Ena-Ena 21+
yutan detak jantungnya yang semakin cepat, seolah-olah melawan irama musik erotis yang tercipta di antara me
menikmati tubuhmu," ucap Tomas lagi, suaranya penuh kel
u lebih lama, Tomas meraih wajah Marni dengan lembut. Rambut panjang Marni yang terurai diapungkan
iman yang telah lama terpendam, merasakan hangatnya sentuhan yang membakar keinginan di dalam dada mereka. Desah
gerakan tangan dan ucapan rayuan yang menggoda dari mulut Tomas. Langkah mereka berdua terasa berat namun penuh h
r yang mewah, tubuh Marni dan Tomas menyatu dalam alunan keinginan dan nafsu yang sulit untuk dijelaskan deng
ncumbu tubuh montoknya itu. Sementara Tomas dengan lincah terus bergerak bergerak memaju mundurkan
h polos di atas ranjang kini bergema di kamar itu dan suara kecupan dua bibir yang
etar sambil terus bergerak mencumbu tubuh Marni dan sang pembantu hanya bisa mengikuti ara
ria setelah tak didampingi suaminya. Sementara Tomas yang memang sudah lama mengincar Marni merasa begitu bergairah
i pun semakin menegang karena mereka berdua merasakan akan
ap Tomas dengan suara gemetaran dan wajahnya memerah sambil
k....barengannn!" Marni pun merespon ucapan sang majika
gan Tomas menghentak dengan kencang berkali-kali tubuh Marni di bawahnya terasalah oleh mereka kedutan hebat d
h batang tegang dan besar milik sang majikan yang sedang masuk seluruhnya sambil
tttt...Serrr...Serrrr...A
al-sengal. Udara di kamar itu penuh dengan aroma keintiman yang baru mereka alami bersama. Marni men
an mental Marni yang mungkin muncul di dalam diri Marni, menyentuh lembu
ba tersenyum. "Ya, tuan
*
n hasrat terpendamnya kembali merayap ke permukaan. Marni duduk di tepi tempat tidurnya, merenung da
rasa hasrat yang tak terbendung memenuhi benaknya. Ia merindukan sentuhan
an gairahnya. Layar kecil itu menjadi jendela ke dunia yang penuh keintim
intu kamarnya. Marni segera menutup layar ponsel dan merasa detak jantungnya berdegup kencang. Tanpa menu
Marni, suaranya sera
rti. "Tania sedang tidak di ru
mengambil alih. "Ya, tuan. Saya memang lagi pengen banget,
mbali dipenuhi dengan ketegangan dan antusiasme yang sulit diungkapkan dengan kata-
kan dirinya didekati, merasakan sentuhan lembut Marni yang semakin agresif. Mereka terl
dewasa di layar ponselnya. Layar kecil itu menjadi saksi bisu saat mereka meni
bercinta semacam ini," ujar Toma
erkilau. "Saya senang bisa memb
dan mengikuti irama keintiman yang mereka ciptakan. Percakapan mereka terisi
terbaring lemas di tempat tidur, napas terengah-engah.
a merasakannya," uca
ni, ini adalah sesuatu yang
erdua. Marni menyadari bahwa keintiman terlarang ini akan selalu membawa konsekuensi yang ti