WHEN LOVE MEETS ANXIETY : Dokter K & Psikiater Apatis
meja yang sedang diduduki oleh pemiliknya. Wanita berusia 45 tahun itu b
saja mendapatkan surat teguran dari direktur rumah sakit. Tanpa berlama-lama ia langsung me
magang laki-laki dan satu dokter senior wanita. Mereka merupakan tiga
ruang operasi sampai mengalami kerusakan yang parah setelah insiden tersebut. Lalu penanggun
a pasiennya dan menyebabkan pasien kabur. Itu j
a. Lalu ia melemparkan sebuah amplop bertuliskan peringatan
a ini?" tanya Kal
a yang berdiri di sebelah mereka -yang juga ikut di sidang sama seper
?!" seru Kalani dan lagi-
-bisanya tidak menyadari kalau pasiennya kabur?!" seru wanita yang disebut M
bisa tertunduk malu dengan r
angnya apa lagi yang bisa saya lakukan?" lanjut Mera seolah seda
tahu harus melakukan apa kepada mereka. Apalagi sebagai kepala departemen, Kala
, yang menjadi lawannya untuk menyelesaikan keributan yang dibuat
tidak ada yang tidak tahu mengenai hubungan tidak baik antara departemen psikologi dengan depart
kubuh yang berbeda, hingga menciptakan atmosfer ketegang
lawan. Dan keadaan itu sudah terjadi cukup lama, hingga terus terbawa-baw
n departemen bedah langsung mengirimkan amplop besar ber
u dia merasa memiliki celah untuk semakin menyudutkan departemen kita? Kemarin divisi kita baru kena tegur, sekaran
dengarkan Kalani saja. Karena mereka meny
tiga dokter itu, Kalani menyuruh dua dokter magang laki-laki itu
jangan lupa kalau kamu cuma sementara di sini. Kamu gak perlu sampai harus melakukan hal-hal yang bisa saja membahaya
son duanya, sama seperti sebelumnya h
adanya sikap saling terbuka antara pasien dan dokternya. Tapi lihat yang sudah kamu lakukan. Bukannya menjalin kedeka
alanya. "Saya akan banyak belajar lagi," lanjut Mera walau
, segera temui penanggungjaw
" potong Mera he
kamu akan menjalani masa pendisiplinan lagi. Bukankah bagimu hal yang seperti itu justr
awab Mera ak
ereka tanpa izin. Setelah itu kamu juga harus meminta maaf ke kantor kepala departemen bedah yang me
rnya yang biasa. Setelah itu Mera memutuskan un
ndak berbalik, Kala
t ini. Terutama kepada dokter-dokter dari departemen bedah," tutur Kalani menyebut Mer
atakan itu karena mengkhawatirkannya. Setelah itu, ia kembali melanjut