/0/3804/coverorgin.jpg?v=26dc1f129a1f4b82d81f3d5aabcd3922&imageMogr2/format/webp)
Viola sudah selesai bekerja dan berganti pakaian seragam restorannya, berjalan membawa dua kantong besar berisi sampah keluar dari restoran menuju tempat pembuangan sampah yang tidak jauh dari lokasi restorannya. Dari kejauhan terdengar sirine mobil polisi yang cukup ribut dan sangat berisik. Tidak biasanya seberisik ini, tapi Viola tidak ambil peduli. Tubuhnya cukup letih, sudah bekerja dua belas jam berdiri di restoran. Rekannya Daphne tidak masuk bekerja malam ini sehingga Viola bekerja lebih banyak dan sibuk, keluar masuk area dapur ke area para tamu yang sangat ramai.
Setelah melemparkan kantong sampah ke tumpukan sampah di depannya, Viola segera berbalik. Dia ingin segera sampai di rumah dan meluruskan punggung serta menselonjorkan kakinya yang sangat pegal. Tetapi, kaki Viola tiba-tiba menendang sesuatu yang dia merunduk untuk melihat apa yang baru saja dia tendang tersebut.
“Mayat!?” pekik Viola tertahan ketika menyadari sesuatu yang tanpa sengaja dia tendang tersebut adalah kaki manusia, posisi tubuhya tertelungkup di atas tumpukan sampah-sampah kertas.
Viola sedikit takut mendekati tubuh manusia tersebut. Pandangannya mengedar ke sekeliling, tidak ada siapapun!
Suara sirine mobil polisi juga sudah tidak terdengar lagi, sangat sepi. Sudah waktunya tengah malam, suasana di kota Fortaleza akan berubah sedikit sepi jika sudah tengah malam apalagi di musim dingin seperti sekarang.
Viola menendang sedikit keras kaki manusia di bawah kakinya namun tidak ada pergerakan balasan yang terlihat. Dengan sedikit keberanian gadis itu menarik bagian belakang tubuh manusia tersebut dan membaringkannya telentang untuk melihat wajahnya. Jika berwajah seram, Viola tidak akan menolongnya, tentu saja! Kuatir nanti dia malah yang akan di sakiti. Tapi Viola mengernyitkan alisnya seakan pernah melihat wajah orang yang terbaring di bawah kakinya tersebut. Entah dimana, dia tidak ingat.
“Hei! Kamu mati apa pingsan?” Viola masih menggerakkan tubuh pria tersebut dengan kakinya, tapi tetap tidak ada respon sama sekali. Mata pria itu terpejam, di pipinya terdapat goresan, sudut bibirnya sepertinya pecah dan menyisakan darah membeku.
Viola kembali memperhatikan sekelilingnya, tidak ada siapapun selain dirinya dan pria yang tergeletak di bawah kakinya itu. Viola mencoba membuka jas yang di gunakan oleh sang pria, dan gadis itu kembali terkejut melihat bagian perut sang pria terluka, masih mengucurkan darah.
“Och kamu pingsan?” Viola mendekatkan jarinya ke bagian hidung sang pria yang masih terasa hembusan nafasnya meski sangat pelan tetapi masih terasa hangat di ujung jemarinya.
Sesaat gadis itu menarik nafas panjang lalu menghembuskannya kasar. “Kakakku pasti akan marah jika aku membawa seorang pria pulang ke rumah,” gumam Viola lirih.
Tetapi Viola adalah gadis yang memiliki hati baik, dia tidak pernah tega melihat orang terluka apalagi sekarang kondisi pria yang dia temukan berada dalam kondisi pingsan. Sesaat Viola melihat gerobak tidak jauh dari tempat dia berjongkok di depan tubuh pria yang pingsan.
Viola mengambil gerobak yang ternyata berisi beberapa selimut tebal untuk sumbangan di musim dingin, mengeluarkan isinya dan meletakkannya di depan salah satu toko deretan restoran tempatnya bekerja. Lalu membawa gerobak tersebut ke dekat tubuh pria yang terluka, dan dengan susah payah Viola akhirnya berhasil memasukkan tubuh pria tersebut ke dalam gerobak yang dia dorong pulang ke rumahnya, berjarak sekitar dua kilometer dari lokasi restoran—tempatnya berkerja.
Kaki Viola yang pegal dan tubuhnya sangat letih tapi dia berlari mendorong gerobak yang membawa tubuh seorang pria. Pria yang dalam pikiran Viola, dia kenali tapi tidak bisa ingat pernah bertemu dimana.
Lewat tengah malam, Viola bersama gerobak berisi tubuh seorang pria yang pingsan sampai di rumahnya. Lampu rumahnya masih dalam keadaan mati yang berarti kakak laki-lakinya belum kembali atau mungkin tidak pulang lagi malam ini.
“Och kamu sangat berat! Apa yang kamu makan huh? Apakah kamu terlalu banyak dosa sehingga tubuhmu sangat berat sekali untuk ku bawa ke rumah dan memberikan bantuan padamu!” Viola menggerutu sekaligus terkekeh dengan ucapannya,
‘tubuh banyak dosa sehingga jadi berat, memangnya ada kaitannya?’
Viola pernah belajar di sekolah kedokteran sebelumnya meski dia tidak melanjutkan karena keterbatasan biaya dan dia tidak ingin merepotkan kakaknya yang menurut Viola adalah pengangguran kelas kakap, tapi terkadang kakaknya itu bisa memberikan uang banyak pada Viola namun seringnya tidak memiliki uang.
/0/8251/coverorgin.jpg?v=4db4445d8d2c7373c2beb592ebb92f7c&imageMogr2/format/webp)
/0/17521/coverorgin.jpg?v=5b9a61cf55352cfb6d608a1632d8c411&imageMogr2/format/webp)
/0/6794/coverorgin.jpg?v=fb3ce2b048de258e8219a58d91966140&imageMogr2/format/webp)
/0/12749/coverorgin.jpg?v=0fc6bbc9d0a7ac280a42e79a4213e9f3&imageMogr2/format/webp)
/0/14603/coverorgin.jpg?v=d199c4d0a34059e2ce87c3f8dcfab2ec&imageMogr2/format/webp)
/0/14720/coverorgin.jpg?v=6369d207e25bfcb52e0c4ae5849f9403&imageMogr2/format/webp)
/0/22402/coverorgin.jpg?v=546bcc48047460cf7c66ebc479487db9&imageMogr2/format/webp)
/0/16250/coverorgin.jpg?v=34e1afcf814ea8de2e0f1c1b80358a29&imageMogr2/format/webp)
/0/21446/coverorgin.jpg?v=e02a252874b7853dd06b9ea106a9b3da&imageMogr2/format/webp)
/0/2845/coverorgin.jpg?v=f08d4370da2b7041e3a3a09e8d1fff92&imageMogr2/format/webp)
/0/26880/coverorgin.jpg?v=165175708f82a45bd73a4941c748956c&imageMogr2/format/webp)
/0/29791/coverorgin.jpg?v=c8f87fc91d6ffdd05b2ae06e30edaecd&imageMogr2/format/webp)
/0/3066/coverorgin.jpg?v=1968055e65003abae00f1e114a907847&imageMogr2/format/webp)
/0/4896/coverorgin.jpg?v=e4d73480546b66939e583eeaf04cb2d9&imageMogr2/format/webp)
/0/5888/coverorgin.jpg?v=88ed910bbcf55b640b1eb6eb4ed85c97&imageMogr2/format/webp)
/0/4290/coverorgin.jpg?v=f69af7fae1687f0e6c25f81bff95b97e&imageMogr2/format/webp)
/0/29182/coverorgin.jpg?v=105951bb5be436dcbc9f4145da58dbd4&imageMogr2/format/webp)
/0/3583/coverorgin.jpg?v=420d23233a567bf114de59d69690b350&imageMogr2/format/webp)
/0/17215/coverorgin.jpg?v=073a1d968a3969601a86adebad51a697&imageMogr2/format/webp)