Bukan Kisah Peterpan Tinkerbell
anak nakal itu meringis dan mengucapkan kata maaf. Dimas yang sudah hafal dengan kelakuannya han
tidak di depan sana?" tany
kopi lagi?" lanjutnya dengan tatapan menyelidik dan H
opi lagi. Mau berapa banyak
ah ba
at 7 tumpukan buku dijok belakang. dia me
ak ini. Aku bingung mau kukemanakan jadi sementara aku taruh dijok belakang saja". Haekal meraih salah satu buku yang bercover dirinya. "A
mendapatkan inspirasi dari dirimu. Jangan semua
eritanya
Dimas dan mulai membuka hala
Cobalah baca bagian ini" kata Haekal sambil menunjukkan bagian b
belum menemukan nama Sunshine" kata Haekal yang melihat nama sang penulis
il dan benar saja apa yang dibilang oleh managernya, kafe langganannya tutup. Haekal melihat jam di ponselnya. Pantas s
miliki kafe?" tanya D
kku tetapi milik istriku. tetap
kita ke sana saja
e sana saja. di m
um mengiyakan. "Baiklah" jawab sang
Karena kafe tersebut berada di jalan yang lumayan kecil sehingga membuat
berjalan sebentar ke sana?" ucap Dimas me
saya antarkan saja?"
sudah ada bang Tama jadi aku rasa aman. Bapak nanti akan kubelikan" kata Dimas. Sopir mereka dengan sigap
reka selanjutnya. Tidak sepadat biasanya, namun mereka harus
a. Dimas meminta berhenti sebentar saat melihat warung jajanan ringan
enoleh kearahnya. Ada 2 gadis yang sedang duduk di bangku yang tidak jauh dari waru
akat dan berhasil membuat kita t
ritakan kisah s
h bertemu
nama pena untuk semua tulisannya. tetapi ada rumo
itu? Selain berbak
siapa. Kita cukup nikmati semua karyanya saja tanpa
ng bercover dirinya itu memiliki banyak penggem
a bertiga kembali berjalan dan Haekal sempat mendengar 2 ga
My F
oa semoga di antara 7 buku yang diberikan ole
oleh manajer mereka. Tanpa menunggu lagi, mereka
a kami bantu?" ucap salah sat
sanan, Dimas sudah mengingat
3 big" pe
sangat t
pan gadis yang sedang berkutat dengan laptop. Mereka sempat berpik
lembut itu membelai di telinga Haekal. Ada desahan na
u harus bertem
nggemar mereka hah?" garis it
u akan..." Nar
eriak! Kau bisa mengganggu pe
dilayar laptopku saja" kesal Nara. Haera memutar bolam
lang saja, ini sud
usirku?"
jadi lebih baik kau pulang saja sana.
" Nara melangkah meninggalkan Ha
seseorang yang memanggil namanya. Sontak Haera menoleh dan mencari sumber su
ggil Haera sambil ber
k T
usah mengurus kafe ini?" tanya Tama yang sudah d
kak Hana juga mampir ke sini. Kak Tama ke sini sama siapa? Sendiri atau de
pa. Dilihat dari penampilannya saja sepertinya mereka bukan orang sini atau sepertinya belum pernah ke sini sebelumnya.
?" tanya salah satu
utnya. Haera yakin itu dia. Pemuda yang selama ini Haera sukai. tetapi Haera juga tidak yakin apakah benar-bena
sudah ditanyai oleh Bang
itu? Benar.
u juga akan segera menutup kafenya" ucap Haera sambil menahan debaran di dadanya. Hae
isan "open" menjadi "closed". Tama melihat jam tangan di pergelangan tangan kir
ke sini" ucap Tama dan berjalan keluar kafe. Dima
macam penggemar, salah satunya mereka"
up terkejut dengan mere
apan menu ke dalam kafe. Kegiatan itu menyita perhatian Dimas dan H
ekarang ada panggung besar di mana nanti ada beberapa idol akan memberikan penampilan terb
uatnya tidak tega untuk menolak lagi. Dan akhirnya Haera di sini, berdiri dengan
ng untuk tidak
ika kau hidup kan? Jadi ini salah satu caranya. Jadi kau han
r mereka berdua menoleh dan menatapnya. Haera segera membungkuk
, dia harus tahu jika ada penggemarnya yang sangat terinsp
hadap kearah gadis gila itu yang
rikannya? Untuk apa? Bagaima
angganan bubblenya?" Nara memotong kalimatnya. Haera mengerutkan d
bali menatap kedepan. Posisi mereka saat ini memang tidak paling di depan namun
gagahnya hingga membuat keadaan di sekitar makin memanas karena teriakan penggemar mereka.
mengagumkan dengan tatapan mata yang tajam di antara member yang lainnya. Seperti na
lui speaker laptop, hp maupun tv. Haera berhasil menatapnya dengan kedua mata tanpa terhalang layar ap
bagaimana nanti jadinya perasaan egois ini. Yang dia dipikirkan sekarang hanya ba
mengikuti pergerakannya. Tidak laptop, hp maupun tv bahkan melihatnya
banyaknya penggemar mereka. Baginya, mereka terutama dia ada
jauh dari jangkauan mata mereka. Haera hanya bisa berkata bahwa mereka adalah harapannya
hnya dengan tatapan tajam dan meneduhkan. Yah! Dia berhasil membuat selur
takan kalimat yang benar-benar berhasil menariknya dalam lamuna
acanya" b
ta untuk masuk kedalam pelukannya. Lagi dan lagi, air mata Haera menetes dan masuk kedala
a pelan. Haera bisa merasakan Nara menganggukkan k
rnya yang tertangkap dengan jelas dimatanya dan juga Nara. L
ertemu