Luka Sang Bidadari
a agar tidak ada siapapun tahu bahwa dia sedang menangis. Alina merasa kecewa dengan semua yang telah terjadi dalam hidupnya. sejak kecil, Alina merasa tidak pernah ada kebahagiaan y
tok...
a habis menangis, dia pun perlahan menuju arah depan rumah dan membuka pintu ternyata itu adalah Raka. Raka sudah kembali dari Jakarta dia tersen
gis?" Tanya Rak
ana pernah nangis." jawab Alina s
batku ini sedang sedih, coba kamu perlahan ceritakan apa masalah yan
ika memang Alina dan ibunya memiliki hutang yang sangat besar kepada seorang rentenir desa bahkan, jika memang Alina tidak bisa melunasi hutang tersebut Dia terpaksa harus menikah dengan laki-laki itu. Namun
emuanya aman" jawab A
engan keluarga dijakarta
an mamanya lakukan semua akan terjadi. namun raka sudah meminta waktu satu minggu untuk membawa calon istrinya ke rumah teta
a adikku ya gitu deh tidak ada yang sp
tuamu makanya aku yakin kamu tidak akan balik lagi ke sini dan mungkin akan melu
odohkan oleh wanita bernama Alisia pilihan dari sang mama. namun Raka menolaknya, dia bilang bahwa dia memiliki seorang calon istri akan tetapi Raka masih
orang tuaku apa yang akan kamu lakukan Alina? "Tanya Raka mencoba untuk
hu pasti Mama kamu sangat menyayangi kamu." jawab Alina membuat Raka terdiam , apakah mungkin Alina memang tidak memiliki
kan selalu sama kamu terus Alina dan kita tidak pernah pisah sedetikpun "ucap
nya kita memilih kebahagiaan kita masing-masing dan aku percaya pria baik seperti kamu pas
an bagaimana jika memang Raka harus menikah dengan jodoh yang sudah dipilihkan oleh sang mamah, apa mungkin Raka akan siap jika dia bahagia tanpa cinta dengan wanit
ku yakin tidak ada yang mau sama kamu Raka selai
a alina? "Tanya
apapun pasti akan ngantri untuk bisa menjadi istri kamu tapi satu sifat kamu yang tidak berubah dari kecil sampai sekarang yaitu cuek dan jutek ser
selalu menutup diri bahkan temannya mungkin hanya Alina saja sehingga rasanya sangat canggung jika harus bersikap romantis di depan
a istri aku nanti." jawab
nikah nih hahaha." sahut Alina tertawa
ina tahu saja menekuk wajahnya seolah memiliki sebuah masalah yang tidak bisa dia bagi terhadap Raka namun Raka tetap bahagia