Skandal Cinta Saudara Angkat
" teriak seorang wanita muda bernama Wulan Prabu Aditama.
n mendekat!" Wulan sekuat tena
ntak pria itu seraya menangkap t
berontak, akan tetapi perlawanannya sia-sia.
t ini sedang dalam keadaan mabuk. Pria itu sama sekali tak menghiraukan tangisan dan teriakan sang
am yang begitu mencekam. Dimana hujan turun begitu deras disertai gemuruh petir yang menggelegar, seolah menjadi latar yang b
ngkungannya. Damar mulai mencium bibir Wulan dengan kasar. Sementara,
teriak histeris. Namun, teriakan itu s
melekat di butuh Wulan. Pria itu kemudian tersenyum smirk ketika melihat pemandangan yang begitu indah di ba
ulan terdengar ketika
erujar dengan terbata disertai desahan saat kini
un kau mengerti! hahah mari kita nikmati malam ini sayang, aku a
a lebih pada sentuhan Damar. Sementara, otaknya menolak karena mengingat statusnya dengan Damar saat ini adalah kakak
Wulan menjerit merasakan sakit dan perih yang tak tertahan k
ang selama ini melindungi dan menyayanginya. Pria yang selalu ia sebut dan ia anggap sebagai super Heronya k
sobek oleh inti tubuh Damar. Sementara, Damar, pria itu terlihat begitu menikmati permainannya. Pria itu mulai menggoyangkan pinggulny
tu terdengar begitu menjijikan di telinga Wulan. Sungguh betapa teganya Damar disela-sel
i tak ada lagi penolakan dari Wulan, tubuhnya sudah begitu lemas. Wanita itu kini, s
Wulan, tanpa ampun. Damar pun ambruk di samping tubuh Wulan dengan peluh yang membasahi kedua tubuh polo
erisak kemudian membelakangi tubuh sang kakak. Air matanya tumpah begitu
beradik kandung. Iya, ternyata Damar dan Wulan bukanlah saudara kandung. Wulan ternyata adalah putri yang diambil oleh Tuan Prab
Wanita berparas cantik itu tak bisa memejamkan matanya. Rasa be
ngis saat perih di inti tubuhnya terasa nyayat. Dengan penampilan yang k
ut. Tak ada kata, hanya air mata yang mengalir diiringi kucuran air yang mengalir di sekujur tub
gan sangat kasar. Wulan merasa tubuhnya begitu kotor. Wanita itu berharap dengan menggosok-gosokan
a semua ini, kenapa!!" Wulan terus menerus mera
hu tentang semua ini. Bagaimana ia harus menghadapi masyarakat nantinya. Sun
gigil. Namun, wanita itu sama sekali belum mau beranjak. Ia merasa tubuhnya .asih sang
at pucat. Bibirnya pun terlihat membiru dan bergetar tapi lagi-lagi Wulan
ujar Wulan membatin terisak d
losnya. Wanita itu sudah tak sanggup lagi menahan dinginnya air. Tubuhnya lemas dengan luka yan