Pembalasan Arwah Seorang Istri
. Nihil, ia tidak melihat siapapun. Matanya m
erempuan. Tapi kenapa gak ada orang
ri
memberanikan diri untuk bertanya. Hening, tak ada jawaban. Hanya terdenga
riiii
ke kiri saat tengkuknya seperti ada yang meniupnya. Terasa hangat di bagain lehernya. Bulu kuduknya meremang, jantungny
g Ta
rang pria paruh baya dengan ge
pet pulang, pamali gadis berkeliaran Maghrib begini," tegur
gan lega saat mengetahui ada or
g. Tadi kesorean saat mau pulang," jawa
san begitu? Kayak abis dikejar-kejar
, Tari duluan ya, Pak. Takut dicari M
eng. Ha
arahnya. Anehnya, mata itu terlihat sendu. Seperti orang yang sedang menyimpan rasa sedih. Bukannya lari dan menjerit saat mata Tari menangkap bayanga
gnya ada apa di belakang gerobak saya?" tanya tukang bakso dengan penasaran. Ia s
n putih gitu dibelakang gerobak bakso Bap
i-lagi ia tak mendapati apapun dibelakang gerobak baksonya. "Gak ada apa-apa. Udah, cepet pulang san
ebut yang kini berjalan mendahuluinya. "Kena
diri Tari saat ia melihat bayangan putih seperti pocong tadi. Tari bersikap biasa saja seolah-ol
h banyak tersisa. Tidak seperti biasanya, hari ini jualan Marni sangat sepi, hanya ada beberapa pembeli saja. Sisa masakan masih terlihat sangat banya
. Enak ya, kamu. Kelayaban terus!" hardik Marni saa
ku gak mau lagi membantu Mamah kalau Kak Sella jug
barangan kalau ngomong. Aku itu banyak tugas kuliah yang harus dikerjakan," kilahnya berbohong. Padahal sepu
memanfaatkannya dengan belajar sungguh-sungguh. Gak kaya kamu,
itu oleh Tari. Padahal kenyataannya, Sella sering bolos
, melainkan masuk ke dalam kos-kosan si laki-laki tersebut. Saat itu, Tari sedang berbelanja kebutuhan warun
kamar kost laki-laki!" celetuk Tari yan
gan sigap, Tari menahan tangan Sella yang akan menamparnya. Kini
tangan kirinya menahan tangan Sella. Lalu tangan
ak
sendiri tak menyangka jika dirinya mampu menampar pipi Sella de
iak Sella menjerit kesakitan. Tangannya memegang
Marni. Dengan cepat tangannya m
ua," teriak Sella merasa senang karena sakit di pipinya bi
i. Kepalanya terasa nyeri karena ja
Sella! Ini akibatnya!" Marni terus menarik
ung dia di kamar mandi semalaman!" Sella terus be
saat ia menghempaskan tangan Marni dari rambutny
arni sembari memegangi kepalanya yan
di lantai. "Mamah gak apa-apa?" tanyanya kemudian s
ihihih
gulita. Sella langsung memelu