Mendadak Dinikahi Om-Om
akan-akan siap untuk menerkam lawannya kapan saja. Sementara Bastian yang baru bangun dari tidurnya masih
ie doang? Bisa-bisanya
nyudutkannya, sembari menunggu respon dari laki-laki
lupa," sahut Bastian yang membuat Nala langsung tersenyum senang m
ahat banget
sisa-sisa minumnya semalam. Diliriknya ke arah Nala yang tam
ak
Ia langsung bangkit dari posisi duduknya, meraih tote bag
gg
cekal oleh seseorang, netranya memicing
ari posisi duduknya, sebelum mengalihkan pand
*
sendiri masih canggung dengan orang asing di sampingnya saat ini, sedari
ya naik apa
dangannya ke arah su
nggak? Biar enak ngga
a yang tengah diajaknya bicara hanya menoleh sekilas ke arahnya. Ma
hatan Nala. Bukankah itu membuktikan kalau tebakannya ben
nggak nanti
al
awab Nala
awaban dari suaminya, tapi hanya ada keheningan. Ditariknya nafasnya perlahan, ia tau tak ada sesuatu yang
ak bude
ya ini benar-benar frontal. "Astaga. Ka
aki di sampingnya ini, bahkan setelah mobil kembali berjalan. "Om punya niat apa? Om k
ma kita," sahut Bastian cepat. Telinganya
erasaan suka. Wah, tiba-tiba saja ide gila muncul. Haruskah ia merealisasikannya? It
aku l
di sampingnya kini belum makan apapun. "Aduh, gimana, ya
ia menarik garis senyum di bibirnya. "Om, gimana kala
kamu g
ga kok, jadi masih aman. Anggap aja ini sebaga
a sebagai permintaan maaf karena ucapannya semalam. Mobil yang dikemudikannya melaju sema
erputar menghadap laki-laki di sampingnya saat ini, ia tak bisa menyembunyikan rasa penasar
nya tadi dengan kasar, lalu keluar begitu saja dari mobil. Bastian hanya bisa menggelengkan kepala
an Nala. Setelah menunggu hampir 10 menit, makanan yang keduanya pesan pun datang. Pramusaji menyajikan
saat Nala langsung menyerang semangkuk
tanpa mengalihkan pandangan pada lawan
terulur untuk meraih sendok dan garpu. Keduanya mulai menikmati sa
O
mm
a yang montok d
uk
nya, tak siap dengan pertanyaan yang baru di dengarnya tersebut. Dengan kas
pusat perhatian orang-orang. Tak salah memang, sebab perempuan di depanny
nanya gi
semok perempuan tadi, tapi body
ar bumi, orang-orang tengah menatapnya dan Nala den
-basi lagi, Bastian langsung menarik tangan Nala, mem
Om. Jangan
ak
a ini dengan tatapan kesal bukan main. Baru pertama kali ini dirinya
ok nggak bisa dikontrol? Astaga
" Nala berbalik menatap tajam laki-laki di sampingnya s
berbalik. Harusnya Ba
u nanyain itu di sana. Aku tadi cuma keinget sama pesan Mama,
e
ing, susah payah baginya untuk menelan ludah.
an cerain