Hubungan Kontrak Dengan CEO Dingin
tidak setuju dengan keputusannya. "Tapi kenapa? Bukankah kau suka belajar, Christian? Atau mungkin .... kau sengaja menolak unt
erasa bersalah dengan hal itu. "I-itu sama sekali tidak benar, Kak. Aku hanya merasa lelah saja karena sudah bersekolah
ngkin benar-benar menolak lanjut kuliah dengan alasan tidak masuk akal tersebut. "Dengarkan aku, Christian. Kau tidak perlu men
lu kepada kakaknya. "Kak .... kumohon ikuti saja keinginanku satu kali ini. Aku tidak bisa melihat kakak terus banting tulang dan bekerja siang malam hanya
hristian. Aku tidak akan bekerja dengan terlalu lelah seperti dulu. Karena sekarang .... aku naik jabatan, gajiku juga meningkat. Jadi
ran. "Ta-tapi bagaimana bisa? Bukankah sebelumnya kakak pernah berkata bahwa tampaknya selamanya kakak tidak akan pernah mendapatkan kesempatan untuk naik jabatan?" Kat
cepat ini kepada Christian, Lucia pun terpaksa berbohong untuk menutupi kebenarannya. "Tadi bu direktur secara ti
ebagai adik ikut merasa senang. "Selamat, Kak. Aku ikut senang karena apa yang kakak inginkan selama ini
yang ia simpan seorang diri. "Terimakasih, Christian. Sekarang .... jangan bahas lagi masalah ini dan kamu fokus saja kepada kuliahmu. Men
h, Kak. Sekali lagi selamat atas kenaikan jabatan kakak. Kalau begitu ... sekarang tidurlah, k
k segera beristirahat di ruangan kamar mereka masing-mas
*
buruk seperti kemarin, Lucia tetap bersiap profesional dengan berangkat bekerja ke perusahaan sepe
di sebuah ruangan. "Ada apa, Pak?" Tanya Lucia yang sejujurnya merasa terkejut karena
anager di perusahaan ini. Ini adalah rincian gaji barumu, ruangan kerjamu nantinya juga akan di pindahkan." Jawab atasan Lucia sambil mem
salina akan menepati janjinya, ia tidak menyangka jika kenaikan jabatannya akan di lakukan secepat ini. "Ta-tapi ....
iau yang memintaku untuk menaikkan jabatanmu di perusahaan ini. Ngomong-ngomong karena beliau ada di ruangan sebelah ... aku harap kau mau menemuinya sebentar
karena masih ada beberapa hal yang Rosalina janjikan padanya dan belum terealisasikan hingga sekarang, membuatnya terpaksa meng
lina yang kebetulan sedang berada di perusahaan untuk melakukan pengecekan rutin. "Permisi. Apakah saya boleh m
rasa terkejut. "Wah .... aku tidak menyangka kau akan menemuiku duluan, padahal aku berniat untuk mencarimu nanti jika kau tidak menghampiriku terlebih dah
nutup pintu dari dalam. "Saya datang kemari dengan tujuan ingin berterimakasih karena Anda telah menepati