CEO LEBAY
Pernah, dulu aku ingin memainkan gitar, aku membeli gitar, menca
aku tidak berba
berbakat. Begitu juga olah raga, bela diri dan memasak. Semuanya
a tidak
'bisa melakukan semuanya, tapi tidak ada yang ahli'. Aku adal
ku serta
ah ganteng, bertubuh atletis, charming, kaya dan berbakat pada banyak hal. Aku jelas sudah mengatakan jika aku miskin dan tidak berbak
aki pen
atletis, punya senyum yang dapat mempesona wanita mana pun. Bayangkan Tom Cruise atau salah seorang mode
yang menilai segala sesuatu dari tampak luar saja. Jika kalian menilai, aku
n nongkrong di warnet. Hal ini gagal karena listrik padam, membuatku terpaksa mengikuti pelajaran kuliah yang membo
ku adalah belajar dan orang tuaku membiayaiku untuk itu. Aku tidak akan mempermalukan orang tuaku, bangsa dan negaraku. Aku menatap ke arah
.
jam ke
melihat jam dinding di depan ruangan yang bersinar dalam gelap dan mendapati pelajaran sudah selesai dua jam yan
an dan segar. Tidur di tempat kuliah memang menyenangkan. Kemarin
saat aku keluar, lampu-lampu jalanan sudah menyala. Aku melihat di depan universitas
mobil balapan untuk kembali. Seperti biasanya, selalu dua buah mobil dipacu untuk mengelilingi universitas yang sangat luas ini. Aku menguap sekali dan melihat sekelili
ng pria menarik tanganku dan menghentikanku untuk me
at lampu mobil m
kencang, sebaiknya kamu me
dengan cepat melewatiku. Suara anginnya terdengar sangat keras. Kakiku melangkah dan menyeberang jalanan sambil
assss
an tinggi. Kejadiannya sangat cepat. Jika diurutkan perlahan-lahan, pertama-tama, aku merasa bagian pinggang ke bawahk
ang terpaku tidak berputar dan terseret berjalan pada aspal jalanan. Aku merasakan tubuhku masih mene
antam pada sebuah benda keras dan kepalaku terayun ke belakang
*
yang baru saja menabrak dinding tembok. Seorang pria terlihat terjepit di antara
an darah dan badan bagian atasnya sudah mengarah ke s
nya sebuah suara dari orang
amat dalam keadaan separah
ika," kata y
palanya yang berdarah dan berkata, "Aku tidak tah
*
kamar. Aku melihat sekeliling dan menyadarinya sebagai kamar kostku yang berant
kembali tidur. "Bena
erdengar suara pintu
erisi 10 buah kamar sewaan berukuran 4 x 4 meter dengan sebuah kamar mandi di dalam kamar masing-masing. S
nyuman, mungkin saja gadis cantik yang tinggal sekitar dua kamar dariku. Atau, seora
kamar mandi untuk merapikan rambut ku, mencuci muka dan memamerka