Menjalani Takdir Sebagai Istri Kedua
kamar mandi tak lupa membawa baju gantinya. Sedangkan Rani
ewati kamar mandi. Tak di sangka saat Rani akan melewatin
Rani pelan, kaget. Untu
a berdua malah terdiam. Lama menunggu Haidar tidak menga
Rani dengan nada rendah, Haidar m
pan tas pakaiannya. Sedangkan Rani berhenti di ruang tengah,
alan jongkok karena jaraknya tidak terlalu jauh. Ia melihat Haidar
i untuk hari ini sudah habis. Padahal tadi pagi sampa
ngkok mendekati Haidar,
ya, seketika mengucap dalam hati kaget melihat Rani berad
hm?" ta
bapak malah tidur disini" jawab Rani
i ini. Ia harus menunggu besok hari, untuk berbicara panjan
istri kecilnya siapkan. Setelah gelas itu tandas tak ber
an adanya Rani di hadapannya, Haid
r di kasur saja pak"
arang, saya tahu kamu butuh waktu u
n. Memang benar ia butuh waktu, tapi bukan berarti ia akan membiarka
rus berjalan, Rani tak kunjung membaringkan tubuhnya. Sebelum waktu berangkat
elap. Ia lantas membawa bantal juga selimut besarnya. R
ibuk membentangkan selimut. Sebelum selimut tersebut men
dar. Matanya tak lupa menatap was-was takut Haidar terbangun. Saat
uga harus menceritakan tentang hal tadi saat Haidar berada
nya menuju alam tidur. Rani tertidur, kini Haidar membuka matanya
Haidar merasakan kehadiran. Ia sedikit was-was ta
lama juga ia merasakan ada yang tidur di sampingnya. Padahal Haidar sudah men
rang ini, bukankah seharian tadi dia tidak mau berdekatan de
asa nyaman. Kini kantuk mulai menghinggapinya, ia mulai
*
ngnya. Di sana bertengger apik tangan milik Haidar, itu artinya kin
nanti. Rani merasa tak kuasa, ia tidak tahu nanti harus meng
a melihat dengan menggunakan mata ayam. Bibirnya ters
ntalnya sekalian. Haidar tidak menghentikan Rani, ia
dengar suara mengaji milik istri kecilnya. Menerima perjodohan ini tanpa tahu
tahu bagaimana reaksi istri kecilnya besok. Seharusnya itu akan menjadi pertan
ama-lama. Takutnya Haidar akan bangun untuk mendi
*
erkumandang. Haidar bergegas ke kamar mandi untuk bersiap-siap. Ia menyempatkan
membuka kerudung sama sekali. Haidar melihat lebih dekat
tidak mengadukan kesedihannya hari kemarin.
i koko juga sarungnya. Sebelum keluar ia kembali ke ruang tengah, denga
an matanya, merasakan sesuatu mendarat di keningnya beberapa detik lalu. Ta
a. Rani lantas membuka mukenanya, ia akan bersiap untuk sholat. Rencananya se
*
pai membuat ia tidak mendengar pintu terbuka. Haidar masuk mengucapkan salam dengan
ketahuan Haidar langsung kembali keluar. Maaf Haidar ucapkan
pada Haidar. Biarlah, biar ini menjadi rahasianya dan Allah. Rani
sana ia melihat Haidar duduk di samping pintu. Hatinya jadi bimban
ah pulang?
mencoba memperlihatkan raut wajah