icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Hasrat Kakak Tiri

Bab 5 Pernikahan

Jumlah Kata:2017    |    Dirilis Pada: 11/03/2024

ita menurut saja saat Hans membawanya ke lantai dua dan masuk ke ruang bilyard. Setelah Rita duduk, Hans kemudian memesankan pada seoran

ng kamu mau," ujar Hans pada Rita yang dudu

un," jawab Rita sambil tersenyum. Hans ikut tersenyum, ia tau bahwa calon istrinya buka

al dalam sebuah kecelakaan mobil yang juga merenggut nyawa 5 orang pengendara mobil lainnya. Rasa b

a di sekolah Bryan membuat Hans bisa lebih sering tersenyum saat ini. Sampai akhirnya i

bahwa putranya bukanlah seperti yang ia lihat selama ini. Bryan bukanlah anak baik dengan prestasi cemerlang di sekolah. Bukan, Bryan tidak sebaik itu. Jangan sebut guru guru di sekolah. Mereka bukan nya t

awa banyak penghargaan untuk sekolahnya tapi ia memang bukan anak baik. Ia

bil menggenggam tangan Hans. Hans menghela nap

n Nisa sebagai anggota keluarga baru, aku harap kamu mau sabar menunggu," jawab Hans sambil mencium tangan Rita dengan mesra.

kipun ia dijemput menggunakan mobil, tapi dengan teriknya matahari diluar membuat Bryan b

erlebih dengan cuaca hari ini. Bryan berpikir untuk pulang cepat dan berlatih berenang hari ini. Ia sudah lama tak berolah raga berat dan berenang s

ya bawakan tasnya," ujar pe

a ke kamar ya." Pelayan itu mengangguk mengerti. B

Alisha udah pul

n Besar sudah pulang dari jam 12 tadi," ja

h pulang? Dim

menyiapkan makan siang." Bryan mengangguk dan pel

ari ini ya. Ah mungkin ada berkas

bilyard berada. Bryan berjalan santai melangkahkan kaki ke arah pintu ruangan tersebut. Tapi

Nafas Bryan seolah tiba tiba berhenti menyaksikan yang terjadi di dalam ruangan itu. Bryan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Hans te

a dia adalah gurunya, Bryan pasti sudah memukulinya. Ketika Bryan membuka matanya lagi, mata Hans sudah melihat

ke belakang melihat Bryan yang berdiri terpaku di depan pintu. Rita

menyuruh Rita untuk tetap di ruangan itu s

Bryan berlari menuju kamarku di lantai tiga dan tidak menggubris Ayahnya, Hans yang mengejar di belakang. Bryan

r Bryan meneteskan airmatanya ketika berjalan menuju kamar. Hans masih men

a? Dengarkan Daddy dul

gar apapun!" jawab Bryan dengan nada tinggi. Bryan tak pernah sekasar itu pada Hans. Namu

ddy tidak pernah men

iat, Dad?" Hans menarik nap

dengan Daddy dua minggu lagi, j

benar-benar akan bawa wanita itu masu

rasa marah dan kesal yang luar biasa. Lalu matanya kemudian beralih ke sebelah kiri Hans. Belakang Hans, Rita ternyata sudah berdiri dibelakang sambil mengen

Bryan lalu langsung masuk kamar dan membanting pintu. Bryan mengunci pintunya dari dalam dan melemparkan tas sekolahnya dengan marah ke lantai. Ia kemudian m

ah. Ia membuang dan menghamburkan semua benda yang ada di atas meja bel

belajarnya sampai patah. Ia bernapas cepat seperti s

encoba untuk tetap bicara pada Bryan yang b

.." panggil Hans mulai putus asa. Rita kem

at. Ia tak pernah melihat Bryan semarah itu. Rasa bersalah mula menghinggapi perasaan Rita. Ia mencoba

angnya, dan pertama kali dalam hidupnya Bryan menaikkan nada bicara pada

bahan besar bagi Bryan. Perubahan yang juga akan menyeret

ak lama setelah tidak ada lagi suara diluar, Bryan keluar dari kamar dan pergi menuju rumah sahabatnya Arya. Cuma Arya yang bisa mengert

rsenyum ramah pada Bryan ketika melihat a

n membelai rambut Bryan. Bryan hanya mengangguk dan masuk ke dalam. Ia berj

mana kalo gue lagi ganti boxer kan jadi keliatan semua?" sembur Arya tanpa berhe

dan malah melemparkan punggungnya

h tak mau menjawab. Ia malah menutup s

in gua pani

mannya ini, dia tidak pernah seumur hidupnya hingga saat ini berdebat apa lagi bertengkar dengan Ayahnya. Bagi Bryan, Hans adalah dewa, orang yang

mar Arya diketuk. Sinta, Ibu Arya tersenyum

a,

n berdua, temani dia makan ya?" ujar sang Ibu memberikan namp

ta membalasnya den

. Arya meletakkan nampan makanan diatas meja. Ia lalu berjalan k

h sangat lapar. Waktu sudah hampir jam empat sore dan perutnya belum diisi makanan apapun. Ia a

nanggapi perkataan Arya, baginya Tante Sinta sudah seperti Mommy-nya. Dia bahkan tau jika Bryan lapar tanpa harus bertanya. Arya pun demikian. Ia selalu bisa membuat perasaan Bryan lebih baik

Ayahnya, Om Hans. Bryan pasti berpikir jika Bu Rita akan mengambil Ayahnya untuk dirinya sendiri. Meskipun sebenarnya bukan itu yang Arya rasa. Arya tau Bu Rita orang baik. Dia pernah mendengar sedikit cerita tentang bu Rita dan masa lalu nya. Dia ber

Arya hanya duduk dan terdiam cukup

rasa kesal dan marahnya hari ini. Arya mencoba mengalihkan pikiran Bryan agar ia

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Namaku ....2 Bab 2 Pertemuan Pertama3 Bab 3 Seharusnya Bukan Kamu4 Bab 4 Forbidden Love5 Bab 5 Pernikahan6 Bab 6 Cinta Lama Tak Pernah Mati7 Bab 7 Heartbreaker8 Bab 8 Membujuk9 Bab 9 Farewell10 Bab 10 Player And His Buddy11 Bab 11 180 Derajat12 Bab 12 Tak Menyesal13 Bab 13 Bertemu Sang Calon Alpha14 Bab 14 Bukan Perang Terakhir15 Bab 15 Janji Lama16 Bab 16 Sang Penjaga17 Bab 17 Kencan Semalam18 Bab 18 Berita Duka19 Bab 19 Janji20 Bab 20 Bukan Kencan Biasa21 Bab 21 Pulang22 Bab 22 Melepas Rindu23 Bab 23 Cinta Pertama24 Bab 24 ANNA25 Bab 25 CEO Baru26 Bab 26 Pertemuan Pertama ... Lagi 27 Bab 27 Orang Kaya Sombong28 Bab 28 Membekas Di Kulit, Membekas Di Jiwa29 Bab 29 Dia 30 Bab 30 Asisten Pribadi Baru31 Bab 31 Kebencian32 Bab 32 Kesempatan Kedua33 Bab 33 Hadiah Misterius34 Bab 34 Mendekat35 Bab 35 Dewa Arya36 Bab 36 Hutang Penjelasan37 Bab 37 Makan Malam Natal Pertama38 Bab 38 More First Kisses39 Bab 39 Bukan Arya Yang Dulu40 Bab 40 Tidak Akan Kembali41 Bab 41 Negosiasi Cinta42 Bab 42 Rencana Perjodohan Arya43 Bab 43 Rasa Yang Hilang44 Bab 44 Tempting45 Bab 45 I Do (Not) Love You46 Bab 46 I'm Sorry, No... I'm Not Sorry47 Bab 47 Saat Melihatmu Lagi48 Bab 48 Weekend Pertama Berdua49 Bab 49 Are You a Dream No...50 Bab 50 Dokter Hewan Kesayangan51 Bab 51 Darah Daging Yang Hilang52 Bab 52 Kejutan Di Akhir Ujian53 Bab 53 Mimpi Buruk54 Bab 54 Sakit...55 Bab 55 Cemburu56 Bab 56 Dia Sempurna57 Bab 57 Datanglah Bersamaku58 Bab 58 Liburan oh Liburan59 Bab 59 Please, Stay Off!60 Bab 60 Rencana dan Konfrontasi61 Bab 61 BOOM-merang62 Bab 62 Masa Lalu Yang Mengintai63 Bab 63 Tantrum64 Bab 64 Kejutan Lamaran65 Bab 65 Dewa Atau Iblis 66 Bab 66 Mencari Sekutu67 Bab 67 Milikku68 Bab 68 Dilamar69 Bab 69 Benarkah Aku Mengenalmu 70 Bab 70 Makan Malam Untuk Mily71 Bab 71 Happy Birthday Arya72 Bab 72 Aku Dalam Hatimu73 Bab 73 Pulanglah bersamaku74 Bab 74 Terpana75 Bab 75 Perjanjian Yang Tak Menguntungkan76 Bab 76 Kenyataan Yang Menyakitkan77 Bab 77 Aku Tak Bisa78 Bab 78 I'm Not A Fuck Boy79 Bab 79 Mendiamkan Kekasih80 Bab 80 Rindu Yang Terikat81 Bab 81 Pernikahan82 Bab 82 New Chapter 83 Bab 83 Sebuah Rencana84 Bab 84 Pengantin Yang Kabur85 Bab 85 Melupakan Si Duo Player86 Bab 86 Kucing Nakal87 Bab 87 Pengakuan Nisa88 Bab 88 Jangan Tinggalkan Aku89 Bab 89 Setelah Mabuk90 Bab 90 Hukuman91 Bab 91 Menjahili Bryan92 Bab 92 Konsekuensi Dari Pilihan93 Bab 93 Biar... Kita Lupakan Dulu (++)94 Bab 94 Kamu Bukan Untukku95 Bab 95 Tantangan Bukan Taruhan96 Bab 96 Lamaran Arya97 Bab 97 Kesatria Berzirah98 Bab 98 Pandangan Pertama Juan99 Bab 99 Dari Dalam Hati, Dari Dalam Jiwa100 Bab 100 Letupan Cinta