Pernikahan Tanpa Cinta #1
, karena lima tahun berikutnya aku memilih tinggal di London, hanya karena sebuah video yang beredar luas di media sosial. Yang padahal perempuan di video itu, sama se
oh yang wajah perempuannya aku akui sangat mirip denganku dalam kurun waktu beberapa hari. Sayangnya, segala hal yang telah aku
Yang entah siapa dia dan entah apa hubungannya denganku, tapi berbaik hati melenyapkan hal paling terku
g isinya adalah sederetan grup penyebar video vulgar yang sudah diblokir oleh orang itu. Uniknya, sebelum menutup permanen, dia sempat mengganti foto
i sini r
pada orang misterius ini. "Tolong dibantu turunin barang ya, Pak," ucapku lagi sebelum turun dari mobil, diikuti oleh sang supir ya
embawakan koper masuk ke dalam halaman rumah, akhirnya aku berjalan t
Key
ngan pakaian khas satpam sedang terheran-heran menatapku. Aku nyengir. Ya, ba
u dengan ceria sembari menunjuk ke diri se
nta jemput Den Milan atau Non Kalila?" Pak Hasan mengomel semb
lila udah bis
n yang lalu ud
a? Bukannya se
ak sampai ke mata. Tampaknya menyesal sudah membocorkan
ak. Toh ntar s
uh lagi. Saat akhirnya langkah kami sampai ke beranda rumah. Pak Hasan tersenyum teduh me
Ada yang sal
u masih remaja, sekarang udah keliatan dewasa. Makin cantik, Non." Pak Hasan tiba-tiba memuji
a beliau masih bekerja di rumah ini. Yang berbeda hanyalah sekarang beliau te
aya yakin, pasti langsung he
tnya sih mau b
a aku, cukup berdebar saat akan menekan bel. Gugup karena tidak tahu reaksi seperti apa
a tahun yang lalu. Bedanya sekarang semakin rapi, mungkin karena mama sudah mengundu
ihat Kalila, yang penampakannya tampak sangat berbeda dari yang terakhir kali aku lihat dua tahun yang lalu ketika dia mendatangi London. Malah, si bungsu yang berbeda tiga tahun dariku ini keli
k. "WHAT THE F-- Kak Keyra? Ini beneran kakak?" Kalila kehilangan keanggunannya seke
secantik ini." Ucapanku membuat Kalila menar
i langit." Kalila mencibir. "But! Forget it! Yang jadi pertanyaa
risan yang tiada habisnya. "Nanti aja
ik salah satu koperku ke dalam rumah. Sebelah tanga
ketika menyadari rumah benar-benar
alila sewot. "Abang, Mama, sama Papa, pergi tadi jam sembilan. Dan ini,
ngar perkataan sarkastik it
pakai pakaian yang rapi begini?" Aku menatap la
t khawatir. Seakan dia tidak mau memberit
u muka lu?" Candaku sambil mendaratkan bokong di sofa empuk ruang ta
tupkan kedua bibirnya.
H
kakak udah nggak pedu
jadi tidak sabar sendiri.
ni hari pernika
Menikah? Tentu aku tidak melupakan dia. Pria terakhir yang menjadi pacarku sebelum aku meninggalkannya pergi ke London. Sudah la
berusaha untuk tet
... Ka
gu sebagai jawaban. Aku hanya bisa tersenyum kecil dan meng
*