Obsesi Sang Pewaris
M
an ya
in sempat mengkhawatirkan karena dia menangis melihat kakak tersayangny
enggelar resepsi pernikahannya dengan sang suami
Mas Darius begitu bucin dengan Mbak Amira dan setiap orang yang melihat gerak geriknya pas
ayah Mas Darius, untuk memisahkan dan bahkan mencelakai Amira karena berhubungan dengan Darius. Untung saja Mas Darius telah menyelesaikan
ai salah satu pagar ayu yang sempurna, Ambar bergegas kembali ke aula dan berku
ih cantik. Lihat saja, ada satu Pagar Ayu yang sangat cantik. Dia benar-benar seperti model." Di dalam
aja mendidih
ghina kecanti
oilet dan menyuruh kedua perempuan yang ber
bentak kedua perempuan muda ya
-baik diundang, malah menjelek-jelekkan pem
malah justru menyerang Ambar balik dan mendorong tubuh Amba
berdandan heboh itu tatkal
an tidak menunjukkan kelas! Kalian iri ya
tu malu dan wajah
enar ternyata! Aku melihat kedua
g tak berkutik dalam kemarahan dan perasaan malu mereka. Di luar, dia hampir
ik yang melilitnya begitu sempit, Ambar hampir saja
Ucap Ambar seraya me
a dan kini memegang pinggang dan punggungnya untuk menstabilkan dirinya
a Sud
bantu pun akhirnya melepaskan gengga
panggilny
awab Ambar tak
a dan meminta pria itu segera melepaskannya. Diraja paham itu, tapi dia justru mengetatkan p
membuat Ambar hampir terjatuh kembali karena kehilangan keseimbangan. Untungnya pri
ita bicara," pinta Diraja dengan nada
akan. Kita tidak saling mengenal," ujar Ambar dengan tegas. Dia m
mengenai masalah
pria itu dengan stiletto tajamnya dan sikap brutalnya itu sukses membuat pria itu berjengit kesakitan dan
ntara kita! Nggak usah telpon-telpon lagi, apal
nya banyak sekali orang gila dan stress! Seperti pr
kutin saya!" seru Ambar sambil berjalan cepat, menco
bar menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya. T
bar menatap sengit Diraja yang wajahnya juga menah
ni pembicaraan yang penting untuk kit
lisit kepada pria mapan di hadapannya ini. Ambar mengerutkan keningnya, mungkin saja ke
n-akan mencoba bersabar atas jaw
?" Diraja mengulang
edikkan ba
usah ketemu sekali
matanya, "Gimana?"
berkelit. Haha tentu saja dia tak ada niat
an pikiran Ambar dan dia sontak menggel
saya datang ke rumah dan bahkan ke sekolahmu!" ancam Diraja
mpai nyamperin ke rumah atau ke sek
tukan waktu dan tempat pertemuan mereka. Meskipun Ambar mera
, jangan ganggu
gan besar dan kekar milik Diraja dan me
ja, Ambar membalikkan tubuhnya d
itu membawa mood-nya turun. Ambar terus melenggang masuk ke dalam aula penuh percaya diri dan keanggunan yang dipa
ukan permintaan Diraja untuk menemuinya. Dia sengaj
ti itu memang tida