Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Gairah Liar Pembantu Lugu
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Istri Sang CEO yang Melarikan Diri
Sang Pemuas
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
BAB 1
Semenjak skandal hubunganya dengan anggota DPR dunia keartisan Arum semakin memudar, padahal itu sama sekali tidak benar. Job Arum semakin sepi, bahkan akun sosial media tentang dirinya tidak Arum aktifkan lagi, ia benar-benar ingin keluar dari media yang sudah membesarkan namanya. Apartemen miliknya, sengaja ia jual begitu saja. Sementara Denis managernya dan Caca asisten pribadinya sudah mempunyai job baru. Walaupun Denis dan Caca setiap hari mengunjunginya tetap berteman dengannya.
Arum tidak menyangka bahwa, seseorang sengaja menghancurkan karirnya, membuatnya menderita seperti ini, nama baiknya hancur. Arum tidak tahu dimana letak kesalahannya. Arum lebih memutuskan untuk mengakhirinya saja. Arum menyusun semua pakaiannya didalam koper hitam miliknya. Arum lebih memilih meninggalkan kota Jakarta. Arum mengepak koper miliknya. Setidaknya ia harus kerja, tapi bukan disini.
Sungguh ia sudah frustasi dengan semuanya, seseorang niat jahat untuk menghancurkan hidupnya. Mereka tidak tahu, bagaimana hidupnya susah seperti ini. Masa kecil Arum, bukanlah seperti anak kebanyakan. Arum hanya dibesarkan panti asuhan. Hanya bermodal cantik, ia bisa masuk dalam dunia entertainment. Ya, menjadi artis di Indonesia memang tidak terlalu sulit, cukup dengan bermodal kecantikan dan sedikit pandai berakting saja sudah bisa masuk FTV.
Ah sudahlah, lupakan saja semua. Arum pastikan ia tidak akan tinggal disini lagi. Toh, ia tidak memiliki apa-apa lagi. Arum mencoba tegar, bukan kali ini saja ia tersakiti. Ia sudah cukup kuat meniti lika liku kehidupan. Dunia entertainment emang kejam, bahkan sangat kejam. Banyak sekali orang diluar sana ingin menghancurkannya. Ketenaran adalah segalannya, bahkan ada yang rela memberikan segalanya, asal ia bisa tenar, dan mendapatkan job dengan cara instan. Arum mengikat rambutnya seperti ekor kuda, celana jins hitam serta jaket kulit menutupi tubuhnya.
Arum memutuskan untuk pergi ke London. London adalah kota tambatan hatinya, Arum sangat bersyukur bahwa Denis telah menyuruhnya kursus bahasa inggris waktu itu. Sebagai publik figure sangat penting mempunyai keahlian berbicara.
Arum menarik kopernya menuju Bandara International Soekarno Hatta. Arum manatap kedua sahabatnya, Caca dan Denis. Denis memeluknya, ini merupakan pilihan tersulitnya.
"Kamu yakin masih mau berangkat?".
"Iya, saya sudah bingung mau kemana lagi. Saya perlu menenangkan hati dan pikiran saya. Setidaknya di luar negri tidak ada yang mengenal saya" ucap Arum.
"Yakin dengan pilihan kamu?" Caca mencoba memastikan.
Arum mengangguk, air matanya jatuh dengan sendirinya. Arum dengan cepat mengusap air matanya dengan jemarinya.
"Terima kasih untuk semua, atas kebaikkan kalian".
Danis memeluk Arum, ia memeluknya sangat erat, seakan tidak ingin dilepas. Inilah satu-satunya artis yang tidak pernah menuntut banyak kepadanya. Denis berjanji akan mencari tahu, siapa pelaku yang mengahancurkan karirnya. Denis tidak akan memaafkannya begitu saja.
"Hubungi saya jika kamu sampai di London, kamu datanglah ke alamat ini. Bibi Sarah akan membantu kamu untuk mencari pekerjaan disana" ucap Denis.
Arum tersenyum, ia mengusap punggung Denis "terima kasih sudah membantu saya, perkerjaan apa yang cocok untuk saya? Saya hanya lulusan sekolah menengah atas".
Denis melonggarkan pelukkanya, di tatapnya wajah cantik Arum. "Kamu mempunyai wajah cantik, saya pastikan kamu mendapatkan kerjaan disana".
"Iya, iya".
Arum kembali tersenyum menatap Caca. "Terima kasih ya atas semuanya, kamu teman yang selalu ada buat saya, mau suka ataupun duka".