/0/15338/coverorgin.jpg?v=9578c57538e9e84fc22a65836f29ed9c&imageMogr2/format/webp)
Dua jam setelah lepas landas dari bandara Beijing, Nuwa Airlines yang membawa Azzura dan penumpang lainnya di dalamnya, kini akhirnya mendarat sempurna di bandara Shanghai. Setelah itu, Azzura turun dari pesawat dan keluar bandara sambil membawa kopernya.
Di luar bandara, Azzura dijemput oleh seorang sopir, yang akan mengantarnya ke villa sewaannya. Namun, setelah sampai di villa, Azzura menemukan bahwa villa sewaannya tersebut telah ditempati oleh pria tidak dikenal.
"Kyaaaaaa!" Azzura berteriak dan terperanjat kaget saat melihat pria tampan dan bertelanjang dada sedang berdiri di ruang tamu villanya. "Siapa kau dan sedang apa kau di sini?!" cerca wanita ini.
Pria tampan yang sedang minum tersebut kontan tersedak dan menyemburkan air dari mulutnya, kala mendengar teriakan Azzura yang melengking. "Hey! Kau yang siapa dan sedang apa kau di sini?!" ujarnya, balik bertanya.
Azzura terbelalak mendengar pertanyaan pria itu. Lalu detik berikutnya, ia berjalan mendekatinya. "Kau yang siapa?! Karena aku sudah menyewa villa ini," ucap Azzura dengan dahinya yang berkerut.
"Dasar gila!" hardik Alan. Ya ... nama pria tersebut adalah Alan. "Kau baru saja masuk ke villa ini, sementara aku yang lebih dulu menempati villa ini!" kesalnya.
"What?!" Kedua mata Azzura membola besar usai mendengar Alan mengiranya gila. "Astaga! Aku menyewa villa ini selama dua minggu," jelas Azzura bernada marah. "Wait! Akan aku buktikan," jelas gadis ini.
Detik berikutnya, Azzura mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan nama serta booking codenya pada Alan. "Ini, lihatlah!" kata Azzura ketus.
Alan yang tak mau kalah lantas mengambil ponsel miliknya dari atas meja dan menunjukkan kode konfirmasi pemesanan yang tertera di sana. "Salam kenal, aku Alan." balas pria ini dingin dan pongah, kala mengarahkan layar ponselnya pada Azzura.
"Hhhhhh ...." Azzura menghela nafas panjang usai mengetahui bahwa pria memesona dan sangat tampan di hadapannya malam itu telah menyewa villa dari tanggal 5 sampai 11 Juli, sedangkan ia menyewa villa dari tanggal 7 sampai 20 Juli.
"Tapi ... aku baru saja terbang dari Beijing. Dan ini hari yang melelahkan. Jadi, jika kau mau mengosongkan villa ini sampai semuanya beres, itu akan bagus. Dan aku akan sangat berterima kasih kepadamu," ujar Azzura pada Alan dengan penuh harap.
"Kenapa harus aku?" Alan menatap Azzura sinis. "Jika aku jadi kau, aku lebih baik kembali ke Beijing," cicit pria ini dingin. "Dengan begitu kau bisa menjadwal ulang lain kali," jelas pria berkancut yang ketumpahan air ini.
Azzura pun menggeleng cepat. "Aku tak bisa main kembali terbang ke Beijing begitu saja. Dan apa kau bilang? Jadwal ulang? Tidak." Dengan tegas wanita ini menolak. "Aku sudah menantikan perjalanan ini sepanjang hidupku," terangnya.
"Kalau begitu menginaplah di sini semalam. Hanya sampai besok pagi, sampai kita membereskan ini dengan pemilik villa," cetus Alan santai sambil melipat tangannya di depan dada. "Tapi ... kalau kau mau, kau tidur di sofa. Karena hanya ada satu kamar tidur untuk penginapan tipe ini. Kau tahu itu, kan?" imbuhnya.
/0/16004/coverorgin.jpg?v=6ff6a05fa13e34e8c328a79be51aea13&imageMogr2/format/webp)
/0/6176/coverorgin.jpg?v=2eab850d6f049b294b450992eedaa676&imageMogr2/format/webp)
/0/13262/coverorgin.jpg?v=7c747e4257f308466987b9a95a3b3ecf&imageMogr2/format/webp)