Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Kasih Sayang Terselubung: Istri Sang CEO Adalah Aku
Dikejar Oleh Sang Miliarder
Kembalinya Mantan Istriku yang Luar Biasa
Mantanku yang Berhati Dingin Menuntut Pernikahan
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Married By Accident
Sebuah kenyataan pahit yang dialami oleh Pevita dan ketiga adiknya, dimana mereka kehilangan sosok ayah tercinta. Betapa sedih dan hancur hati mereka ketika mengetahui ayah mereka meninggal akibat kecelakaan mengenaskan. Kecelakaan tersebut terjadi karena mesin mobilnya telah disabotase oleh orang yang tidak dikenal. Polisi tengah menyelidiki kecelakaan yang menghilangkan nyawa ayah mereka.
7 Hari berlalu, tetapi Pevita masih belum mendapatkan kabar apapun dari polisi. Sebagai anak sulung, Pevita harus tetap tegar demi adik-adiknya. Karena sepeninggal Ayah dan Ibunya, Pevita kini tak hanya berperan sebagai seorang kakak, tetapi juga sebagai orang tua bagi adik-adiknya.
Pevita memiliki tiga adik yang semuanya perempuan. Adiknya yang pertama Arumi, dia berusia 2 tahun lebih muda darinya. Adiknya yang kedua adalah Irish, dia berusia 4 tahun lebih muda darinya. Kemudian si bungsu Nabilah, dia berusia 7 tahun lebih muda darinya. Perbedaan usia yang tak terlalu jauh membuat Pevita dan Arumi sangat sering bertengkar dalam hal apapun.
Tak hanya pertengkaran, keduanya juga kerap terlibat dalam persaingan. Sebenarnya, Pevita tak pernah merasa bersaing dengan adiknya sendiri. Akan tetapi, Arumi selalu tidak ingin kalah dari Pevita. Jika Pevita bisa menyelesaikan SMA hanya dalam waktu 2 tahun, maka Arumi juga harus bisa. Dan terbukti, Arumi juga mampu menyelesaikan masa SMA hanya dalam waktu 2 tahun lewat jalur akselerasi.
Suatu hari, Pevita mengumpulkan ketiga adiknya di ruang tamu. Mereka berkumpul untuk menunggu kedatangan Pak Hendru, sahabat sekaligus pengacara orang tua mereka. Pak Hendru datang untuk menyampaikan pesan dari Ayah mereka saat masih hidup dulu.
“Kita ngapain ngumpul disini kak? Kalau cuma mau ngobrol kenapa nggak di ruang keluarga aja,” ucap Irish yang kini duduk di sofa ruang tamu.
“Kita lagi nunggu Pak Hendru. Katanya beliau mau datang dan ketemu kita hari ini,” ucap Pevita.
“Apa kita juga harus melibatkan anak ini?” tanya Arumi sembari menunjuk Nabilah.
“Iya dong. Nabilah kan anak Papa juga,” ucap Pevita.
“Tapi dia masih kecil kak. Obrolan kita terlalu berat untuk anak usia 11 tahun,” ucap Arumi.
“Kak Arumi sok tahu banget sih. Pak Hendru-nya aja belum dateng kok udah bilang kita mau ngobrolin yang berat-berat,” ucap Irish pada Arumi.
“Taulah. Aku kan pinter. Emangnya kamu,” ucap Arumi dengan sombongnya.
“Udah-udah. Kalian mending diem aja deh,” ucap Pevita.
Tak lama setelah itu, Pevita mendekati Nabilah yang sedari tadi hanya diam dengan tatapan mata kosong. Dulu, Nabilah adalah anak yang sangat ceria dan bahagia menjalani hidupnya. Namun, semua berubah ketika ibunya meninggal dunia. 2 Tahun setelah kepergian ibunya, barulah Nabilah bisa menerima kenyataan. Sayangnya, kejadian pahit itu terulang kembali dalam hidup Nabilah. Kini giliran Ayahnya yang pergi untuk selama-lamanya.
“Sayang. Kamu kenapa?” tanya Pevita pada Nabilah tetapi ia hanya diam.
Pevita memeluk Nabilah, lalu mengatakan “Kakak tahu apa yang kamu rasakan, kakak tahu kamu sedih, dan kakak tahu kamu belum sepenuhnya bisa menerima kenyataan pahit ini. Apa yang kamu rasakan, itu juga kakak rasakan. Kak Arumi dan kak Irish juga merasakan itu. Tapi kamu jangan khawatir, kita bertiga akan selalu ada untuk kamu. Jadi kamu jangan sedih lagi ya, karena kamu nggak akan sendirian.”
“Iya dek. Jangan sedih lagi ya,” ucap Arumi yang juga mendekati Nabilah dan duduk disampingnya. Meskipun terkesan cuek, tetapi sebenarnya Arumi juga sangat menyayangi Nabilah.
“Kalian nggak akan pernah bisa menggantikan sosok Papa dan Mama,” ucap Nabilah.
“Dedeknya kakak yang cantik dan baik. Kakak sadar kita bertiga nggak akan pernah bisa menggantikan sosok Papa dan Mama di hati kamu, tapi kita yakin kita bisa menyayangi dan melindungi kamu seperti yang Papa dan Mama lakukan sama kamu. Kakak jamin kamu nggak akan kekurangan kasih sayang dari kakak-kakak kamu,” ucap Pevita.