Di Jual Suamiku
itu kamu?" Tan
gkinkan ada orang yang salah masuk kamar. Aku terus m
ih? Jangan buat Aku tak
gan tanpa cahaya ini untung saja masih ada sedikit cahaya dari balik jendela kaca di samping. Ya, Aku hanya bisa mengandal
tan! Kira-kira apa ya yang bakalan bang Awan persembahankan untukku? Sedikit rasa takut itu per
lahan mendekatiku, diapun
bikin takut deh, ini ngak lucu sama sekali bang! Mana pakai a
tubuhnya yang kurasa menempel di tubuhku seakan menjadi enggan untukku menolaknya. Tak seperti biasanya dia seperti ini, Aku teru
tahu ngak sih." Protesku di
tapi demi Tuhan Aku tak bisa membohongi birahiku yang ikut naik juga. Aku sangat senang dan menikmati
yang jelasnya Aku ketagihan. Setelah selesai memadu kasih,
disampingku. Aku tersenyum lagi mengingat apa yang sudah terjadi pada kami semalam, tanpa sadar wajahku mendekat serta mendaratkan kecupan singkat pada pucuk keningny
anya padaku, pasti Aku juga begitu tapi sayangnya
pta dari Ayah seperti Bang Awan ini! Sudah kasar tak mau bertanggung jawab lagi. Memangnya dia
egalanya! Aku tidak boleh menyerah dan putus asa tentunya. Aku harus semangat
mencoba membasuh wajah biasaku di westafel. Kulihat setiap inci wajahku begitu banyak bekas bercinta tapi
an bahwa Aku seperti seorang pelacur
lama kemudian kudengar ketukan halus di pintu luar toilet. Pandanganku kini beralih ke pintu itu, mungkin saja orang yang mengetuk pintu ada
bang?"
lit untuk diartikan. Kemudian perlahan dia mengambil dompet
l pakaian di atas nakas karena ngak mungkin
anny
las berdebat denganmu! Turuti
cuma mau bilang bukankah semua ini adalah salahnya. Lihat saja wajah itu, ada seribu ke
ikl
t dan segera melanjutkan aktifi
n kami. Bang Awan tak lagi banyak bicara tapi dia segera melemparkan tubuhnya
pernah lihat oran
k bang Awan dan dia masih terus saja menatapku. Aku jadi serba s
tel, sepertinya Abang berubah, apa sik
aikan tangan kearahku. Aku
u." Ujarnya sambil meletakk
percaya, darimana bang Awan bis
et?" Tanyak
gak membahayakan buat apa pakai cara tahayul begitu
-ujungnya dia bakalan ngamuk atau bahkan menampar pipiku sekalian. Ah
karena melihat reaksiku yang hanya dia
ngak mau?" Dia meng
u belum jelas, Aku ti
n tersenyum sinis, entahlah apa yang
kamu, karena Aku sudah berusaha men
anku, tak juga bergeming men
engambil uang itu, sebelum kamu jujur d
agi dan menyelipkannya di saku celananya. Kutelan saliv