/0/29147/coverorgin.jpg?v=391d49f6d6fab81627303f61c098322e&imageMogr2/format/webp)
Mentari pagi bersinar cerah, secerah wajah cantik Viona Teresa.
"Viona!" panggil Aldi Pranata, sekilas Viona menoleh ke sumber suara itu.
"Aldi, kapan kau pulang? Kenapa tak mengabariku terlebih dulu," balas Viona antusias.
"Aku pulang baru kemarin, dan sengaja tidak memberitahumu, biar surprise," jawab Aldi saat itu dengan senyuman.
"Hemmm ... dasar kamu, o ya gimana kerjaan kamu di sana? Aman terkendali, kan?" ujar Viona berjalan beriringan dengan Aldi.
"Alhamdulillah kerjaanku sudah selesai, dan semuanya aman terkendali. Aku sudah tidak tahan menahan rasa kangen padamu," goda Aldi terhadap calon istri tercinta.
"Syukurlah, jika pekerjaan kamu sudah selesai dan semuanya baik-baik saja. Aku juga ikut senang mendengarnya ..., " ucap Viona menautkan tangannya ke leher Aldi.
"Aku juga sangat merindukanmu Al," sambung Viona mengulang kalimatnya.
Kini mereka saling bertatapan, kedua bola mata itu saling menatap. Tanpa rasa canggung mereka saling berpelukan diantara banyaknya karyawan yang menyaksikan.
'Wajahmu yang selalu aku rindukan, Vi ... aku tak sanggup bila harus kehilanganmu,' batin Aldi, menatap wajah cantik Viona yang sendu.
"Ada apa? Kenapa menatapku seperti itu, jika ada masalah kamu bisa berbagi denganku," ucap Viona menyadarkan lamunannya.
"Eum ... tidak, tidak ada apa-apa," elaknya, Aldi menelan ludah sebelum berbicara kembali.
"Masalah apa ... tidak ada masalah apapun sayang, kamu percaya deh!" ujar Aldi.
"Oh ... aku kira kamu sedang ada masalah, ya sudah. kalau begitu kita kembali ke ruangan yuk," ajak Viona tanpa rasa curiga sedikitpun.
"Huhhhh," Aldi menghela nafasnya, berat untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi.
Namun, Viona sedikit heran dengan gerak-gerik Aldi. lantaran tak biasanya Aldi bersikap demikian di hadapannya.
Perlahan Viona melanggkah, ia berniat kembali keruang kerja, akan tetapi Aldi menahannya.
"Kau mau kemana? Tetaplah bersamaku, aku masih merindukanmu, aku membutuhkanmu Viona," ucap Aldi menarik tangan Viona dan membawa ke pelukannya.
Buliran air mata terjatuh membasahi pipi Aldi, ia semakin merekatkan pelukan terhadap Viona. di situlah Viona tersadar bahwa Kekasihnya sedang tidak baik-baik saja.
Sekilas Viona merenggangkan pelukan itu, ia menangkup wajah tampan calon suaminya.
"Kamu kenapa menangis Al?" tanya Viona menyeka air mata Aldi.
"Tolong ceritakan padaku, ada apa?" tanya Viona mengulangi kalimatnya. Namun Aldi tetap terdiam.
"Tidak mungkin, jika tidak ada apa-apa, mengapa kau menangis?" ucap Viona lagi.
"Sungguh ... tidak ada yang perlu aku ceritakan, aku hanya ingin memelukmu," balas Adli semakin merekatkan pelukannya.
"Tidak mungkin tidak ada apa-apa, ayo cerita padaku. Jika ada yang mengganggu pikiranmu," ujar Viona.
Akan tetapi, Aldi tetap tak mau membagi cerita pada kekasihnya itu. Lantaran ia takut Viona hancur. Saat mengetahui bahwa dirinya telah di jodohkan dengan Veronica, Oleh orang tuanya.
"Sungguh tidak ada apa-apa vi, aku hanya merasa tak menyangka saja. Jika hubungan kita ini sudah berjalan lima tahun, dan semakin hari aku semakin takut kehilanganmu," ucap Aldi dengan raut wajah tak bahagia.
"Lalu kenapa wajah kamu murung seperti itu, apa kau tak bahagia menjalin hubungan denganku selama ini."
Viona menangkup wajah Aldi dan menatap mata milik Aldi, Lekat. Viona meneliti kebohongan yang sedang ia cari di mata biru itu.
Kemudian Aldi menghindari tatapan Viona, yang sedang berusaha mencari kebohongannya.
"Ahhhh, sudahlah! Ngapain kita bahas ini terus. Muachhh ... terima kasih sayang, kamu selalu menjadi sumber bahagiaku. Kalau begitu aku mau keruanganku dulu, yah!" ucap Aldi mengecup pucuk kepala Viona, Kemudian ia bergegas pergi.
/0/17202/coverorgin.jpg?v=6ad645ff16bdfaca14f54eb1d2546bc1&imageMogr2/format/webp)
/0/16308/coverorgin.jpg?v=73e08ee92ff5497c7373fc63f773b9df&imageMogr2/format/webp)
/0/24262/coverorgin.jpg?v=d429ea85c8fd7e620072a4fd1bb1787e&imageMogr2/format/webp)
/0/19676/coverorgin.jpg?v=196c69bd67dd3749b9c2cc6f107083e1&imageMogr2/format/webp)
/0/25081/coverorgin.jpg?v=3d5c547eb2a541aeedf7de0c0cc15e76&imageMogr2/format/webp)
/0/29180/coverorgin.jpg?v=37718d569ab1621ce3b76543300ebe2c&imageMogr2/format/webp)
/0/28969/coverorgin.jpg?v=e2667e0f3676b243d8721eb0c8a0c167&imageMogr2/format/webp)
/0/21507/coverorgin.jpg?v=4938f9cd41b484cc12812c3416ca92fa&imageMogr2/format/webp)
/0/13576/coverorgin.jpg?v=5d82f09b814dd1b96a2f33a312ae4530&imageMogr2/format/webp)
/0/27352/coverorgin.jpg?v=d332dbd2fd6c23ffee6f11115c1d1cbc&imageMogr2/format/webp)
/0/18263/coverorgin.jpg?v=720de119bd06960062dad4d071c92481&imageMogr2/format/webp)
/0/3865/coverorgin.jpg?v=a43c3866e361ffebefe58626a42ce735&imageMogr2/format/webp)
/0/3932/coverorgin.jpg?v=0e554cf90326848b7e7e02c72af4a172&imageMogr2/format/webp)
/0/6982/coverorgin.jpg?v=386525d6839deabb39f04700330d93ab&imageMogr2/format/webp)
/0/7055/coverorgin.jpg?v=a8d6336661008d3d2842db048a2dbafb&imageMogr2/format/webp)
/0/10329/coverorgin.jpg?v=109cced51fe1b6bd734c006a4a9046fb&imageMogr2/format/webp)
/0/11044/coverorgin.jpg?v=cd3bcf4123d0ea450a10b876f8c5f1cb&imageMogr2/format/webp)
/0/14584/coverorgin.jpg?v=6eeb2d406232dd96c34b8a35bdd3238c&imageMogr2/format/webp)
/0/15368/coverorgin.jpg?v=199ea0e3a62e7a87c12cf428676dde62&imageMogr2/format/webp)