Obsession Or Love
h sejak tadi Hera menunggu kedatangan Alexa karena ingin menyampaikan kabar tentang dirinya yang akan merayakan ulang tahun. Tap
t Alexa sejak duduk di bangku Sekolah Dasar yang sampai sekarang ini selalu bersama-sama dengan Alexa. Rasa kantuk dan kesedihan Alexa s
a lain. Alexa kaget ketika tahu Renatta dan kekasihnya ternyata sudah putus, padahal yang membuat Renatta semangat kuliah dan selalu ceria adala
lu deh nih gue mau kasih undangan dulu sama kalian." Hera
an di wajahnya. "Cie yang mau kep
ik gue lanjut kuliah sampe S2 dulu daripada menikah muda, git
ya besok malem ya 'kan? Gue bagus
rena itulah warna kesukaan Alexa. Namun kali ini, dia membuat Hera dan Renatta tercengang dengan pertanyaannya. Hera dan Renatta menatap Alexa penuh s
i ya? Kenalin dong siapa
ggak, masa iya gue mau pacaran lagi. Kan lo berdua juga
u lah Re. Anak dari jurusan seberang yang ganteng itu, tapi sayangnya
ua bola mata Ale
i kedua berlangsung dengan khidmat, semua mahasiswa dan mahasiswi mengerjakan soal dengan serius dan sungguh-sungguh. Namun
ikan Alexa tanpa disadari oleh Alexa. Waktu terus berputar tapi Alexa masih belum bisa fokus mengerjakan soal-soal, dia tidak mengingat
yebelin!" t
ang serius dengan Erlangga. Sama seperti Renatta, awalnya memang dia berpikir yang sama dengan pemikiran orang-orang yang ada di kelas
anya Pak Kadek da
aruknya pelan. "G-gapapa pak, maaf
alnya Lexa. Waktu sisa lima m
*
asih siang. Namun Alexa tidak, dia mengingat janjinya dengan Vero kemarin. Siang ini Alexa akan menemani Vero jalan-jalan untuk mer
ero tersenyum melihat kedatangan Alexa, lalu lelaki itu langsung membukakan pintu mobilnya untuk Alexa. Sepanjang perjalanan menuju re
nan serta sebuah kue bolu rasa vanilla dengan lilin angka 22 di atasnya yang menyala. Vero dan Alexa duduk saling berhadapan, jantung
ngan potongan kue pertama gue kasih buat lo." Setelah
an tangan bergetar, membuat Vero meras
tanya Vero denga
suka sama lo. Eum tapi tenang aja gue cuma jujur aja sama
ru saja berkenalan tapi Alexa sudah langsung menyukainya. Raut wajah Vero berubah menjadi datar, berarti dia selama beberapa ha
g selalu malas, tapi tetaplah Devi satu-satunya perempuan di hatinya. Vero memaksakan senyumnya, menatap Alexa yang masih menundukkan kepala
gue udah punya pacar," tolak Vero secara halus. "Tapi gue j
ue udah bilang kalo gue cuma mau jujur aja, gue ngehargain banget cewe lo
agi, ya. Karena gue udah ada cewe, dan gak mau ng
erima, karena Vero malah menyalahkan dirinya. "Tapi gapapa Ver, gue jadiin semua sebagai pelajaran. Lain kali gue ga boleh deketin cowo orang, betul 'kan? Ya udah kalo git
a matanya. "Hancur p