Perjalanan Fantasi
lai merasa tertarik padanya karena perhatiannya yang begitu tulus. Meskipun Ke
layan di istananya. Keisha bertugas merapikan tempat tidurnya, memberinya ma
ke istana. Ia meminta Charlotte un
a pergi. Dia semakin mencemooh Keisha dengan menudu
tegas namun lembut. "Keisha percaya kamu memiliki kemampuan untuk menjauhkan Keisha dari Dominic. Ke
u saja, Yang Mulia," jawabnya dengan suara penuh keyakinan. "Saya akan melakukan yang ter
ni bukan hanya tentang Dominic, tapi juga tentang kebahagiaan dan masa depan ker
a. Saya akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk kebaikan kerajaan
k dan anggun. Ia berpikir bahwa Charlotte adalah pi
r biasa, dan aku ingin menjodohkanmu dengan Dominic. Aku
as pujian dan kepercayaan Anda, Yang Mulia. Saya akan berus
apan mereka dari balik pintu, masuk
saya, tetapi saya tidak ingin menikah dengan Charlotte. Saya ingin
mu adalah menjaga kebahagiaan dan masa depan kerajaan. Aku akan melakukan segala cara u
dan tuntutan sebagai pangeran. Sementara itu, Charlotte han
gan dengan langkah cepat. Charlotte menatap Ratu Shourina dan mengedipkan sebela
ap tajam Keisha, berfokus untuk menciptakan ilusi yang a
ada yang bis
cul dari balik semak-semak, mengha
-berani menyak
langsung memanggil penjaga kerajaan. "Penjaga! Ada or
lah menghilang dari pandangan mereka. Charlotte dan penjaga hanya bisa
, berbicara satu sama lain sambil menj
telah menolo
Apakah Nenek te
an. Bisakah saya tunjukkan
aya akan sangat
a kasi
rgi, sang nenek tersenyum melihat gadis itu dari kejau
endadak menghilang, seolah-ola
enyinari mereka berdua, memberikan suasana yang tenang dan damai. "Yoana," kata Keisha dengan nada yang penuh keheran
ya tampak khawatir, dan matanya yang biasanya ceria sekarang tampak serius. "Keisha," katanya dengan suara pelan namun tegas, "Kam
Dia menatap Yoana, matanya memancarkan kecemasan. "Aku akan lebih berhati-hati, Yoana,"
lang tinggi. Udara di sekitar goa terasa lembap dan penuh misteri. Raja Abhiseva telah memerintahkan Gilbert untuk menyelidiki keber
ri kekuatan sang penyihir untuk kepentingan mereka sendiri. Gilbert, sebagai salah satu prajuri
nya yang basah oleh keringat. Pikirannya mulai melayang, merindukan Keisha yang selalu ada di hatinya. Dia berharap di saat-saat seperti
erjalan dengan langkah ringan dan hampir tak terdengar, bersembunyi di balik pepohonan dan beb
enurut ramalannya, Gilbert akan menjadi musuh kerajaan, bahkan musuh dunia. Nenek itu tahu bahwa takd
an kembali ke kota dengan langkah yang semakin cepat. Dia berharap bahwa keputusannya
rsebut, memberikan aura yang menyeramkan. Di tengah-tengah kerajaan itu, ada sosok pria yang menyeramkan, Ernest Brow
a dengan suara serak, "Ernest, Kau harus segera merencanakan perebutan kekuasaan dunia kita
ma, suara lain terdengar, "Pemilik kalung liontin telah datang ke dunia kita, Erne
nghadap ke kerajaannya. "Kita akan mencari dan menangkap pemilik kalung liontin itu," katanya
sam