Terjebak Nafsu Dua CEO
g hanya pasrah dan mengikuti perintah apa yang akan di keluarkan Pak Bilang. Ia yakin, dengan CEO tampan itu ia akan aman. Sekarang t
a bergegas meninggalkan komplek milik Karine sebelum pagi menjemput. Ia tak ingin ji
mencoba menawari, namun ia tahu j
dap-endap. Namun satu keganjalan berhasil ia temukan setelah iris matanya tak sengaja me
hkan kakinya menuju arah yang ia intai. Kecurigaannya
dinya tak sengaja mendapati Pak Bil
i di balik pot bunga milik tetangga, berhara
a siapa-siapa, posisi Pak Bilang juga udah makin dekat!" bat
na semakin tak beraturan. Ia mampu menebak, jika dirinya k
i
ng bersembunyi di balik sana. Notifikasi itu masuk di waktu yang tidak tepat. Seketika saja keberadaan Yu
uar dari tempat persembunyiannya sedangkan gadis itu hanya bisa terdi
ulan pintu perumahan Karine juga terbuka." Yuna
ekap Yuna dengan cepat, menariknya menjauh dari tempat itu, membawa
gesa-gesa setelah tubuhnya harus memasuki mo
nyuman setengah bibir tercipta, den
udnya
natapnya dengan jelas. "Kamu menginginkan pe
eperti itu hanya cocok untuk pel
ang dilakukannya hanya membuat dirinya kekurangan energi. Berteriak p
ntip di komplek Karine?!" Pak Bilang kembali meraih dag
nya aku ngintip sedikit. Maaf." Yuna berusaha menjelaskan. Napasnya masih saja
kuan yang kurang beretika, Yuna. Apa Bapak p
aku harus
ku jika kamu ingi
" Yuna hanya menginginkan posisinya tidak
seperti perlakuan Karin
p. Ungkapan itu membuatnya ketakutan, tak mu
h aja nyari yang good looking di luar, mana yang diincar b
idak? Ia punya ilmu yang bisa ia
striku. Malam pertama waktu itu sangat mengece
apa sampai Karine rela keperawananny
dak kecewa mendapati istri yang sudah tidak pera
s dengan curhatan Pak Bilang. Sebenarnya apa yang dilaku
aya mau pulang i
, "Kamu pikir segampang itu?
enyentuh paha Yuna, mengelusnya cu
m pekat dalam watu yang singkat? Siapa lagi kalau bukan Yuna!" Tak berlama-lama
pkan, yang dengan mudahnya memberikan kepera
a, kini Yuna berhasil keluar dari sana, meninggalkan Pak
membungkukkan sedikit badannya mengimbangi
*
anya sekitar sepuluh menit sebelum jam kerja tiba
r
r
ngga mengeluarkan suara tulangny
et!" Matanya masih agak sepet, kakinya berjalan menuju pint
ntar perusahaan lagi." Terlihat Yuna dengan pa
ali memasuki perumahannya, memilih untuk beristirahat. Lagipula hari ini bertepatan
yawan lainnya yang tentu saja tak sedikit yang mempertanyakan kebe
ahaan dia yang paling gercep datang," tanya
adan," singkatnya tan
tu." Tentu saja pikiran Rubi
n lagi kalau gak