Kawin Kontrak dengan CEO Kejam
ang, tidak dap
bisa tidak bertanya-tanya seberapa kaya kliennya. Begitu banyak pikiran mulai berputar-putar
tika dia melihat bola mata yang dikenalnya dari pria itu duduk dengan nya
njang penampilan terakhirnya. Dia tampak sanga
rtinya sudah lupa bagaimana caranya tetap tenang. Penampilannya mem
duk di sebelahny
da suaranya bergema di kepalanya. Itu dalam namun
kau ingi
!" jawab
bagus." pria
helle mene
u dia merasakan tatapan tajamnya padanya, dia menjadi sadar diri tentang pakaiannya
ima ka
u terkekeh dan cara dia melakukannya terdengar seperti musik seksi di telingan
dinya berpacu. Dia berubah pikiran, tetapi dia tahu dia
gnya sepanjang waktu dia minum. Dia menawarinya
pa muda
k ingin memberitahu informasi pribadi tentang dia. Dia menyeringai kekanak-kanakan. Michelle menghela napas. Dia tidak bisa me
tampil seperti itu di depan predat
semuda yang
a kamu berhasil membunuh dala
agai pujian," jawabnya malu-malu
dia sudah merasa mabuk. Ketika dia menoleh ke arahnya, dia melihat senyum
bisa merasakan detak jantungnya yang keras. Dia tidak bisa berpikir jernih lagi.
um mu?" dia bertany
pi kemudian dia merasakan ledakan kehausan. Dia mulai bere
tidur yang empuk dan nyaman. Panas menjalari tubuhnya, seolah-olah jiwanya terbakar. Pria itu kini berada di atas tubuhnya menanamkan ciuman
strawberry.."
ambutnya, seolah-olah mereka memiliki kehidupan mereka sendiri. Bibir pria itu terangkat. Dia menciumnya kembali d
pernah berharap itu m
nggerakkan lidahnya mencoba masuk ke mulutnya, yang dengan rela dia izinkan.
la-gila. Tapi kamu tidak membutu
telah hilang di suatu tempat karena dia tidak merasa malu sama sekali. Nyatanya, dia bur
sebelum dia menikmati buah yang besar itu, sem
gh.
l yang menginginkannya. Pria itu tampaknya memiliki banyak pengalaman dalam hal seks. Dia menciumnya lagi dan itu membu
yang diperkuat setiap kali dia menggiling di atasnya. Tubuhnya adalah sesuatu yang membuat siapa saja akan haus, dia harus mengata
atkannya lebih dalam ke tangannya sampai dia merasakan k
ini," lirihnya sebel
uga mentalnya. Itu menakjubkan, membuatnya mencapai puncak kebutuha
tanya perlahan. Saat dia menyesuaikan penglihatannya dengan mengedipkan dan menggaruk matanya, h
belakangnya, yang membuatnya membeku saat itu. Dia perlahan berbalik, matanya mele
ksa dirinya sendiri. Rasa cemas melanda dirinya keti
ritnya da
menyibukkan diri mencari pekerjaan yang layak. Dia mengajukan lamarannya ke tiga perusahaan, tetapi jauh di lubuk h