Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Sang Pemuas
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Setelah liburan panjang, para murid harus datang lagi ke kampus dan belajar di kampus. Begitu pun dengan Alberto yang sebenarnya malas untuk datang lagi ke kampusnya dan belajar di sana, tapi ia harus melakukan hal itu. Pagi itu, Alberto merasa sangat tidak semangat dan sangat malas. Ia melangkahkan kakinya dengan malas menuju kelasnya.
Sesampainya di kelas, kursi-kursi sudah penuh. Mau tidak mau, ia harus duduk di depan karena hanya kursi di baris terdepan yang tersisa. Ia memilih untuk duduk di kursi yang terletak di paling pojok kiri. Sesampainya di kursi tersebut, ia meletakkan tasnya dengan malas.
Setelah itu, ia pergi ke luar dari kelas sambil berharap untuk bertemu dengan salah satu temannya dan mengobrol di sana. Setelah di luar kelas, ia melihat bangku panjang dan duduk di bangku itu. Tentunya, ia menghirup dan merasakan udara segar. Tiba-tiba, dia melihat dari kejauhan seorang wanita seksi sedang membawa sebuah buku. Matanya langsung melotot saat melihat wanita tersebut karena wanita tersebut sangat mirip dengan mantannya yang bernama Vega. Ciri-ciri fisiknya sangat mirip dengan Vega.
Mulai dari wanita itu yang memiliki rambut pirang, panjang, dan bergelombang. Matanya yang sipit dengan kedua irisnya berwarna biru. Kulitnya yang putih dan mulus. Kakinya yang jenjang dan hidungnya yang mancung. Wanita itu mengenakan kacamata dengan frame kotak berwarna hitam. Ia juga mengenakan kemeja berwarna biru dengan lengan pendek dan rok berwarna hitam dengan panjang di atas paha. Wanita tersebut mengenakan kaus kaki tipis warna kulit.
Pakaiannya sangat ketat yang menunjukkan lekuk tubuhnya. Lekuk tubuhnya pun sangat mirip dengan Vega bagaikan gitar spanyol. Ia melangkah dengan badan yang tegap dan langkah yang cepat bagaikan Vega yang sedang terburu-buru saat hendak melakukan operasi di rumah sakit. Tingginya pun kurang lebih 180 cm seperti tinggi Vega. Mata Alberto langsung melotot.
Matanya benar-benar tidak bisa lepas dari wanita misterius tersebut. Alberto hafal betul lekuk tubuh Vega, karena Vega adalah mantan Alberto yang sering ia kencani dulu sebelum mereka putus dahulu.
Hal itu yang membuat Alberto merasa yakin bahwa, wanita tersebut adalah Vega hingga ia tidak sadar menyebut nama Vega dengan pelan. Alberto mencoba untuk memastikan apa yang telah ia lihat kembali, karena baginya Vega telah meninggalkannya dahulu dengan pria lain.
Jadi bagi Alberto, sangat tidak mungkin Vega berada di sekolah itu. Untuk apa Vega berada di sekolah itu? Menjadi mahasiswi? Tentu saja bukan!
Usia Vega terlampau jauh dari Alberto. Untuk menemui Alberto kembali dan berharap Alberto kembali kepadanya? Tentu sangat tidak mungkin! Kalau Vega sangat mencintai Alberto, tidak mungkin Vega berselingkuh dengan Dion hingga Alberto harus melihat sendiri mereka sedang berkencan di perpustakaan.
Alberto melihat kembali ke wanita tersebut dan dirinya semakin yakin bahwa, wanita tersebut adalah Vega. Hal itu membuat Alberto semakin bertanya-tanya dengan tujuan Vega datang ke tempat tersebut. Menjadi dosen? Mungkin saja, tapi dosen pelajaran apa? Itu adalah pertanyaan Alberto di pikirannya.
Alberto ingat betul bahwa, Vega adalah seorang dokter terkenal dan di kampusnya tidak ada jurusan Kedokteran. Jadi bagi Alberto, tidak ada celah bagi Vega untuk mengajar di kampusnya karena memang sangat tidak mungkin. Menjadi orang tua dari salah satu mahasiswa yang bersekolah di kampus tersebut? Bisa jadi, karena mungkin saja Vega telah menikah dengan pria lain.
Tetapi, seingat Alberto, setahun yang lalu Vega belum menikah dan masih sibuk menjadi dokter di Rumah Sakit Rege. Rumah Sakit Rege merupakan salah satu rumah sakit terkenal di kotanya. Jadi mungkin saja Vega telah menikah beberapa bulan yang lalu dengan pria duda yang telah memiliki anak. Then, Alberto sighed sembari mencoba untuk membiarkan wanita tersebut pergi begitu saja.
“Sudah, lah! Buat apa aku tebak dia siapa? Apa gunanya bagiku?” Alberto berucap dalam hati.
“Aku harap, dia bukan mantanku.” Alberto berucap dalam hati dengan penuh harap, tapi perkataan itu membuat dirinya tambah bingung dan dirinya berpikir kembali mengenai alasan wanita tersebut mirip dengan Vega. Alberto menebak bahwa, mungkin saja hal itu hanya kemiripan saja.
Saat wanita misterius tersebut berada di dekat Alberto, wanita tersebut langsung melepas kedua kancing dari kemejanya yang membuat Alberto dapat melihat sedikit bagian dari dada wanita tersebut. Setelah itu, wanita tersebut mengedipkan salah satu matanya dan menggigit bibirnya sebentar dengan pelan yang membuat Alberto merasa tambah gemas dengan wanita imut tersebut.
“Hai!” sapa wanita tersebut sembari melambaikan tangan ke arah Alberto.
Alberto langsung berpura-pura bahwa, dirinya baru saja melihat wanita tersebut. Lalu, ia melambaikan tangan kembali dan menyapa wanita tersebut kembali, “Hi!”