Biar Cinta Bicara
anti dalam persidangan. Benar dugaanku, Aldy dan Farel tidak biasanya datang lebih pa
ekku sambil mencoba menghindar agar mereka tidak menghakimiku. Namun ternya
au tidak terlalu lantang namun rasanya itu adalah se
gua ceritain?" tanyaku
enanyalah,"
epala Farel. "Udah jadian belum?" lanjut Aldy b
dua sahabatku mulai tak sabar dan akhirnya aku
ah!" seru mere
n dong kita hari ini," r
ak sarapan di rumah," lanjut
cuma nungguin traktiran doang," jawabku sambil melempar pulpen
kali menari-nari di papan tulis saat aku sedang menyimak pelajaran dari guru. Beruntung tidak sampai
itu aku cukup disibukkan dengan tugas-tugas Biologi. Mencatat pertumbuhan tanaman di lab bersama teman-teman kelompokku
an memintaku untuk menoleh. Mendengar perintah Aldy
kat ke arah meja kami. Lalu dia melambaikan tangan saat melihatku dengan tet
gak?" tanya Regina dengan
uduk di kursinya, lalu dengan sigap dia berpindah posisi
nget deh dirimu," ucap Regin
a sih, Beb?" tanya Regina yang sontak memb
anggil gua, Beb?'
ya belum!" seru Farel yang langsung kubalas dengan
pacar dong sama dia. Kasian banget ya si Regin
n bahasan humor dan leluconnya. Kami pun berempat asik dalam pembicara
Aldy dan Farel yang sudah terjalin sejak kelas satu SMA. Aku pun semakin kagum dengan dua sah
ekat. Pada jam istirahat pertama, aku menemui Regina di kelasnya, sedangkan pada jam
iap malam kami saling telponkan dan curhat. Namun hanya sebatas chat dan ngobrol biasa saja. Kisah yang pernah terjadi saat c
pun telah memulai try out menjelang Ujian Nasional
eres kelas dan dipulangkan karena para guru akan rapat. Saat aku, Aldy dan Fare
epada kedua sahabatku yang dijawab dengan anggu
untuk berhenti di depan Citramart. Katanya dia akan m
yu!" ucap Regina yang sek
gapa tiba-tiba dia merubah arah dan haluan saat keluar dari minimar
umah aku sih?"
Regina balik bertanya den
terpaksa membalikan motor m
i di rumhaku. Regina menjawab dengan angg
berteriak sambil melepaskan tas ser
an Mama berada si sana. Aku yang masih sibuk merapikan jaket serta tas, segera ke arah dapur untu
lagi nanggung masak, nih," titah Mama y
bil sendiri, kok," timpal Re
aru pertama kalinya loh dia bawa temen perempuan ke rumah. Regina pasti pacarnya Egar
ng deh, Tan," jawab Regina sambil tersenyum
!" Aku menangga
berasama dengan Regina seakan kompak meledekku. Ce
gambil sebotol minuman dan dua gelas
ak peduli, dia masih terus sibuk ngobrol dengan Mama, entah apa yang mereka bicarakan. Aku sih yakin uju
kan memperhatikan Regina yang sedang seru dan asyik mengobrol dengan
ereka baik. Bahkan terhadap mantan calon suami Kak Widya pun mereka tetap baik. Padahal
g ternyata sudah ada di depanku dan
lagapan. Regina menjawab dengan anggukan dan d
get sih, Gar?" ucap
sama kan?" jawabku sam
yuman yang rada sedikit dipaksakan. Aku dan Regina memang be
tanganku untuk berdiri. Karena Regina membuat isyarat dengan me
g tadi kutinggalkan di ruang tamu serta merapikan beberapa komik yang berantakan. Sementa
asih aja sukanya sama kartun,"
la, segera mengambil remote AC dan menyalakannya sambil duduk di m
rsiku membuat posisiku yang tadinya menghadap laptop berubah menjadi b
wab sih, nyebelin!" hardi
setahu yang tadi itu bukan per
n gitu!" ucapnya sambil sebentar menoleh ke arah lap
Hidung!"
berbungkuk ke arahku, kedua tangannya bertumpu pada handle kursi yang aku duduki. Lama kami mematung saling
emajukan wajahnya ke wajahku dan aku pun menyambutnya denga
ulum. Dibanding ciuman pertama kami beberapan bulan lalu, ciuman kali in
i sebuah nikmat yang terus kami selami bersama, disertai desahan-de
n. Dalam posisi berdiri dan agak mejinjit tangan Regina melingkar di leherku. Sedangkan tanganku mem
r kami terus berpagutan dii
tan dan segera mendorong tubuh Regina ke atas kasurku. Tangaku mulai nai
" Tiba-tiba suara keras m