Dokter Mafia Tampan
ata kasar, dan adegan berbahaya l
*
ebih ia belajar tentang ilmu kedokteran di London. Ia menarik kopernya,
g katanya ingin menjemputnya. Lama Gavriel menung
gan Papinya, sebab Maminya telah lama meninggal sebab itu Gavriel lebih memilih belajar ke luar Negeri dari pada di tan
liat gue mati berdiri!" maki Gavri
rfum perempuan tercium di
l, tentu paham dengan kemesuman saudaranya sejak ia m
uys," jawab
kit kelamin baru tau rasa
gedo'ain gue si
Sebab memang dirinya yang selama ini tak memiliki rasa ketertarikan k
n tidur di kasurnya. Ia merindukan kakeknya. Sejak Maminya meninggal, ia sangat de
tanya Gavriel, malas j
sudah jelas atas nama lo, di sana juga ada Oppah, tapi sepertiny
ion yang di tinggalinya langsung pindah nama Gavriel. Puncaknya maminya m
a kecelakaan, saat itu Gavriel baru lulus SMA. Rian sendiri korban perceraian orang tua
gue capek,"
menuju ke parkiran
g gadis yang akan mennyebrang jalan. Rian menghentikan mobilnya, menatap gadias itu nyalang, namun saat gadis itu menoleh, Rian di bua
mata, bodoh!" maki Gavriel,
salah sebab melewati marka
, Rian menongolkan kepa
nnya kita bertemu kembali," Rian melambaikan tangan. Lalu melajukan kembali mobiln
ngan. Gavriel tak peduli. Namun tiba-tiba pikiranya sepintas ingat gadis yang barusan hampi
ak?" tan
g yok?" ajak Gavriel. Rian melengos, tahu tuan mu
"gue pen makan p
nasi, kangen."
an di warteg
arteg yang bangunannya sudah modern tersebut. Di s
nya dengan nasi putih, tumis kangkung, orek tempe, telur balad
ia pesan es jeruk sebagai minumannya. Rian sendiri ia hanya minum saja, melihat Gavriel makan su
lam warteg. Sebentar
gin membayar namun lupa, uangnya masih
nan gue!" serunya
makan gue yang haru
tainya. Lupa sih kalo Gavriel sudah lama di London, mana tah
yang di tanya lagi senyum-senyum sendiri sebab melihat pelanggannya y
ga puluh tujuh
lembar seratus ribuan, Gavriel segera menarik tangan
ab Gavriel, asal. Membuat pelanggan lain menoleh ke
ihan juga dengan mbak-mbak yang gak bersalah itu dapat pelampia
luar jendela mobil Rian, sekali-kali ia tersenyum jika mengingat m
ngingat perlakuan Papinya. Demi membela sang
fesional, beliau juga pemilik tunggal rumah sakit terbesar di pusat kota, rumah sakitnya kini di kelo
geri. Sebentar lagi jabatan kepemi
*
nza Adeeva
ggung. Ayahnya memiliki perkebunan kopi di lereng gunung sumbi
adikan kambing hitam oleh kedua kakak perempuannya, kakak pertamanya laki-laki, setelah kuliah ia lalu menikah, dan m
sepupunya yang memiliki ibu tiri yang sangat ba
ktu itu di usir ayahnya sebab memilih menika
sangat ia kenal kebejatannya. Ia pernah menghamili teman sekelasnya lalu memintanya menggugurkan kandungannya, dan b
sebab itu dirinya memilih kabur dari rumah. Sayangnya ia tak tahu alamat lengkap ataupun nom