Wanita Di Dada Suamiku
, ist
yang sudah siap dengan setelan kerjanya. Mariam bukanlah istri yang buruk, namun untuk hari ini dan enam hari kedepan adalah kesempatannya untuk bermalas-malasan karena sedang masa datang bula
Mas. Memangnya men
am tak membuatnya mengingat dengan jelas jadwal mengajar Pak dosen Adam itu. Dia masi
dan memberi rincian tentang
engan mahasiswa yang akan bimbingan," katanya deng
emeluk tubuh kekar itu dengan erat dan me
arus cepat diselesaikan agar dia cepat lulus dan gak meneror untuk me
pak masih mengantuk itu. Jarinya menyelipkan anak rambut Ma
lang mal
ingnya mengernyit, sorot matanya seolah mengisyaratkan pertanya
jalan-jalan
san kaku. Delapan tahun menikahi Adam yang notabenenya duda ditinggal mati sang istri dan memiliki satu anak perempuan, tidak juga menghilangkan rasa cemburu M
membalas belaian Adam p
p apa?" t
aku inginkan, nanti ka
gegas. Tak lupa memberikan kecupan pada bibir yang masih segar dengan warnanya yang menggoda itu. Mariam mengant
nak. Delapan tahun menikah tetapi tak kunjung dikaruniai buah hati tentu membuat hatinya ngilu. Baik
anak, Mas Adam bisa diam di rumah ta
cam itu normal, Mariam adalah istri yang harus menanggung kecemburuannya pada anak dari suaminya yang lebih banyak mend
indah dari tinta di dada kirinya yang melukiskan wajah dengan senyuman indah
a sehingga melupakan rasa cemburu Mariam yang mer
teng bunga mawar putih dan memasuki area pemakaman yang padat itu. Kakinya membawanya pa
hijau pendek dan terurus. Batu nisan bertul
apa dengan lembut. "Maaf saya jarang
akam Medina sudah jarang terlaksana karen
a lagi. "Ini saya datang bawa bunga yang kamu sukai
uk melupakan sosok Medina, rasanya dia sudah sangat berlebihan, tapi apa boleh buat? Medina adalah cinta pertaman
kehadiran si kecil bersama-sama, bahkan saat melahirkan Haru pun, Adam menemani Medina di ruang bersalin, menyaksikan bagaimana i
, Medina harus berpulang. Ada hal serius yang terjadi s
tersapu oleh angin. Siapapun akan hancur apabila ditinggalkan oleh yang terkasih, Adam bahkan membesarkan Haru sendirian, dia hanya fokus bekerja dan mengurus Haru. Beberapa tahun be
k menikahi gadis itu. Hal tersebut menimbulkan pertikaian, orang tua Medina tidak ingin jika cucu mereka–Haru,
ahwa ada Mariam yang kini harus dia cintai. Kakinya melangkah pergi setelah cukup lama berada disana. Dia tak ingin berbohong pada Mariam tentang bimbingan
*