KONTRAK CINTA DENGAN SAHABATKU
a?!" keluh Arlando
pria tampan itu tidak perna
ak ingin semua fasilitas kemewahan yang selama ini dinikmatinya dicabut sang Papi
e depan, kamu harus membawa calon istrimu ke rumah! Titik!" ucap
au pacar saja aku tidak punya!" jawab Arlando kesal. "Papi piki
i air dan minyak, tidak bisa bersatu. Heran deh, apa tid
diminta cari istri, susahnya minta ampun! Percuma punya wajah
mudah didapatkan seperti menjentikkan jari?! " u
Papi harus turun tangan! Memimpin perusahaan besar saja bisa
ngat dihormati dan disegani dirumahnya ini.
ak bisa membawa calon mantu buat Papi dan Mami," Papi menjeda kalimatnya, menatap tajam pada
ra satu biji wanita, aku yang jadi k
suami dan putranya. "Ganti dong jangan biji! Tidak enak didengar! Dari
g duduk di antara mereka berdua. "Kalau buka
an kaum hawa," jawab Mami bangun dari duduk kemudian langsung pergi. "Lama-lam
punya waktu 3 bulan untuk membawa calon mantu ke rumah ini! Kalau tidak bisa, nanti Papi aka
odohkan! Tuan besar Theo, ini bukan jaman Siti Nurbaya!"
tok
Arlando langsung buyar begitu pendengarannya menangka
udah sangat hapal dengan su
gelas air putih dingin dan beberapa camila
lando tidak bersemangat langsung
i heran melihat putra semata wayang majik
langit-langit kamarnya. "Bi
Bibi langsung berdi
tanya Arlando tanpa mengalihkan pa
i kaget, mimpi apa semalam sampa
tangganya yang nampak kebingungan.
jakan?" tanya Bibi langsu
jawab Arlando. "Hanya hatiku yang tida
muda ini, ada hubungannya dengan pe
satu biji wanita?!" ucap Arland
wajah anak asuhnya y
as penderitaan ku! Ya Tuhan, malang sekali nasibku! Di mana aku har
lan di mall seperti anak muda yang lain atau nongkrong di cafe-cafe yang banyak
ada betulnya juga," ucap Arlando dalam hati. "Yes! Tidak ada salahny
embuat si Bibi jadi ketakutan. "Tuan, tuan muda," panggil bibi. "Eh, kenapa dia? Kesam
..
r mata berjatuha
dan emosi yang tertahan menatap kek
bentar saja, Qeiza!" ucap
nahannya pergi. "Jangan sentuh aku! Kamu tid
amar membela diri. "Apa yang kamu deng
ik Damar. "Bohong?! Lalu, bagaimana dengan bu
menatap bingu
aku ingin putus." Selesai bicara, Qeiza langsu
k berlari m
san dalam keadaan emosi, itu tidak baik!" Damar
epis tangan pria itu. "Minggir
tidak akan menyentuh lagi. "Ok! Ok! Tapi den
amantio!" ucap Qeiza galak. "Bagiku, apa yang telah aku lihat su
idak mengerti dengan apa yang
a yang ada di belakangmu itu?! Gadis y
elihat siapa orang yang Qeiza maksud. Se