Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
Di hari yang menjelang sore itu, tampak seorang gadis berlari tergopoh-gopoh ke dalam ruangan dosen pembimbingnya, ia sudah terlambat 5 menit dari waktu yang ditentukan untuk bertemu sang dosen. Sambil membawa beberapa buku di tangannya, ia mengetuk pintu sang dosen dan setelahnya buru-buru masuk saat diizinkan.
"Selamat sore, Pak." Sapa Pelangi dengan nafas tersengal-sengal.
"Kamu terlambat lima menit, Pelangi. Kali ini pekerjaanmu yang mana lagi yang sudah membuatmu terlambat menghadap ku!" tutur dosen dinginnya itu sambil membenarkan kacamatanya. Dosen pembimbing satu ini adalah seorang duda beranak empat. Tampangnya cukup lumayan, tapi ia merupakan dosen yang paling tidak di sukai oleh gadis bernama lengkap Pelangi Karyline, pasalnya sang dosen dingin bin killer itu sudah berkali-kali meminta Pelangi untuk menjadi ibu sambung dari keempat anak-anaknya. Ya jelas saja Pelangi langsung menolak tawaran itu, bayangkan saja ia mengurus dirinya sendiri saja masih belum mampu, ini bakalan ditambah lagi ngurus anak.
"Mohon maaf, Pak. Tadi saya sedikit mengalami kesulitan di jalan. Ban sepeda motor saya pecah." Jelas Pelangi berusaha mengatur nafasnya.
"Coba saja kamu menerima pinanganku, kamu tidak perlu berusaha sekeras itu untuk melanjutkan hidup dan menyelesaikan kuliah mu." Ucap Pak Joko, sang dosen.
"Cih ogah gila gue jadi ibu suri anak-anakmu, kaya sih kaya. Tapi aku masih ingin menikmati hidup dan menjadi seorang wanita seutuhnya. Gila apa, aku harus habisin sisa umurku cuma buat ngerawat anak-anak lu." Gerutu Pelangi dalam hati.
"Mana revisi terbarunya?" Tanya pak Joko meminta skripsi milik anak didiknya itu untuk diperiksa, sudah terhitung dua kali Pelangi melakukan revisi pada skripsinya. "Baik, ini hanya tinggal merubah sedikit kalimat nya saja. Oh iya satu lagi, pertimbangkan sekali lagi tawaranku. Menikahlah dengan ku, maka aku akan mencarikan pekerjaan tetap yang jauh lebih baik di kampus ini. Sayang kan kecerdasanmu kalau hanya kamu gunakan mencari pekerjaan paruh waktu saja." Ujar Pak Joko, membuat Pelangi memutar bola matanya dengan malas. Beruntungnya itu dosen masih fokus pada lembaga skripsi yang ada di tangannya.
"Mulai lagi ini si dubanak ngehalu tingkat dewa, mana manis banget lagi omongannya ngalahin gula aren." Batin Pelangi. Dubanak alias duda banyak anak julukan untuk pak Joko.
"Mohon maaf, Pak. Maksudnya apa ya?" tanya Pelangi heran.
"Ya maksudku kamu bisa jadi asisten dosen di sini, bahkan kamu bisa menjadi salah satu dosen nantinya." Jawab Pak Joko menjelaskan.
"Oh Begitu ya, Pak. Tapi terima kasih atas bantuannya selama ini, maaf bukannya saya bermaksud kurang ajar. Tapi bapak lanjutin aja dulu bermimpinya. Permisi." Ucap Pelangi seraya bangkit dari duduknya lalu menyalami tangan sang dosen.
"Kurang ajar, lihat saja kamu Pelangi. Bapak akan pastikan kamu tidak bisa ikut wisuda." Sentak Pak Joko yang merasa tersinggung atas penolakan gadis itu.
"Sak karepmu lah pak." Balas Pelangi dengan santai. Pelangi keluar dari ruangan dosennya lalu bergegas ke kantin dimana sahabatnya sudah menunggu. Sebenarnya ia sedikit khawatir akan pembimbing yang baru, ia takut jika nantinya akan mendapatkan pembimbing yang lebih tegas dan killer dari pembimbing sebelumnya.
"Pelangi." Panggil seorang gadis melambaikan tangannya kepada Pelangi.
Pelangi tersadar, ia segera menghampiri kedua sahabatnya. "Sudah pesan?" tanya Pelangi seraya meletakkan tas nya di meja.
"Sudah dong." Jawab Reina menunjukkan kedua ibu jarinya.
"Kok lo cepet banget bimbingan, nggak kayak biasanya?" tanya Echa heran.
"Oh itu, Pak Joko mau lanjutin mimpinya dulu katanya." Jawab Pelangi asal.
"Hahahaha kamu pasti di lamar lagi kan, diminta jadi istrinya lagi. Udah episode ke berapa ya belum kelar-kelar ceritanya." Celetuk Reina menutup mulutnya sendiri.
"Kenapa nggak lu terima aja sih Pelangi, kan lumayan dapet sugar daddy, oh iya nanti jadi kan temenin ke pesta teman gue?" tanya Echa pada kedua sahabatnya.
"Idih. Sugar rush yang ada." Celetuk Pelangi dengan tatapan menjijikkan.
"Sorry, gue nggak bisa. Ada janji sama ayang Deve." Jawab Reina si bucin.
"Lo gimana, La?" tanya Echa menatap Pelangi penuh harap.
"Beres, nanti jemput gue aja jam tujuh." Jawab Pelangi manggut-manggut.
"Pasti itu." Timpal Echa diselingi senyuman misterius.
Setelah selesai makan di kantin, Pelangi dan kedua sahabatnya bergegas untuk pulang. Seperti biasa Reina akan dijemput kekasihnya, sementara Pelangi dan Echa membawa kendaraan masing-masing.