Gairah Sang Pelakor
tan
sti kehilangan ponselnya tadi malam setelah terlalu seru me
dengan tangan belepotan bubur bayi, membantu makan anak k
bersih. Itulah salah satu fungsi daster yang aku pakai di pagi hari. Lagipula
bagi ibu rumah tangga yang mengurus
rutinitas sebagai seorang ibu rumah tangga. Bangun jam empat pagi, tidur paling ma
bergerak di bidang kecantikan. Ya, dia adalah staff akunting bagian keuan
k laki laki berkulit putih bersih, seperti kulit dasarku sebelum terbakar sinar matahari. Maklumlah, sekarang ti
kat, apalagi sudah tidak lagi sempat men
emua adalah laki laki, yang membutuhkan kesabaran dan dedikasi yang luar biasa, itu menurutku, bukan bermaksud membandingkan gender
lah ibadah yang aku percaya nantinya akan berbalas surga oleh Allah, surg
sa bicara, namun aku tahu betul dia memahami apa yang aku ucapkan. Aku menerapkan pola asuh komunika
g merengek karna ada tumpahan
tap sarapannya, menu sederhana, nasi putih dengan telur dadar setengah matang yang merupakan menu kesukaa
menjadi tempat bertapa. Dia bisa menghabiskan waktu berjam jam hanya untuk bermain dengan ponselnya. Entah apa yang dimainkannya, mu
inya, dengan teliti, di semua area ruang tamu. Nihil, ponsel itu tidak a
enuju ke kamar tidur, mencari ponsel berwarna h
arna aku belum sempat merapikannya. Di atas meja, bahkan di dalam lemari, aku t
mencarimu, ayo cepat," teriak ma
, masih aku c
garis garis yang dia kenakan. Di depan kaca besar yang ada di ruang tengah, ah dia bisa be
alagi kami baru pindah sekitar setahun, meninggalkan rumah mertuaku, mandiri di rumah sendiri, mengurusnya s
idak kehilangan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Masih bisa merasakan diurus de
adalah tugasku. Menjadi ibu rumah tangga bukan berarti tidak melakukan apa apa, karna dari uju
rnya. Aku segera meraih ponselku, ponsel dengan pelindung bergambar foto keluarga, ya itu sebua
anggilan. Dengan serius aku mencari suara ya
ponsel itu. Dengan sigap seger
ponsel itu ada di dalam kamar mandi,
sekalian mengajaknya ma
dikagetkan dengan sebuah nama yang muncul di layar p
uruk
u yang seakan mendapa
namun aku berusaha tetap sadar. Aku menggoyang goyangkan kepala, apa benar aku
u dengan si buruk rupa? benarkah i
u sangat menghargai dia sebagai suami, ju
an yang tiba tiba menyesakkan ini? hany