/0/12218/coverorgin.jpg?v=5514558b29fa101734c6702af9de4e2b&imageMogr2/format/webp)
Seorang perempuan muda sedang menatap dirinya didepan cermin. Gaun putih dan indah melekat sempurna pada tubuh rampingnya. Beberapa jepit rambut menghiasi rambut coklat nya. Begitu juga dengan anting, kalung dan gelang yang ikut menghiasi kulit mulusnya. Perempuan itu benar-benar cantik, mungkinkah dia titisan Dewi Aphrodite?
Namun anehnya, bulir-bulir bening keluar dari pelupuk matanya, membasahi pipi yang sudah dipoles bedak dengan baik. Seperti pernikahan pada umumnya, semua orang pasti bahagia pada hari pernikahannya. Tetapi hal ini berbanding terbalik dengan perempuan yang masih saja menatap dirinya di cermin seraya menangis, seakan-akan nasib buruk selalu menimpanya.
"Ayo cepat turun, tidak usah menangis segala! Kau pikir dengan begitu aku kasihan padamu? Tentu saja tidak! Aku tidak peduli sama sekali dengan hari-hari yang akan kau jalani setelah pernikahan ini. Sekarang kau harus turun, karena semua orang sudah menunggu. Jangan mengulur-ulur waktu, aku bisa saja menghabisi orang yang kau sayangi detik ini juga."
Ancam seorang wanita paruh baya. Ternyata, perempuan muda itu akan menikah dengan pria tak ia kenal sama sekali. Pantas saja sedari tadi ia menangis menahan sesuatu.
"Iya bu."
Dia menyeka air matanya pelan, takut jika makeup nya akan luntur.
"Tidak usah panggil aku ibu, karena aku bukanlah ibumu. Karena setelah hari ini kita tidak akan bertemu lagi. Jadi untuk seterusnya, nikmati saja hari-harimu bersama pria lumpuh tak berguna itu."
Satu lagi kenyataan pahit harus perempuan itu terima. Ia tidak menyangka akan menikahi seorang pria lumpuh. Sebenarnya itu bukanlah masalah besar, tetapi belum pernah terpikirkan olehnya akan menikahi pria cacat.
Perempuan itu keluar dari ruang rias. Ia berjalan gontai, tak ada senyum yang terpancar dari bibir ranumnya, hanya tatapan kosong yang tak memiliki arti.
Disana ia sudah ditunggu oleh semua orang, terutama sang ayah dan ibu yang menatap tajam pada nya. Sekilas perempuan itu menghela nafas, rasanya dia ingin kabur dari tempat ini tapi bagaimana caranya? Penjagaan nya sangat ketat, setiap sisi ruangan ini berdiri para bodyguard dan di setiap sudut terdapat kamera pengawas.
Meskipun terkesan sederhana, tapi dilihat dari dekorasinya sudah dapat dipastikan bahwa harga yang dikeluarkan untuk pernikahan ini mencapai milyaran rupiah.
Perempuan itu berjalan menuju altar. Disana ada seorang pria tengah duduk di kursi roda dengan memakai Tuxedo putih lengkap dengan jam tangan dan kacamata hitam nya. Tidak perlu munafik, pria itu benar-benar tampan! Dia bersinar layaknya Dewa Apollo.
Bel gereja berbunyi, pertanda bahwa sudah waktunya dua insan dipersatukan. Setelah prosesi, penyalaan lilin, doa pembuka dan firman Tuhan, pendeta mulai memberkati kedua mempelai dan berkata,
"Maka tibalah saatnya untuk meresmikan perkawinan saudara. Saya persilahkan saudara masing-masing menjawab pertanyaan saya."
"Alfian De Grazino, Maukah engkau menikah dengan Rahel Martinique dan mencintainya dengan setia seumur hidup baik dalam suka maupun duka?"
Pria itu enggan menjawab, namun sedetik kemudian ia menyahut.
"Ya saya mau."
Kemudian pendeta bertanya lagi pada mempelai perempuan.
"Rahel Martinique, bersediakah saudara menikah dengan Alfian De Grazino dan mencintainya seumur hidup baik dalam keadaan suka dan duka?"
"Ya saya bersedia."
Selanjutnya pendeta mempersilahkan kedua mempelai untuk mengucapkan janji suci, dimulai dari mempelai pria.
"Saya Alfian De Grazino mengambil engkau Rachel Martinique menjadi istri saya untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan hukum Allah yang kudus, dan inilah janji setiaku yang tulus."
Dari cara bicara pria itu, seperti nya ia terpaksa mengucapkan nya. Namun bukan itu yang penting, ia lelah dengan ini semua, ia malu berada di antara banyak orang dalam keadaan fisik yang tidak sempurna.
Giliran sang mempelai wanita untuk mengucapkan janji suci, ia sedikit gugup dan mulai memberanikan diri.
"Di hadapan imam dan para saksi, Saya Rahel Martinique menyatakan dengan tulus dan ikhlas, bahwa Alfian De Grazino mulai sekarang ini menjadi suami saya. Saya berjanji setia kepadanya dalam untung dan malang, dan saya mau mencintai dan menghormatinya seumur hidup. Demikianlah janji saya demi Allah dan Injil suci ini.”
Perempuan itu berhasil mengucapkan janji nya dengan lancar dan baik, tanpa kekurangan satupun.
Perlu diketahui, tak sedetikpun pria itu melirik ke arah pengantin wanita, padahal mereka sedang mengucapkan janji suci pernikahan. Ia hanya menunjukkan wajah datar tanpa ekspresi. Hal ini membuat perempuan itu semakin merasa terbuang dan malu karena tak pernah dianggap, ia selalu dijadikan korban oleh keluarganya.
Lalu pendeta mengangkat tangannya ke atas kepala kedua mempelai.
"Demikiah mereka bukan lagi dua melainkan satu. Karena itu apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."
/0/9030/coverorgin.jpg?v=883fe3c7ef3c952d8025ab444c7ba36a&imageMogr2/format/webp)
/0/8464/coverorgin.jpg?v=bb2fa6976040b74967606847f472435d&imageMogr2/format/webp)
/0/8667/coverorgin.jpg?v=935dd95c4efc2172a56d213d05525c5d&imageMogr2/format/webp)
/0/15407/coverorgin.jpg?v=eb52c08fedf92d47e98ef432bf8299d3&imageMogr2/format/webp)
/0/20438/coverorgin.jpg?v=f4ce88162c20b83c898310594ebee030&imageMogr2/format/webp)
/0/6823/coverorgin.jpg?v=a670310dd59e1b4660b57f03be77035a&imageMogr2/format/webp)
/0/23685/coverorgin.jpg?v=67f525831c2cc86f2a390a0c8e8938db&imageMogr2/format/webp)
/0/17784/coverorgin.jpg?v=525c0de167c4a302851f0f1691c2af93&imageMogr2/format/webp)
/0/2164/coverorgin.jpg?v=4609f02bc0d1db4396142e2ddfdff2cd&imageMogr2/format/webp)
/0/5769/coverorgin.jpg?v=c24d6abac899f24c556b691ebac6fa3b&imageMogr2/format/webp)
/0/12938/coverorgin.jpg?v=af5c1dca62de2aae0e73df5ce39733d6&imageMogr2/format/webp)
/0/10953/coverorgin.jpg?v=8c1751e51103295b6218822c17a13a9a&imageMogr2/format/webp)
/0/2358/coverorgin.jpg?v=c242b82b6f9f32309901cc45990dfb1e&imageMogr2/format/webp)
/0/16559/coverorgin.jpg?v=20240304151034&imageMogr2/format/webp)
/0/19375/coverorgin.jpg?v=bf25a176b00c418376355bc8252f0915&imageMogr2/format/webp)
/0/15682/coverorgin.jpg?v=309d2c68cdf00ae1a052e743831ec10a&imageMogr2/format/webp)
/0/18360/coverorgin.jpg?v=0b2e1603fbce88128ccb2ce7e9ed3e5d&imageMogr2/format/webp)