icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Hanin & Wahyu

Bab 6 Hutang Bensin

Jumlah Kata:1182    |    Dirilis Pada: 25/05/2023

sudah menjadi orang tua, duh gemas ba

tno,” jawabnya denga

tnya ... duh makanya Sus, kalau lagi hamil itu perawatan juga dong kasihan banget ba

nya seperti aku ini, masa kamu biarkan Susi nggak terawat ban

rkomentar nggak jelas, lebih baik kalian pulang deh, aku mau me

sudah seharian di luar,” sahut Bu Retno yang geram

lama-lama di tempat seperti ini, oh ya Min,

as, perasaan kami nggak perna

bilku, berarti jatuhnya nyewa dong dan bensinnya memang gr

saya bayar Mas?” ta

karena kamu adalah saudara kembarku cukup baya

mi ke rumah bidan dekat,

lalu kere sih, uang segitu nggak punya?”

rti kita, pahalanya besar loh Mas, katanya Mas Ratman itu adalah orang dermawan di kampung ini, malu dong samp

elum kita meninggal tidak baik meninggalkan hutang kepada keluarga, kas

sa minta makan sama orang miskin, alasannya banyak banget deh, gil

urahmi sesama keluarga, wajar dong kalau aku me

tulan saja, namanya juga rezeki

bertanya tentang uang bensin, nggak boleh loh menzalimi saudara

sama saudaranya gitu, apa kata warg

udara sendiri kok mintanya!” ce

a lain. Mereka memakai bahasa isyarat yang hanya mereka yan

i kode alis kalian, mau hutang apa nggak nih, ata

ya harus dibayar lah. Kamu nggak mau kan nanti kalau meninggal dikejar-kejar hutang

las membantu aku, ternyata bayar toh, te

ja uangnya, toh kita nggak mau juga hanya masalah ini kita me

annya sudah mengantar Susi ke rumah

ra ya tolong menolong itu wajib huk

ggak jauh-jauh amat, tetapi uang bensinnya mahal banget, sedangkan kita nggak bilang mau ganti

ng harus bayar dong, masa gitu saja harus di

debat di sini hanya masalah seperti ini,” ucap

puluh ribu dan dua puluh ribu. Susi juga mengorek dari isi d

rogoh dalam-dalam saku celananya merasa iba dan sangat miris, tetapi dia tidak mau terlalu mencampuri u

pa ya?” tanya Suratmin dengan menyerahkan uang y

leh Suratmin dengan sedikit di tekuk

akai uang beginian lagi, miskin amat sih hidup kamu, Min!” Sura

a uang, begini jadinya sok-sok an sih, rumah bidan kan dekat c

rapa sih?” tanya

a sih nggak banyak cuma tiga puluh dua

saja kok repot,” sahut Bu Retno sembari mengeluarkan u

udah banyak membantu kami, nggak enak rasanya kalau Ibu yang

ilang begitu, saya ini

ribu rupiah, bahkan kamu sempat mendonorkan darahmu buat Bapak, padahal kita

ntuk keluarga Ini, jadi terima lah, Nak,” jelas Bu Retno da

ima kas

angan sampai kamu amnesia bilang belum bayar, ingat itu!” ancam

ak,” ucapnya bahagia karena bisa mendapa

pek aku di sini, ayuk Sayang!” ajaknya

a-tiba pemilik warung makan tempat Suratmi

n tidak percaya dengan kedatangan tamu yang

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka