Hasrat Kakak Tiri
ita menurut saja saat Hans membawanya ke lantai dua dan masuk ke ruang bilyard. Setelah Rita duduk, Hans kemudian memesankan pada seoran
ng kamu mau," ujar Hans pada Rita yang dudu
un," jawab Rita sambil tersenyum. Hans ikut tersenyum, ia tau bahwa calon istrinya buka
al dalam sebuah kecelakaan mobil yang juga merenggut nyawa 5 orang pengendara mobil lainnya. Rasa b
a di sekolah Bryan membuat Hans bisa lebih sering tersenyum saat ini. Sampai akhirnya i
bahwa putranya bukanlah seperti yang ia lihat selama ini. Bryan bukanlah anak baik dengan prestasi cemerlang di sekolah. Bukan, Bryan tidak sebaik itu. Jangan sebut guru guru di sekolah. Mereka bukan nya t
awa banyak penghargaan untuk sekolahnya tapi ia memang bukan anak baik. Ia
bil menggenggam tangan Hans. Hans menghela nap
n Nisa sebagai anggota keluarga baru, aku harap kamu mau sabar menunggu," jawab Hans sambil mencium tangan Rita dengan mesra.
kipun ia dijemput menggunakan mobil, tapi dengan teriknya matahari diluar membuat Bryan b
erlebih dengan cuaca hari ini. Bryan berpikir untuk pulang cepat dan berlatih berenang hari ini. Ia sudah lama tak berolah raga berat dan berenang s
ya bawakan tasnya," ujar pe
a ke kamar ya." Pelayan itu mengangguk mengerti. B
Alisha udah pul
n Besar sudah pulang dari jam 12 tadi," ja
h pulang? Dim
menyiapkan makan siang." Bryan mengangguk dan pel
ari ini ya. Ah mungkin ada berkas
bilyard berada. Bryan berjalan santai melangkahkan kaki ke arah pintu ruangan tersebut. Tapi
Nafas Bryan seolah tiba tiba berhenti menyaksikan yang terjadi di dalam ruangan itu. Bryan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Hans te
a dia adalah gurunya, Bryan pasti sudah memukulinya. Ketika Bryan membuka matanya lagi, mata Hans sudah melihat
ke belakang melihat Bryan yang berdiri terpaku di depan pintu. Rita
menyuruh Rita untuk tetap di ruangan itu s
Bryan berlari menuju kamarku di lantai tiga dan tidak menggubris Ayahnya, Hans yang mengejar di belakang. Bryan
r Bryan meneteskan airmatanya ketika berjalan menuju kamar. Hans masih men
a? Dengarkan Daddy dul
gar apapun!" jawab Bryan dengan nada tinggi. Bryan tak pernah sekasar itu pada Hans. Namu
ddy tidak pernah men
iat, Dad?" Hans menarik nap
dengan Daddy dua minggu lagi, j
benar-benar akan bawa wanita itu masu
rasa marah dan kesal yang luar biasa. Lalu matanya kemudian beralih ke sebelah kiri Hans. Belakang Hans, Rita ternyata sudah berdiri dibelakang sambil mengen
Bryan lalu langsung masuk kamar dan membanting pintu. Bryan mengunci pintunya dari dalam dan melemparkan tas sekolahnya dengan marah ke lantai. Ia kemudian m
ah. Ia membuang dan menghamburkan semua benda yang ada di atas meja bel
belajarnya sampai patah. Ia bernapas cepat seperti s
encoba untuk tetap bicara pada Bryan yang b
.." panggil Hans mulai putus asa. Rita kem
at. Ia tak pernah melihat Bryan semarah itu. Rasa bersalah mula menghinggapi perasaan Rita. Ia mencoba
angnya, dan pertama kali dalam hidupnya Bryan menaikkan nada bicara pada
bahan besar bagi Bryan. Perubahan yang juga akan menyeret
ak lama setelah tidak ada lagi suara diluar, Bryan keluar dari kamar dan pergi menuju rumah sahabatnya Arya. Cuma Arya yang bisa mengert
rsenyum ramah pada Bryan ketika melihat a
n membelai rambut Bryan. Bryan hanya mengangguk dan masuk ke dalam. Ia berj
mana kalo gue lagi ganti boxer kan jadi keliatan semua?" sembur Arya tanpa berhe
dan malah melemparkan punggungnya
h tak mau menjawab. Ia malah menutup s
in gua pani
mannya ini, dia tidak pernah seumur hidupnya hingga saat ini berdebat apa lagi bertengkar dengan Ayahnya. Bagi Bryan, Hans adalah dewa, orang yang
mar Arya diketuk. Sinta, Ibu Arya tersenyum
a,
n berdua, temani dia makan ya?" ujar sang Ibu memberikan namp
ta membalasnya den
. Arya meletakkan nampan makanan diatas meja. Ia lalu berjalan k
h sangat lapar. Waktu sudah hampir jam empat sore dan perutnya belum diisi makanan apapun. Ia a
nanggapi perkataan Arya, baginya Tante Sinta sudah seperti Mommy-nya. Dia bahkan tau jika Bryan lapar tanpa harus bertanya. Arya pun demikian. Ia selalu bisa membuat perasaan Bryan lebih baik
Ayahnya, Om Hans. Bryan pasti berpikir jika Bu Rita akan mengambil Ayahnya untuk dirinya sendiri. Meskipun sebenarnya bukan itu yang Arya rasa. Arya tau Bu Rita orang baik. Dia pernah mendengar sedikit cerita tentang bu Rita dan masa lalu nya. Dia ber
Arya hanya duduk dan terdiam cukup
rasa kesal dan marahnya hari ini. Arya mencoba mengalihkan pikiran Bryan agar ia