Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
"Lepaskan!"
Seorang gadis merintih. Dia terus berusaha melepaskan diri dari genggaman dua orang pria berbadan kekar yang mengampitnya. Sayangnya sekuat apapun tenaganya, hal itu hanyalah sia-sia belaka. Efek minuman yang beberapa saat lalu ditenggaknya masih terasa. Entah obat apa yang dicampur dalam minuman itu, tapi kepalanya berasa pening dan bayangan matanya pun mulai kabur.
"Please, lepaskan saya!" Gadis itu masih berusaha.
"Diam, Bi*ch!" bentak salah seorang dari pria itu.
"Andai saja kamu bukan asset berharga bos, sudah kulempar ke ranjang kau!" Pria lain berbisik dengan menekan seluruh kata yang keluar dari mulutnya. Jangan salah, dia pria normal yang pasti juga akan tergoda dengan gadis secantik itu. Apalagi dengan kondisinya yang dalam pengaruh obat, sudah pasti akan menjadi kesempatan emas.
Gadis itu begidik ngeri. Dia sadar, kekuatannya tidak akan cukup menghadapi kedua pria dengan badan sebesar itu. Apalagi mereka sudah pasti memiliki pistol, atau senjata tajam sejenisnya. Itu hanya akan merugikan dirinya jika terlalu memberontak. Tapi siapa mereka dan apa yang diinginkannya?
"Bawa dia masuk! Sore nanti kita harus mengirimkannya!" Seorang wanita dengan penampilan yang mencolok memberikan perintah. Dari gayanya berbicara dan caranya memberikan perintah, dapat disimpulkan bahwa dialah yang disebut bos oleh dua orang tadi. Sedangkan kedua orang yang membaw agadis itu menurut. Mereka mulai menjalankan perintah yang diterima.
"Jangan sampai lecet sedikitpun! Dia asset berharga yang akan memberikan kita banyak uang! Hahaha." Wanita itu tertawa keras. Dia sudah membayangkan berapa banyak pelanggannya dari bos-bos besar, dan mereka akan rela mengantri untuk mencicipi tubuh indah budak barunya.
Setelah gadis itu dikurung dalam sebuah ruangan, wanita yang biasa dipanggil Mami Amoura itu mengeluarkan ponselnya. Dia nampak menghubungi seseorang dan sepertinya tidak sabar untuk segera memberikannya kabar bahagia. Panggilannya masih belum terhubung, tapi dia sudah tidak sabar mendengar pujian dan transferan uang hari itu juga.
Panggilan terhubung.
"Oh, Tuan-"
"Tidak perlu basa-basi, Amoura! Segera kirim dia ke tempatku." Pria di seberang langsung memotong ocapan Amoura. Nampaknya, dia juga sudah tidak sabar dengan permintaannya pada wanita itu.
"Baiklah, Tuan. Aku akan segera mengantarkannya." Amoura berbicara selembut mungkin, tentu saja dengan gaya khasnya yang centil itu.
"Tidak perlu mengantarkannya sampai dalam, Amoura. Aku tidak suka ada yang tahu siapa dia. Apalagi hari ini banyak clientku."
"Tapi, Tuan? Bagaimana jika dia kabur?" Amoura sedikit ragu. Pasalnya gadis itu sangat tidak mungkin akan suka rela menyerahkan dirinya ke kandang singa.
Pria di seberang sana tertawa terbahak-bahak, "Jangan melucu, Amoura! Wanita mana yang akan menolak pesonaku?" sombongnya.
Amoura gelagapan. Dia juga bingung akan menjelaskan keadaan itu dengan kalimat apa. Pikiranya terus berusaha disentil agar segera menemukan jawaban, "Sungguh, Tuan."
"Sudahlah! Cukup laksanakan apa yang aku perintahkan! Uang sudah kutransfer!" Pria itu lantas menutup panggilan sepihak tanpa mendengarkan penjelasan Amoura. Baginya, apa yang dikatakan Amoura sama dengan menghinanya. Ya, walau yang diinginkannya kali ini adalah seorang perawan, memang bedanya apa?
'Sial! Aku tidak boleh kehilangan ATM. Tidak masalah harus sedikit memberi gadis itu kelonggaran. Toh, aku bisa mengutus anak buah untuk mengawasinya.' Amoura membatin. Dia akan menggunakan berbagai cara untuk mempertahankan gadis yang baru saja didapatkannya itu.
"Ady! Dims!"
Dua orang berbadan kekar yang tadi membawa gadis itu mendekati Amoura. Mereka menunduk, bentuk penghormatan seorang anak buah kepada bosnya.
"Ada yang dapat kami bantu, Bos?"
Amoura menatap ke depan dengan seringaian yang lebar, "Suruh Nery untuk memberikan polesan terbaik! Bos besar sudah menyuruhnya untuk bersiap!"