Di Jual Suamiku
uami mana yang merelakan isterinya di jamah oleh lelaki lain kalau bukan Bang Awan si brengsek itu. Hatiku serasa perih ka
uai oleh mimpi-mimpinya. Aku segera beranjak kekamar mandi, ku pandangi wajahku di cermin, mataku merah serta bengkak.
dan lenganku bergetar, aku lemah. Pandanganku seakan menjadi ganda serta ber
st
namaku dan memeluk t
pa?" Tanya
ng Awan segera membawaku kembali kekamar. Membaringkan diriku keatas tempat tidur, kulihat bang Awan mula
a kalimat itu yang sangg
au Abang lihat-lihat kondisi kamu itu sedang ngak bai
mah
Kami duduk menghadap seorang dokter berjenis kelamin wanita. Dokte
han apa?"
iap pagi saya muntah-muntah terus, apa
rata wanita hamil mengalami gejala morning s
dengar suaranya. Ah ternyata dia sedang asyik bercinta dengan ponselnya. Dia seakan t
" Dokter itu menyodorkan sele
keluhan
engge
a ini ibu harus tetap rileks, jangan banya
a d
t ya pak." Kali ini pandangan Dokter beralih pada suamik
erimakasih kepada dokter itu lalu keluar dari
elan ketika posi
mm
ku kesal melihat dia yang ngak perduli
g itu simpen dulu po
ak usahlah ngurusin Abang kalau lagi main ponsel! L
diperhatiin Bang,
" Bang Awan langsung b
sedih bisakah pernikahan ini di pertahankan? Lalu bag
kamar. Dia tengah menyisir rambutnya sambil sesekali membubuhinya dengan minyak. Semerba
Awan pelan di tenga
ua
nyum lalu meno
pengen kasih k
sudn
h yang tergeletak di atas nakas, Aku memperhatikannya saja. Setelah
melemparkannya keara
, yah sebuah dress indah yang elegan. Sebagai seorang wanita tentu saja Aku
anget Bang. Buat siapa baju ini Bang
wanita lain dirumah ini selain kamu?" Dia masih te
itu memperd
n bawa kamu ke hotel buat bulan madu. Pasti kamu belum perna
nakan. Malam ini kalau ditanya tentu saja Aku bahagia. Dibelikan baju, diajak
u menarik tanganku, kami pergi menggunakan taksi ke hotel perdana, awalnya Aku tak berpikir macam-macam tapi ketika kupikirkan baik-
iam sepanjang perjalanan, bukankan kah seharusnya dia merasa bahagia malam in
ya di kam
an tersusun amat rapi. Lampunya pun cukup untuk membuktikan sebuah keromantisan. Aku t
lan. Dia hanya berdiri memandangiku. Lagi-lagi A
ng keluar d
apa B
ilan di m
awabku s
ubuhku dan ah rasanya enak sekali, ku coba memejamkan mataku sejena
E
l dan berdiri tegap di depan pintu. Kupikir itu adalah Bang Awan. Tapi kuperhatikan dengan sungguh-sungguh, kalau sosok itu bukanlah bentuk dari