Hasrat Liar Janda Muda
gian wanita paruh baya itu, Karin dan Maya duduk kembali dan menerima hidangan berupa makanan yang mereka pesan. Sebenarnya Karin t
akan, lagian masalah itu adalah salah satu cara untu
ang seperti itu, ia hanya ingin suasana yang tenang dan damai agar dirinya tidak melewati batas sebagai manusia. Karin
akan tenang seperti biasa, dasar buaya buntu
yelesaikan makan siangnya
*
nita paruh baya itu tidak terima jika dirinya diperlukan demikian terutama di depan orang banya
kedua orang tuanya tentang adab kepada orang tua, bisa-bi
rtemu dengan Karin, lalu apa yang mama
a yang ia hina, sepertinya wanita itu tidak berpendidikan sama sekali. Sebaiknya
seperti ini. Selama ini para wanita yang mengejarku, tetapi dia berbeda. Mama tenang saj
h merasakan salah satu bagian tubuh gadis cantik itu walaupun tanpa izin dari Karin. Ratna hanya bis
uskan untuk pulang lebih awal karena ia tidak memiliki pekerjaan lagi. Gadis cantik itu ke
ak ada makanan, pasalnya tante kan pulang kampun
an papa juga udah pulang. Kalau kamu mau ke rumah juga g
rusahaan. Berbeda ketika mereka duduk di bangku perkuliahan, hampir setiap hari Maya ke rumah Karin untuk bermain atau p
emilih diam dan sibuk dengan pikirannya sendiri. Sementara Maya mulai
rsebut, Karin dan Maya keluar dari mob
ama kita gak ketemu, gimana ka
amu gimana selama kerja sama Karin, seb
p kurang ajar sama karyawannya, makanya kami betah kerja sama di
klum saja sudah tua, kalian juga besok pasti kayak gitu kalau u
ta makan malam di sini aja ya!" Karin meni
a Karin selama kami tidak di sini?" ta
un pada kedua orang tua sahabatnya itu. Tetapi, ia tidak ingin Karin mena
tah apa yang terjadi antara mereka berdua, Karin tampaknya sangat membenci Edo. Aku sudah
dak ingin berpikir negatif sebelum mendengar secara langsung dari Kar
uju ruang makan. Mbok Ijah sudah menyiapkan berbagai ma
tahu apa yang dibutuhkan oleh
yi menandakan ada tamu yang datang. Mbok Ijah segera membuka pintu dan me
tahu ini dengan sia
ga ini. Sebaiknya kita bicarakan saja di
ajikannya tidak pernah membahas tentang menantu untuk keluarga tersebut. Edo dan keluarganya mengikuti la
biasanya tidak begitu," ucap Handoko yang
lon menantu keluarga ini, jadi mereka sudah
getar serta wajahnya merah padam. Ia pikir Edo akan menyerah setel
ruang tamu, alangkah terkejutnya Handoko melihat kehadir
lama kita tidak ketemu, gimana kabarnya," Hand
gnya, ia tidak tahu harus berkata apa lagi karena
kita muda dulu. Aku gak nyangka kalau Karin
ia, berbeda dengan Karin yang mulai tidak senang dengan suasana tersebut
nggal pernikahan mereka, tidak baik me
rdua, Bagas. Kami selaku orang tua dari Karin hanya
lagi yang kamu pikirkan, aku juga sudah memiliki sesua
lain. Handoko tidak ingin putrinya menjadi pelampiasan lelaki sa
tik itu mengambil minuman yang ada di atas meja
akan saja pernikahan yang ada dalam pikiranmu itu, serta untuk sesuatu yang telah kamu renggut aku s