The Duke's Daughter
pagi Ay
yang melangkah kian mendekat menghampiri dirin
anakku.", timpa
n gaun merah mudanya, Nivea berhati-h
belum bera
tadi. Membuka toko sedikit lebih
Ayo kita mul
a, Ayah? Apakah kau
da putrinya, "Sudahlah Nivea! Kita lupakan dulu hal itu sejenak. Makanl
u menger
setelah merenungi tentang kejadian itu, Nivea tetap tidak merasa bersalah. Dirinya merasa sudah melakukan hal yang paling benar, meski begitu di lain si
anpa merasa menyesal sedikit pun telah bertindak seperti itu.
Seri telah tiba di toko rotinya. Men
an roti yang baru, untuk menambah persediaan roti-
kualitas yang baik sehingga
nnya, dia meminta kepada Seri untu
erja mereka selesai membersihkan area pelangg
isa tolong kau ambilkan ak
engenakan apron dapur itu. Dirinya sudah menjadi
tuk nonanya, Clara kembali menghampiri Nivea yang se
mun And
situ! Terima
menghilang, dia baru ingat untuk membawakan alat pembuka botol untuk
i Nivea yang cukup sembrono menenggak langsung limunnya dari
lau aku tidak sopan. Aku m
ol yang masih bersegel itu? Bukankah botol tadi harus dibuka menggunakan alat?
terdiam, me
mbukanya tadi. Iya. Aku tidak ingat. Hahaha. Ayolah Clara
gan wajah keheranan Cl
rea depan tokonya sambil membopong namp
rahkan nampan itu ke tangan Seri.
sejak tadi berada di
kan perintahnya, Nivea kedatangan pelanggan
s.", seraya sedikit membu
siang nona..
a sungguh pandai
asa-basi nona. Tapi aku m
egitu. Kau ingin roti deng
embuatku terta
a maksu
enghafal rot
dah diingat, tuan. Jika seorang pelanggan datang, lalu kembali untuk beberapa ka
anya... Oh, maaf nona aku merasa wajah A
", Seri buru-buru mendekat kepada Nivea ketika me
tidak merasa
malam An
dengan matanya yang membulat. Sehingga Seri tak be
di, Anda mau r
selai cokelat dan tiga
lat capitnya, sigap mengikuti ucapan lela
kan membungkusn
nya untukku
at perhatian pa
ya Anda beristirahat dengan cukup
elah keluar dari toko Nivea setelah
benar-benar
seraya menyodorkan sebu
hatikan wajahnya dan berkata, "Ka
ela
a, nona.", seraya menerima cermin yang
lang sekarang Seri. Biar Clara d
nanya. Keduanya pun bergegas untuk ke
ndak menuju ke kamarnya sendiri. Tanpa Seri mengekor di belakangnya. Pelayan pr
ess Elvira memanggilny
Ib
ut wajah putrinya itu, "Kau sakit,
aku kurang is
nambah darah. Kau sangat pucat
k Ibu. Hanya saja lidah
! Aku akan menyusul.
r membuatkan
Seri ke kamarnya. Dia juga sudah meminum obat penambah darah yang diberikan oleh sang Ibu