Amira gadis yang masih berusia 17 tahun itu harus mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari ayah tirinya. Meninggalnya sang ibu membuat kehidupannya berantakan, Amira menyangka ayah tirinya itu akan mengurusinya beserta adiknya dengan baik. Tapi nyatanya semua itu tidak seperti yang diharapkan Amira.
Amira harus rela tidak melanjutkan sekolahnya setelah lulus SMP. Ekonomi keluarganya sangat lah tidak baik, apalagi Amira yang juga harus mengurusi adiknya yang bernama Yeni. Gadis kecil yang masih duduk di bangku kelas 2 SD, tentunya membutuhkan perhatian dan biaya sekolahnya juga. Yang akhirnya Amira bekerja di sebuah toko sembako yang berada tidak jauh dari rumahnya. Semua itu dilakukannya karena ayah tirinya tidak pernah menafkahinya dan seolah tidak perduli.
Pak Wanto yang gemar ber mabuk-mabukan, gemar berjudi, dia juga bersikap keras kepala. Sikapnya berubah setelah istrinya meninggal. Dia sering kali memarahi Amira dan adiknya, dua orang anak yang seharunya disayangi, justru diperlukan tidak baik di rumah itu.
Malam itu sekitar pukul 19:00 Amira yang baru saja pulang kerja, dia kaget ketika masuk kedalam rumahnya mendapati sang Ayah tengah meminum minuman beralkohol. Di meja itu terdapat beberapa botol minuman keras. Sontak Amira kaget, dia perlahan-lahan melangkah kakinya untuk segera menghampiri adiknya di kamar.
Namun seketika ayahnya itu memanggil,"Amira"
Dengan cepat Amira menghentikan langkahnya, dia menoleh ke arah ayah tirinya itu dengan muka tegang.
"Kenapa kamu jam segini baru pulang?" Pak Wanto bertanya dengan nada yang terdengar keras.
"Maaf, Pak. Tadi toko tempat aku kerja agak telat tutupnya karena banyak yang beli," jawab Amira dengan gugup.
"Alesan aja kamu! Sudah sini, pijitin bapak!" bentaknya.
Amira hanya bisa menghela nafas dalam-dalam, dia sebenarnya sangat kecapekan karena memang baru saja pulang kerja. Tapi karena takut. ayah tirinya itu bertindak kasar, yang akhirnya Amira berjalan mendekatinya lalau duduk di sebelah ayah tirinya itu yang terlihat sedang mabuk.
Aroma dari alkohol itu begitu menyengat, hal itu membuat Amira meras tidak nyaman berada di dekat ayah tirinya. Tapi mau gimana lagi, Amira tidak bisa berbuat banyak selain harus menuruti apa yang dikatakannya. Jika tidak dia akan berlaku kasar.
"Cepat pijat pundak bapak!" Pak Wanto lagi-lagi memerintahkan.
"Iya, Pak."
Tanpa banyak bicara lagi, Amira hanya menurutinya, dia meminta pundak ayah tirinya itu. Amira merasa tidak nyaman dengan aroma alkohol di ruangan itu, apalagi ayah tirinya itu tidak henti-hentinya menenggak minuman keras itu. Walaupun kondisinya sudah mabuk, tetapi dia tetap saja ingin menghabiskan semua minuman yang ada di atas meja.
Amira hanya bisa diam dengan mata yang berkaca-kaca, bagaimana tidak. Ayah tirinya itu yang bersikap sangat baik dan sangat perhatian, namun setelah sang istri meninggal, sifatnya berubah menjadi orang yang gampang marah. Tak sampai disitu, ayah tirinya itu juga selalu mabuk dan ingin selalu berjudi, sehingga Amira kadang tidak bisa menyimpan uang hasil dirinya bekerja, karena ayah tirinya selalu meminta uang untuk digunakan berjudi. Jika tidak dikasih, maka dia akan mengamuk dan tidak segan-segan melukai Amira serta adiknya.
"Pijat yang kencang!" bentaknya yang seketika membuat Amira terperanjat kaget.
"Iya, Pak," jawab Amira dengan gemetaran karena saking takutnya.
Perlakuan kasar dan sikap ayah tirinya yang berubah membuat Amira ingin keluar dari rumah itu dan kembali ke keluarganya yang ada di kota Surabaya. Tapi itu sangatlah sulit dilakukan, karena setiap kali Amira mendapatkan gaji, dia tidak bisa mengumpulkan uang itu, karena memang untuk kebutuhan keluarganya, belum lagi ayahnya yang selalu meminta uangnya untuk berjudi dan membeli minuman keras, sehingga Amira hanya bisa berharap ada seseorang yang bisa membantunya untuk keluar dari ruang itu dan pulang kembali ke keluarganya yang jauh di sana.
Amira sempat ingin kabur membawa adiknya, namun gagal karena ayah tirinya itu memergokinya, dan kejadian itu juga lah yang membuat ayah tirinya semakin bertidak kasar dan sering memukul. Sehingga mau tidak mau Amira harus tetap tinggal di rumah itu, walaupun sebenarnya sudah tidak kuat dengan penderitaan yang dirasakannya setiap hari.
"Pak ... Bisa enggak bapak jangan minum-minum itu lagi? Kasihan aku sama Yeni, Pak." Amira berusaha membuat ayah tirinya sadar.
Namun nyatanya ucapan Amira malah membuat ayah tirinya itu marah.
"Heh. Kamu ini tahu apa? Hah! Masih kecil udah banyak omong!"
Amira kaget ketika ayah tirinya membentak seperti itu, yang akhirnya dia memilih untuk diam dengan mata yang berkaca-kaca. Batinnya serasa remuk mendapati perlakuan ayah tirinya yang benar-benar sudah tidak seperti dulu lagi. Sosok ayah yang menurut Amira akan bisa menggantikan ayahnya yang sudah meninggal, tapi malah berprilaku buruk, dan tidak seperti dulu sewaktu ibunya masih hidup.
/0/16236/coverorgin.jpg?v=b9c251e67144798f96c613d0b10927ab&imageMogr2/format/webp)
/0/4381/coverorgin.jpg?v=9f9d07d0049664a92a026872d10e44cc&imageMogr2/format/webp)
/0/13379/coverorgin.jpg?v=5cd6134d73c677de0a7f1a81db34e23f&imageMogr2/format/webp)
/0/22464/coverorgin.jpg?v=45534e54ad36109b6f207435dbe4052f&imageMogr2/format/webp)
/0/18548/coverorgin.jpg?v=20240701114249&imageMogr2/format/webp)
/0/18648/coverorgin.jpg?v=20240701114251&imageMogr2/format/webp)
/0/10811/coverorgin.jpg?v=b9fcbe3c16ca898730e6746092595d9b&imageMogr2/format/webp)
/0/14420/coverorgin.jpg?v=96ad3124502590fff46e33447aeb812f&imageMogr2/format/webp)
/0/20880/coverorgin.jpg?v=20250124101245&imageMogr2/format/webp)
/0/22336/coverorgin.jpg?v=75c1c02c125165ac8768b55986559191&imageMogr2/format/webp)
/0/16763/coverorgin.jpg?v=20240214173719&imageMogr2/format/webp)
/0/19438/coverorgin.jpg?v=a924cb56d7536a6330cdb4be824663e0&imageMogr2/format/webp)
/0/4383/coverorgin.jpg?v=f8992cfee7dd0fd8f7f126b008b47a08&imageMogr2/format/webp)
/0/12083/coverorgin.jpg?v=deca033d537d45af4265bad48596f910&imageMogr2/format/webp)
/0/21018/coverorgin.jpg?v=20250207145116&imageMogr2/format/webp)
/0/15068/coverorgin.jpg?v=fbd51862a8cec951ec91fa8185276564&imageMogr2/format/webp)
/0/24260/coverorgin.jpg?v=20251110165617&imageMogr2/format/webp)
/0/16090/coverorgin.jpg?v=74b9387fb8c57892d679de5c35374ace&imageMogr2/format/webp)