menik
sepintas, lantas memb
ward sama sekali tak tersentuh dengan k
a kau tak ingin." j
g kakeknya sembari mengamati lekat-lekat sang ka
ran wanita mana yang aku bawa? dan kau dengan mudah memberi ku izin menikahi nya. Bagaimana jika wanita
ya. "Sama dengan mu, aku tak kalah men
dia tak menemukan jawaban yang dia inginkan. Dia
memilih. Aku tak ingin melihat keturunanku melajang seumur hidup
hnya tampak jijik. "kau suda
ku memang tampan
an pada wanita itu. Uang, tahta, status, atau apa huh?!" Edwar
daranku sempat hilang, aku ingat sekarang. Aku tak membawa wanita y
emiliki akses masuk keked
uh kakek!!" Hartono
Edward atau semua kenanga
yum pahit yang terukir dibibirnya. "Kau me
uni sebagai alibi untuk memi
ngan dirimu yang menggunakan nya untuk
a saja." ja
ini hanya untuk Yuni. Dan dia masih sangat yak
rd. Dia lantas bangkit dari duduknya, menaiki anak tangga dengan wajah penuh emosi.
ya dari dulu aku mengancamnya seperti
an kediaman Edward
-
ard yang melelahkan Cherl
ang tengah sibuk mengemasi telev
masuk senyum manis t
gah sakit. Hal itu membuat Adrian cukup kebingungan untuk menutup bagian yang kurang. Terlebih dia memiliki seorang putri yang juga harus ikut terseret dalam masala
dulu, dan temui Ibumu dia ad
dia bergegas mendekati Ayahnya. "Ibu di ru
trinya. "Nanti Ibu mu akan kembali kerumah sakit. Ayah akan mengusahakannya." sua
aca. Namun, bibirnya menyunging dengan indah. "Ba
perlu cemas."
emui Ibunya yang berada di lantai atas. Namun
emiliki uang yang cukup, membuat
Dia mengusap kasar air mata yang masih menetes. Dia me
a. Dia tersenyum kecil sembari mengang
r sudah pulang
ta dengan wajah pucat, dia terlihat kecil rasan
rtenaga wanita itu tersenyum ha
ika tengah terkulai lemah di kasurnya ka
g kian memburuk. Dan mungkin keputusannya sudah benar menerima ta
menyenderkan wajahnya di dekat
akan segera semb
but putrinya, "Tentu saja
istirahatlah." suruh Atika. "Harusnya kau tengah menikmati masa dewasa mu, tapi tak ada yan
erat. "Jangan berkata seperti i
enatap wajah Ibunya. "Kit
nya lontarkan. "Kau menangis, mata mu bengkak. Apa yang terjadi Che
Aku hanya senang
rkata dengan mata berkaca-kaca. "Lalu apa Ibu percaya Aku akan menikah dengan seorang
ya seksama. "Kau tengah bercanda?
. Aku serius." jawab Cherl
ly lembut. "Ibu percaya. Menangislah jika itu tangis kebahagiaan dan
unya membuat Cherly
akan menikah?!" tanya Atika s
hati-hati. "Jangan te
up. Dia tampak sa
Adrian tiba-tiba masuk da
hanya khayalan ku atau khayalan putrimu?!" Atika menyentuh k
erly membantu Ibunya ke