/0/16778/coverorgin.jpg?v=d263286d0088975b3cbdee6a62f23d5f&imageMogr2/format/webp)
Burung-burung telah berkicau di pagi hari. Matahari sudah terbit dari timur hingga masuk celah-celah jendela kamar orang yang sedang terlelap dalam tidurnya.
Alarm di nakasnya berbunyi, namun dihempaskan hingga hancur oleh pemiliknya. Sudah beberapa kali beli alarm namun nihil tidak ada yang selamat.
"ANINDYA, BANGUN... TELAT NANTI SEKOLAHNYA!!" Teriak Nisa, Bundanya.
"Apaan sih Bun... Anindya di skors tauuu, jadi nggak sekolah," Kata Anindya sembari menggeliat dalam tidurnya, mencari posisi yang lebih nyaman.
"Kamu tuh yah... Buat ulah apa lagi sampe di skors?!" Nisa duduk disebelah Anindya, menarik tangan putri semata goleknya.
"Anindya bully adek kelas," Jawab Anindya bangun dengan ogah-ogahan.
"Kenapa bully Adek kelas? Bisa-bisanya, Bunda nggak ngajarin ya!"
"Habisnya ngusik Anindya sih..."
Bunda menghela napas panjangnya. "Awas kalo besok-besok kena skors lagi, Bunda masukin kamu ke pondok pesantren tau rasa," Ucap Nisa saking gregetnya.
Anindya hanya memutar bola matanya malas, mana tega Bundanya memasukkannya di pondok pesantren. Anindya pun melanjutkan tidurnya yang sempat terusik lagi.
"JANGAN TIDUR LAGI ANINDYA!! ANAK SIAPA SIH? GEMES DEH."
"Bunda ih! Anindya masih ngantuk tadi malem begadang liat drakor, lagian nanti Anindya mau keluar," Ujar Anindya kembali bangun.
"Keluar kemana? Sama siapa?" Sergap Nisa cepat dengan pertanyaan.
"Biasa hehe, jalan-jalan sama sepupu," Jawab Anindya berjalan ke kamar mandinya.
"Dari pada jalan-jalan, mending ikut Bunda aja." Tawar Nisa.
Anindya membalikkan badannya seketika. "Kemana, Bun?" Tanya nya antusias. "Liburan kah?"
Nisa tersenyum tipis. "Ke pondok pesantren temen Ayah, mau ikut?"
Anindya mendengus. "Nggak nggak, Anindya nggak mau, nanti malah ribet disuruh pakai jilbab, pakai ciput, pakai baju syar'i dan apalah itu banyak banget peraturannya. Males."
"Udah Bunda tebak sih, pasti nggak mau ikut. Lain kali harus ikut, Bunda maksa," Nisa menyipitkan matanya, menatap Anindya.
"Iya Bunda... Tapi lain kali yaaaa."
"Alhamdulillah deh, akhirnya kamu mau juga." Nisa merubah ekspresi wajahnya menjadi sumringah.
"Lain kalinya dikali-kali ya, Bun!" Teriak Anindya kala Bundanya keluar kamar.
Anindya pun bersiap-siap sebelum Gilang—Sepupunya menyusul. Selesai mandi ia langsung berganti baju dan menggunakan make up natural.
Sambil menunggu dijemput, Anindya memainkan ponselnya yang tidak dibuka sedari semalam, kan kasian kesepian.
Anindya membuka room chatnya bersama Lita, teman lamanya.
Anindya: P
Litai: Nape nyai?
Anindya: Ikut gw yok
Litai: Kmn emg?
Anindya: jln sm Gilang
Litai: Lo lupa ato gmn dah, gw lg di sklh 🐕
Anindya: Gw gk lupa! gw cm nnya lo join kagak?
Litai: Klo iya macem mna keluar sklh ini bestyy😭
Anindya: Tnggl bobol pager blkng sklh ap sshny sih Ta!
Litai: Wah! Ajaran sesat
Anindya: Lo jadi gk sih! Ribet amat😑
Litai: Ya jadilah, Gw kan
Berperi ketemanan
Anindya: Gw tnggu di taman
Litai: Ya iyalah! Masa
Di toilet
(Read)
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh." Teriak Gilang sembari menyalimi punggung tangan Tantenya.
"Astaghfirullah, ampunilah ponakan saya ya Allah." Nisa menjingkat kaget mendengar teriakan ponakannya, anak dari kakaknya.
"Aamiin ya Allah..." Gilang meraup muka setelahnya.
"Anindya mana, Tante?"
"Anak Tante satu itu tuh! Kebo banget, Tante bangunin harus pake jurus-jurus yang manjur, baru bisa bangun," Ujar Nisa masih kesal dengan kejadian tadi.
"Curhat nih, Tan?" Tanya Gilang menaik turunkan alisnya tersenyum lebar.
"Nggak, cuci piring. Ya iyalah curhat."
"Iya deh, biar fast," Ucap Gilang sambil menuju sofa dan mendudukkan pantatnya.
Tak lama kemudian, seorang perempuan berjalan dengan riang menuruni tangga, lengkap dengan membawa tas ransel dan ponsel di genggamannya.
/0/10868/coverorgin.jpg?v=a4dd3d464d42cf7ac36d8b555a995d88&imageMogr2/format/webp)
/0/20413/coverorgin.jpg?v=20241128095111&imageMogr2/format/webp)
/0/12242/coverorgin.jpg?v=3f4c35df759a421233796731ef9d1aa0&imageMogr2/format/webp)
/0/27411/coverorgin.jpg?v=20251111225857&imageMogr2/format/webp)
/0/20199/coverorgin.jpg?v=e0c0b20a45916a73035c20ed8e50f00b&imageMogr2/format/webp)
/0/12562/coverorgin.jpg?v=c0ade4e0c940d63800efbd08c63b4f1f&imageMogr2/format/webp)
/0/12751/coverorgin.jpg?v=3d559870144183f4c2c82f394714df9f&imageMogr2/format/webp)
/0/14846/coverorgin.jpg?v=cbac79be890416caac333268017476ca&imageMogr2/format/webp)
/0/14522/coverorgin.jpg?v=02d11d14dbe1cf8041fa5b4bd4cc1800&imageMogr2/format/webp)
/0/21447/coverorgin.jpg?v=2bae48a320ec295bdd25136279d814da&imageMogr2/format/webp)
/0/29109/coverorgin.jpg?v=7f95516994c52b9f66f4b0e3a35af050&imageMogr2/format/webp)
/0/16861/coverorgin.jpg?v=1d79d5c8d1067177e47366859cdb07d3&imageMogr2/format/webp)
/0/17406/coverorgin.jpg?v=ecdbd3b33f2e6747d9b6e81e9516ae3a&imageMogr2/format/webp)
/0/9032/coverorgin.jpg?v=af82c028e05a3d631f95c27baef6fff6&imageMogr2/format/webp)
/0/7407/coverorgin.jpg?v=811d87897bffc09e9a8d754c592829bc&imageMogr2/format/webp)
/0/15215/coverorgin.jpg?v=20250123120605&imageMogr2/format/webp)
/0/13623/coverorgin.jpg?v=b85cba39a81600da485cd752537e7bd1&imageMogr2/format/webp)
/0/21482/coverorgin.jpg?v=3b75e807253a9ca3baa26f8d47aff8bb&imageMogr2/format/webp)
/0/10233/coverorgin.jpg?v=cd233853460167106ac51c664dee3b77&imageMogr2/format/webp)