REVEAL
lan. Sedikit hati-hati,
kedua telinganya. Papanya datang dan langsung memegangi Arsha. Di usap punggungnya ke atas lalu ke lehe
enenangkannya. "Dek, dek tahan dek. Istighfar, keluari
ada busa bekas tadi ia menyikat gigi. Rasen dan Papanya membantu nya berdi
rang aku jatuh. Terus aku ambil 'kan. Pas aku liat ke at
a merah, tidak memiliki hidung, lidahnya menjulur panjang, dagunya yang panjang dan juga lancip. Yan
n ke tubuhnya. Tapi Arsha, dia masih gadis SMP. Belum terlalu bisa mengendalikan hantu mana saja yang bisa masuk k
suk sini ya. Kamu sompral s
i, ga maksud sompral. Kelepasan h
angan lupa berdoa. Papa turun dulu," ujar
sama kamu, ya?" pin
num 'kan? Ga apa-apa aku tinggal ke bawah dulu sebe
Asal jangan lama-lama ya. Taku
kalau harus rebutan sama kamu." Arsha mengangguk sembari segera menyiapkan bantal da
esar kepada adik kecilnya itu. Karena dulu pernah sekali Rasen dititipi pesan oleh mamanya sebelum mamanya pergi meninggalkan mereka
gi Rasen dan selalu merasa bergantung kepada kakaknya itu. Karena saat sedang
*
na ini lingkungan yang benar-benar baru untuknya. Tidak ada orang yang ia kenal di kampus ini. Entahla
ai di kelas itu belum ada yang datang. Sedikit menyesal, tapi Rasen tidak begitu
njang dengan kuku yang panjang pula sedang duduk dan menunduk membuat waja
membuka aplikasi game kesukaannya. "Bisa mai
Rasen dikejutkan oleh seseorang yang menepuk bahunya sambil
puk bahunya itu, dilihatnya seorang pria
g berani mengajaknya main bersama walaupun mereka tau game yang mereka mainkan
gat seraya menggeser bangku di sebelah Rasen agar bisa lebih dekat lalu
masih romawi, susah banget kalo main solo." Rasen membalas dengan hanya sedikit tersenyum, ia m
a. Nama lo siapa?" Seperti bisa membaca
as. Rafa sedikit aneh mendengar kata saya yang Rasen uc
te ya." Rasen membalas hanya dengan anggukan. Mereka larut dalam permainan tersebut membuat mer
ta belum dimulai. Ia jalan ke bangku belakang dengan tenang. Sedikit malu karena tadi ia data
an masih memainkan permainannya
saja Rasen dan Rafa sudah selesai bermain dengan hasil mereka menang dan Rasen yang mendapatka
*
mengerti apa yang dosen nya terangkan di depan. Eleena melirik anak-anak kelasnya yang satu persatu keluar dari ruangan tersebut. Tunggu
a adalah Rasen. Tapi sebelum ia bisa mendatangi Rasen,
si seraya mengulurkan tangannya. Eleena bingung, dia liha
uluran tangannya tidak di balas oleh Eleena seakan-akan ia bertanya pada
tangannya di wajah Eleena dan itu cukup b
y, kenapa?"
kan dirinya lagi dengan sedikit kesal karena
rkan tangannya untuk bersalaman, dan di balas ole
urkan tangannya juga kepada Eleena yang pastinya ia balas juga
n?" tanya Eleena sembari berjalan santai keluar d
g, iya 'kan?" Laras melirik Bintang, Bintang meng
Eleena dengan senyuman yang benar-benar manis membuat ke
aus," jawab Laras menyetujui da
ya juga. Tapi sejujurnya Eleena lebih suka menyendiri dan tidak terlalu dekat dengan orang lain. Tapi entahlah,
*