Jalan Hidup Kita
gi hal yang istimewa. Meski begitu ikatan sudah pernah terjalin diantara dua keluarga. Dua orang asing yang seharusnya menjadi pasanga
adalah, Gray dan Amayra. Dengan kata lain, Gray menol
kakimu yang
obati sendi
n tanda akan berhenti. Mata hitam Gray terus mencari, mungkin saja dia menemukan Amayra di luar sana. Sementara gad
dah leb
dak sakit lagi! Terima kasih untuk
erburu-buru dan tidak bisa m
rjanya sudah dekat setelah s
ka
egitu sa
ia
ntikan pergerakannya hanya untuk melihatnya terdia
ia pulang saja karena keadaannya saat ini sangat buruk. Tapi kalau dia membolos kerja, atasannya pasti akan memotong gaj
rkurang dan gaji dipotong minimal dia mendapatkan uang. Be
anya luruh bercampur
Kenapa Tuhan mela
dak tertahankan. Perhatian Mia teralihkan dengan sesuatu di depannya. Seorang wanita berdiri di tengah jembatan menatap sungai yang mengalir deras di bawahnya, wanita ters
nkah di
ari menuju wanita itu. Mia meraih tangannya dan menar
" Mia berteriak, suara yang biasanya lembut kini terd
untuk bahagia, hanya dengan memiliki harapan dia akan men
ngecewakan semua orang. Aku tid
ap wanita yang me
iap hari dia harus menjalani pengobatan menahan setiap rasa sakit hanya
a, "Kau anggap apa nyawa seseorang itu, mempermainka
li diri karena hampir saja melakukan sesuatu yang
lau mereka yang disisimu menghilang
Mia dengan penuh harapan. "La
Semua yang buruk hari ini akan menjadi baik di
mayra, air mata mengalir de
an bertanggung jawab jika kau me
gan air hujan, dia menatap punggung Mia yang semakin menjauh. Amayra bersyukur dia bertemu Mia malam in
ku dengan cepat padahal te
lnya bersama sang istri. Semalaman dia mencari Amayra, langkah kakinya terhenti saat dia mendengar suara dar
ana saj
noleh melihat Gray yang
an sarapan untukmu!" nada suara Amayra ter
ulang lagi. Kau pergi tanpa
aa
. Dalam pelukan pria itu Amayra m
aku tidak bisa membahagiakan dirimu. Tapi ka
pan Amayra. Gray menatap wanita di depannya, bagaimana mungkin
rtahanlah sedikit lagi. Tidak,
n dia memberiku waktu puluhan tahun aku tidak akan bis
tahankan cinta kita meski harus melawan ibu ku sendiri!" Amayra melihat amarah
a, "Maaf, tapi aku sudah mem
ampakkan dirinya, ini seperti dia sudah dibuang. Gray ingi
ra
a, pria itu pergi meninggalkannya
ggerogoti secara perlahan. Amayra merintih kesakitan, dia jatuh berlutut di lantai yang
penyakit ini dia akan menerimanya. Dia tidak akan merasa berat saat pergi karena sudah tidak memiliki apapun, sepertinya ucapa