/0/14428/coverorgin.jpg?v=e673db163036ee391c656ce0b40786ba&imageMogr2/format/webp)
Ada dua orang yang bersahabat yaitu Rina dan Robi. Mereka telah bersahabat sejak jaman kuliah dulu. Sayangnya Rina telah menikah dan dijodohkan oleh ortunya dengan anak dari teman ayahnya di kantor yaitu Rudi. Padahal Rina tak begitu menyukai meski Rudi sudah mapan dan baik cuma karena memang tak ada rasa cinta sehingga Rina tak pernah menikmati pernikahannya itu.
Makanya pernikahan mereka terasa hambar sampe-sampe saat Rina melayani hasrat suaminya itu di kamar pun ia lakukan dengan tanpa rasa kepuasan dirinya. Rina cuma menjalankan tugas sebagai istri saja. Rina pun mencoba mencari pelampiasan kegundahannya itu dengan curhat kepada sang sahabat yaitu Robi. Mereka berdua sering bertemu di cafe favorit dekat kampus dulu saat mereka masih sama-sama di bangku kuliah.
Pertemuan Rina dan Robi di kedai kopi favorit mereka berlangsung seperti biasa. Mereka duduk di sudut yang tenang, berbagi cerita dan tawa. Namun, belakangan ini, Rina semakin sering mengungkapkan perasaannya kepada Robi, termasuk masalah privasi dalam hubungan suami istri dengan Rudi.
Sambil mengela nafas Rina berucap, “Robi, aku benar-benar merasa seperti dalam penjara. Pernikahan ini semakin membuatku terjebak.”
Robi dengan wajah prihatin, “Rina, apa yang terjadi? Kamu tahu aku selalu di sini untuk mendengarkanmu.”
Sambil menatap secangkir kopi di hadapannya Rina berkata, “Aku tahu, Robi. Dan itu yang membuatku merasa lebih baik, bisa berbicara denganmu.”
Robi tersenyum, “Sahabat sejati selalu mendengarkan, Rina.”
Rina melanjutkan, “Rudi, dia adalah pria yang baik. Tapi aku tidak mencintainya, Robi. Orangtuaku menginginkan pernikahan ini, dan aku hanya menurutinya.”
Robi mengangguk), “Aku mengerti bahwa kamu melakukannya untuk orangtuamu, tapi pernikahan tanpa cinta itu seperti penjara. Kamu harus bicara dengan Rudi, Rina. Jangan biarkan dirimu terjebak dalam perasaan yang tidak bahagia.”
Rina berbisik, “Robi, ini bukan satu-satunya masalah. Aku merasa seperti aku tidak pernah mendapatkan kepuasan saat kami berdua di kamar. Aku mencoba berbicara dengan Rudi, tapi aku takut melukainya.”
“Rina, aku mengerti itu adalah masalah yang serius. Kamu perlu mencoba berbicara terbuka dengan Rudi. Ini tentang kebahagiaanmu juga,” ucap Robi dengan mimik prihatin.
Setelah itu percakapan mereka berlanjut malam harinya lewat aplikasi Whatsapp.
Rina mengirim pesan, “Robi, bisakah kita bertemu lagi besok? Aku butuh seseorang untuk diajak berbicara.”
Robi membalas pesan, “Tentu, Rina. Aku akan di sana. Apa yang terjadi?”
“Aku hanya ingin berbicara denganmu tentang semuanya,” balas Rina lagi.
Robi mengirim pesan lagi, “Aku selalu di sini untukmu, Rina.”
Pertemuan berikutnya, Rina merasa semakin nyaman berbicara dengan Robi tentang masalah yang ada dalam pernikahannya. Mereka bahkan membahas masalah yang sangat pribadi.
Waktu berlalu, dan Rina terus merasa nyaman berbicara dengan Robi tentang semua masalah dalam pernikahannya. Pertemuan mereka di kedai kopi menjadi tempat di mana Rina bisa membuka hatinya tanpa rasa takut atau malu. Robi selalu mendengarkan dengan sabar dan memberikan nasihat yang baik.
Robi menyeduh secangkir kopi, “Bagaimana perkembanganmu dengan Rudi, Rina?”
Rina tersenyum getir, “Kami mencoba untuk lebih terbuka satu sama lain, Robi. Tapi aku masih merasa seperti ada tembok di antara kami. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan.”
Robi membungkuk dekat, “Rina, jangan pernah merasa sendirian dalam hal ini. Kamu akan menemukan jalan keluar bersama-sama, seperti yang selalu kita lakukan.”
Rina meraih tangan Robi, “Terima kasih, Robi. Kamu adalah sahabat terbaik yang bisa kumiliki.”
Robi tersenyum, “Dan kamu juga sahabat terbaikku, Rina.”
Rina dan Robi terus mendukung satu sama lain dalam perjalanan hidup masing-masing. Rina tahu bahwa meskipun pernikahannya mungkin rumit, dia memiliki sahabat sejati yang selalu siap mendengarkan dan memberikan dukungan. Dan sementara Rina mencari cara untuk mengatasi masalahnya, dia tahu bahwa Robi akan selalu ada di sisinya, memandanginya dengan mata penuh kasih dan kepercayaan, siap mendukungnya dalam setiap langkah yang dia ambil.
/0/14523/coverorgin.jpg?v=129a31041e33c9d78477eab5582de025&imageMogr2/format/webp)
/0/2677/coverorgin.jpg?v=96eab8094af9a183be1858b2b7d893d7&imageMogr2/format/webp)
/0/6459/coverorgin.jpg?v=4b8547e4549ae8b4a02599d1e689dffd&imageMogr2/format/webp)
/0/3564/coverorgin.jpg?v=91a4d1f077ecb7b4ce88e29b82bcd911&imageMogr2/format/webp)
/0/8544/coverorgin.jpg?v=dabe4e2a9b37bf2fcd76697af718842d&imageMogr2/format/webp)
/0/6613/coverorgin.jpg?v=f9a5cfff9b5fc80bc6a65a8d6b5f5c77&imageMogr2/format/webp)
/0/2069/coverorgin.jpg?v=69f7d7217a48454e0cba6e5f5bede189&imageMogr2/format/webp)
/0/2454/coverorgin.jpg?v=693f1f249946477a393a40fd87fcbd4e&imageMogr2/format/webp)
/0/15746/coverorgin.jpg?v=dd951388bf1506d99ea44810f630efd4&imageMogr2/format/webp)