Story Kaila
a memasuki ruang belakang bangunan yang di dep
berada di ruangan tersebut sontak meno
i yang berusia sekitar dua tahun di atas Kaila mela
Kak," ja
Jadi ini alasan kamu dua hari kemarin ambil cut
alah satu perempuan yang berada di
mau bawa nenek ke ruma
atuh? Kan kita bisa ke rumah kamu. Nene
si roda karena kakinya sekarang lumpuh, akibat kecelakaan itu." Ketuju
al bantuin kamu kalo tau keadaan kamu kaya gini." Aster, perempuan yang
ngerepotin kalian semua," ucap Kai
anggung sendiri kaya gini." Yuda ikut mendekat dan jug
?" tanya Yuda setelah pelukan me
gantiin posisi kamu. Gak papa kan, Ras?" tanya Yuda
" jawab Lar
ng langsung membuat semua orang di san
pelanggan. Ia, Intan, dan Radit bekerja untuk mengantarkan pesanan para pelanggan
membantu bekerja daripada hanya melihat. Pemilik kafe ini sendiri adalah sepasang suami istri yang kini menetap di Bali. Pasutri itu m
ai jam lima sore saja, kecuali pada hari libur atau akhir pekan. Jika hari libur atau akhir pekan maka mereka bisa bebas bekerja, bahkan hingga kafe ditutup. Itu karena Kaila, Laras, Intan, dan Damar masih dudu
ja mereka memang sering datang saat Kaila dan tiga temannya itu pulang. Ketiga orang i
amar sambil menyampirkan ta
uang kos karena ia tak mau menambah beban kedua orang tuanya dengan meminta uang hanya untuk membayar uang kos, maka dari itu ia
gi kamu, Kai," pesan Yuda yang
anter, Kai?"
n kan kosan kamu beda arah
langsung telfon kita aja," u
alan depan kafe. Kaila berjalan ke arah kiri s
akan berhenti di halte yang tak jauh dari jalan masuk ke kampungnya, tapi di jam-jam seperti ini pasti semu
kulit Kaila. Namun tak lama ia juga merasakan hembusan angin yang
guk sambil tangannya terus memijat kaki kanannya yan
agi. Namun Kaila hanya membal
annya yang sedang memijit kaki kanannya dan ia juga merasakan
ambil meliarkan pandangannya. Takut-takut jika ada ora
sudah bertanya dan aku sudah
ngangguk sambil menikm
azan dan nenekmu juga sendirian di rumah." Bayangan itu