Ena-Ena 21+
pasangan masing-masing, untuk merayakan kebahagiaan di antara mereka. Erna merasa perasaannya yang aneh semakin terasa
Lurah Sindu memandang Bu Nina dengan penuh kagum, dan hatinya terasa seperti terjepit saat melihat kedekatan mereka. Meskipun
ng lain. Namun, setiap kali pandangannya melihat ke arah Pak Lurah Sindu, hatinya berdesir aneh. Ta
ak LurahSindu dan Erna diam-diam saling melirik. Erna melihat ekspresi Pak Lurah yang sulit diartikan. Ada sesuatu di mat
makan malam, Erna merasakan ada sesuatu yang berubah. Pak Lurah Sindu beran
inggir halaman, menjauh dari keramaian. Erna mencoba me
a?" tanya Erna den
man. "Saya melihat Bu Erna dan suami sedan
ma kasih, Pak LURAH. Kami m
anya, "Tapi saya juga melihat
yutan di dadanya semakin cepat. "Apa yan
n di mata Bu Erna," ujar
ketajaman pandangan Pak LURAH. "Saya t
aya salah, Bu Erna. Saya hanya ingin tahu, apa a
ha menjaga ketenangannya. "Tidak, Pak LURAH. Saya ba
iklah, kalau begitu. Saya di sini jika
semakin membingungkan. Setiap pandangan mereka menjadi lebih dalam dan penuh makna. Meskipun masih
menyiram tanaman, Pak Lurah Sindu muncul dengan se
nyapa, "Pagi, Pak LURAH. Sa
keheningan yang menyenangkan dan sulit diungkapkan. Rasa penasaran dan ketertarikan di antara
*
tornya karena adanya pekerjaan lembur yang mendesak. Erna duduk sendirian di ruang tamu, berpikir sejenak tentang kese
ganggu malam-malam begini,"
h, ada yang bisa saya bantu?
an kamar saya tiba-tiba mati lampunya. Apakah Pa
ujung telepon. "Tentu, Bu
erikan kesan seolah-olah tidak ada yang aneh. Tak lama kemudian, P
asih sudah datang," sapa E
. Ada di mana bohlam yang per
menunjukkan ketidaknyamanan di hadapan Pak LURAH, Erna berbicara, "Saya tidak tahu
ncoba memahami masalahnya. "Mungkin hanya pe
, dan mereka beralih ke kamar Erna yang juga mengalami masalah yang sama. Suasana menjadi semakin i
kata Pak Lurah sambil merapikan pakaian kerj
Pak LURAH. Saya tidak tahu apa yang
Erna. Saya senang bisa membantu
, Pak LURAH, saya merasa agak kesepian malam ini, dengan Tarso sedang l
etuju, "Tentu, Bu Erna. Saya senang
cakapan mereka melaju dari satu topik ke topik lainnya. Pak Lurah Sindu terlihat
memberanikan diri untuk menatap Pak Lurahdengan senyuman malu-m
u Erna merasa lebih baik. Saya seharusnya pulang sekarang. Maaf jika
eraih lengan Pak Lurah dan berkata, "Jangan, P
iap untuk meninggalkan rumah Erna setelah berhasil
tens, dan meskipun tak diucapkan dengan kata-kata, keduanya bisa merasakan getaran hasrat yang terjalin di
ah. Pintu tertutup rapat di belakang mereka, memisahkan mereka dari dunia luar. Erna bisa merasakan denyutan d
amu," ujar Erna dengan suara lembut, mencoba me
penuh dengan ketegangan yang tak terucapkan. Erna mempersilakan Pak Lurah duduk di sofa, dan dia sendiri du
Erna merasa jantungnya berdebar-debar, dan begitu juga dengan Pak Lurah Sindu yang tampak sulit untu
engan gemetar, ia menatap Pak Lurah Sindu dan berkata, "Pak LURAH, saya... saya tidak
nuh pengertn. "Saya juga merasakannya, Bu Erna. M
ua beralih ke arah kamar Erna, seakan tarian takdir membimbing langkah mereka. D
rna dan Pak Lurah Sindu saling menatap, kini tak ada lagi kata-kata yang perlu diucapkan. Mereka me
rlibat dalam ciuman yang penuh gairah, memadukan rasa hasrat dan cinta. Erna merasakan detak jan