Kutunggu Jandamu
lalulintas. Sejak sang ibu tiada, dan Thomas mulai mengencani perempuan lain, Benara pun mulai bernegosiasi pada dirinya. Sulit untuk menerima jika san
bagi Thomas adalah usia yang sudah sangat matang untuk menjalani sebuah hubungan. Namun, Benara masih enggan untuk membuka hati. Semua itu terjadi karena
kinya sendiri, dan tinggal dirumahnya sendiri. Bukan berarti Benara tidak menganggap Thomas lagi, ha
r?" tanya Thomas denga
sini? Dia juga khawatir sama Ben, Pa. Laras juga mau peluk Ben. Masa Papa nggak
dak kikuk, salah tingkah. Dia tidak tahu harus ber
Papa lebih formal lagi. Papa tunggu di rumah," ucap Thomas dan langsung m
sang ayah menghilang dan pintu kembali tertutup rapat, barula
gai seorang bos telah jatuh di hadapan Laras. Laki-laki itu segera menoleh gu
betah berlama-lama bicara dengan ayah saya. Maaf kal
gguk satu kali. Dia masih belum tahu apa sebenarnya yang hendak dilakuka
. Tapi sekarang saya mengerti," jawab Lara
mengangguk-a
egitu sa
i?" Lagi-lagi Benara memotong ucapan Lara
h?
asti tidak percaya kalau saya punya hubungan khusus dengan perempuan. Hanya satu malam i
, Pak
Ah nggak-nggak, jangan besok. Besok kita ada pertemuan dengan Pak David. Besoknya lagi sa
n ucapannya. Dia saja bingung, alasan apa yang harus dia kataka
malam ini terpenuhi. Sebentar," kata Bena
yang harus dia buat untuk membuat Benara yakin kalau dia tidak bisa melakukan pinta bosn
sakit dan bawa beberapa barang yan
pala Laras langsung menoleh.
ang aja," tanya Benara tak tahu kalau L
nya, bingung harus mengatakan apa. Semuanya terlalu mendadak, dan tidak terkendali. Bagaimana kalau Reza tahu kalau dirinyalah yang a
saya tidak bisa.
Laras. Si empunya ponsel segera mengguli
nomor 2," jawab Benara dan s
sakit. Dia benar-benar takut kalau Reza memarahinya saat laki-laki itu tahu semuanya. Semakin kali?" tanya Benara begitu ponse
Reza dari tim marketing?" Alih-alih menjaw
tan. Kamu baru dua bulan, 'kan masuk perusahaan? Seharusnya kamu juga
Napasnya semakin tak beraturan. Berulang kali Laras meyang sudah duduk di atas ranjangnya. Keduanya menoleh ke arah yang sama dan mendapati sos
Reza sempat terjeda saat mendapati potret Laras
andang, sebelum akhirnya suara Benara
sama sekali ng
menutupi raut wajahnya yang tampak mengenali Laras. Laki-laki itu bersika
ta Reza sambil meletakkan beberapa paper bag di atas meja
natap Laras di sisi kirinya. "Ada lagi yang kamu
ri-curi moment untuk menatap ekspresi suaminya. "Ti-tidak, Pak,"
Maaf harus merepotkanmu malam-malam sep
ana pun." Reza menunduk kecil bentuk hormat. "Kalau begitu saya pam
gera pamit pada Benara dengan dalil ingin ke toilet. Yang membuat Benara mengerutkan dahi
narik lengan Reza untuk mengh
tung
an Laras padanya, langsung saja menarik Lar
? Ini di tempat umum. Kenapa harus manggil kayak gitu?" e
ak bisa nemanin dia bermalam di sini. Mana bisa aku satu kamar sama la
dia minta kamu buat nemanin dia? E
gak penting, yang
langsung di jawab? Kamu lama-lama
egun, lang
nya, Mas. Katanya dia bakal kasih bonus cuti sama bonus t
ilang sepenuhnya. Entah kenapa, alih-alih tumbuh rasa
uang," ungkap Reza diluar nalar. "Wau... Laras. Aku nggak nyangka ternyata kamu berguna juga. Ini kesempatan bagus buat kita. Kamu dapa
apa
emua mahar yang aku kasih ke kamu waktu itu. Kalau udah lunas, kamu bisa bebas. Mau sama dia, sama laki-la
lengos pergi, meninggalkan Laras dengan segala rasa sakit hatinya. Semua kata-kata Reza t
engatakan hal tersebut? Bahkan dia rela meliha
yang m