Skandal Panas Presdir Tampan
an ibunya, Carol D'Arcy, dikenal sebagai pengusaha property terkemuka di Kanada. Pilihan besar menghadang Damien ketika ia lulus kuliah pada usia 21 tahun. Ayahnya menawarkan du
tel bintang lima pertamanya di Kanada, lahir berkat visi dan dedikasi tinggi Damien. Bakat bisnisnya, yang diwarisi dari ayah dan ib
ikenal sebagai Presdir Jenius yang ramah. Namanya harum di kalangan karyawan, b
terbarunya yang akan di langsungkan besok. Mobil sedan mewah merek Ben
enatap keluar jendela dengan tatapan serius. Pemandangan gedung-g
nyum lebar. Mobilnya memasuki halaman hotel yang megah
angat, ia menyapa General Manager, Henry, yang sudah menunggu di depan p
kabar anda hari ini?" ucap Henry sambi
y. Aku benar-benar bersemangat untuk aca
memastikan acara besok berjalan sesuai rencana. Semua tamu penting sudah diundang,
fik yang perlu saya perhatikan?" Tanya Damien yang lalu berjalan bersama Henr
tuk memastikan acara berlangsung tanpa kendala, begitupun juga dengan para s
sibuk mempersiapkan segala sesuatu. Wajah tampannya berhasil mencuri p
g terbaik," ujar Damien kepada Henry. "Me
mereka, setuju dengan ucapan Damien. Begitu tiba di lokasi utama yang akan menjadi tempat a
g-masing bidang yang mereka pimpin, termasuk dek
biasa. Aku yakin peresmian ini akan menjadi sukses besar,
bincang santai sambil menikmati segelas teh hijau dan snack ringan. Dia juga sedikit membahas
mengantar Damien menuju kamar presidential suite y
tiba di depan kamar Damien, ia memb
on yang menghadap ke laut. Udara segar pagi dan pemanda
am keindahan alam. Dalam keheningan itu, ia mengeluarkan ponselnya dan memutuskan untuk menghubungi b
. Mereka berbicara tentang persiapan peresmian, saling
nnya, ponselnya tiba-tiba berdering. Nama "Ty
Di benaknya kini tergambar wajah sang sahaba
enjawab, "Hello Damien!
ara peresmian hotelnya besok. Tyler pun mengingatkan bahwa ia tidak
yler dulu tentang membuka bar di Amerika. "Bagaimana de
njungi tempatku malam ini, namanya Purple Swan Bar, mungki
uga tidak sibuk malam ini, bagaiman
asinya melalui pesan singkat
i ponselnya yang menunjukkan pukul 10:30, Damien memutuskan untuk tidak menyia-nyiakan waktu. Ia membalas email laporan d
sedan mewah Bentley yang akan membawanya menuju bar milik Tyler. Damien terlihat sangat tampan, mengenakan s
an mempersilakan Damien masuk. Damien masuk ke dalam mobil, duduk di kursi penumpang yang empuk. Sopir mas
Lampu hias yang indah menambah pesona Purple Swan Bar. Begitu turun dari mobil, Damien di sambut dua petugas keamanan bar itu. Setel
ng. Damien sendiri tidak terlalu menyukai suasana seperti itu. Namun, dengan
ngau berwarna emas terpampang di pintu. Petugas tadi membuka pintu dan mempersilakan Damien masuk de
menembus ruangan ini. Dekorasi ruangan tempatnya berada juga terlihat sangat indah, ber
i tangannya, wanita itu membawa nampan berisi botol wine mahal dengan merek yang mewah, serta gelas kristal yang terlihat sangat i
kl
ahabat lama Damien yang terakhir kali dia temui adalah 5 tahun yang lalu. Wajah Tyler masih kocak seperti dulu,
uduk. Mereka berdua saling berpelukan, seakan merayakan pertemuan s
Bagaimana kabarmu, Damien? Terakhir kali kita ketem
dengan baik. Dan sekarang, aku di sini untu
ro! Aku bangga padamu,"
sama lain dengan senyuman. Atmosfir keakraban mereka
ar-ku menurutmu?" tanya Tyler,
nak sebelum menjawab, "Ini luar biasa, desainnya begitu el
sepertinya, aku berhasil," balas Tyler tersenyum bangga mendengar pujian dar
a sangat cantik, itu menjadi nilai tambah u
a wanita yang masuk dalam kategori cantik di mata Damien, mendengar
s itu sangat cantik," bal
s yang mana yang kamu maksud?" ucap Ty
ikut tertawa, dia lalu meminta izin ke Damien untuk menghubungi seseorang, dia me
rlihat memasuki ruangan. Ternyata Tyler tadi menghubungi bawahannya dan meminta waitress yang membawa wine ke ruangan ini untuk
mien sedikit terkejut melihat senyuman menyeringai yang tergam
a, jadi bisakah kamu memperkenalkan d
aru seminggu bekerja di sini," jaw
akan dengan Miranda. Aku izin pamit sejenak." Sebagai sesama pengusaha, Damien langsung mengan
aku tadi lupa mengis
lalu mengoper ponselnya ke Tyler, meminta Tyler untu
n tangkas, "Tentu, Bro. I'll be back," ucap Tyler
randa, sementara Damien duduk di sofa menik
yah dan ibunya. Setiap hari, tanpa kecuali, Damien selalu menyempatkan waktunya un
ndiri. Matanya melayang ke arah pintu ruangan, dan dia memu
tu pintu terbuka, lantunan musik DJ yang terdengar sangat kencan
melambaikan tangannya ke arah seorang pria yang mengenakan seragam b
a bantu, Tuan?" ta
i Tyler," j
yler biasanya berada di ruang kerjany
n melalui kerumunan d
enunjuk pintu ruangan Tyler yang terletak di bagian
tas bantuannya,
at jawaban. Karena tak kunjung mendapatkan jawaban, Damien langsung saja membuka pintu ruang kerja Tyler, matanya sontak membelalak terkejut mendapati Tyler sedang meniduri Miranda di meja. Pakaian mereka berdua berserakan d
ngai sambil terus menghujam batang kejantanannya ke tubuh Miranda, "Maaf Damien, sepertin