/0/16990/coverorgin.jpg?v=b3d9dac945b80ee6f36e0eaedaa1c766&imageMogr2/format/webp)
BAB.1 PETAKA
Masih terpatri dalam tempurung otakku bagaimana tubuh itu limbung dan tangan kananku terasa lembab oleh darah yang merembes dari baju suamiku. Perut itu menjadi sasaran amarah perempuan yang telah lama terbungkus kedengkian pada diriku. Sebuah pisau tertancap di perut sebelah kanan suamiku.
Entah alasan apa yang pantas menurutnya dijadikan ganjaran bagiku untuk menerima kebencian darinya. Orang yang telah lama ku panggil dengan sebutan teman nyatanya menikamku dari belakang. Aku yang hidup dengan seorang ayah yang gila judi hingga menelantarkanku dan ibu. Hidup dalam kemiskinan yang membuat kami bergonta-ganti kontrakan karena tak mampu membayar uang sewa.
Setelahnya, rasa bersalah itu memenjarakan ku. Gagah bertahan dalam palung jiwaku. Hingga bertahun-tahun setelah kepergian suamiku, aku masih menitikan air mata untuknya. Kata seandainya berkobar-kobar di pikiranku tak berjeda. Seandainya aku saja yang tertusuk pisau itu maka aku tak harus menanggung rasa sedih dan bersalah seumur hidup.
Hanya seratus lima puluh dua hari waktu yang Tuhan berikan untuk kami meneguk manis cinta dalam mahligai pernikahan. Setelahnya dia pergi untuk selamanya.
Tujuh tahun yang lalu
Senja itu dalam guyuran air hujan, aku tengah berdiri di tepi jembatan yang airnya mengalir deras di bawahnya. Tangis berbaur dengan butiran air hujan yang menerpa wajahku. Tanganku merentang, mataku menutup dalam derai air mata. Kedua kakiku berdiri diatas besi pembatas jembatan yang telah ku naiki hingga deret ke dua. Besi itu hanya setinggi pusarku kini. Aku siap menjatuhkan diri. Inilah jalan terbaik bagiku. Jika dunia tak lagi ramah dan hanya menghadirkan banyak luka, lalu, apa gunanya aku terus bertahan hidup.
Kematian akan mengakhiri penderitaanku. Ibu tak perlu menanggung rasa malu akan aib putrinya. Dan Ayah yang semestinya jadi pelindungku kini justru mendekam dalam jeruji besi oleh barang terkutuk itu.
Mobil, motor, rumah raib oleh hobinya main judi. Kami harus tinggal di sebuah kontrakan sempit setelah terusir dari rumah. Ibu sakit-sakitan setelahnya. Hingga aku yang baru lulus kuliah harus segera mencari kerja untuk melanjutkan hidup. Selama ini ibu yang menjadi tukang punggung keluarga. Ayah sudah dibutakan oleh judi hingga lupa akan tanggung jawabnya kepada kami.
Di suatu petang, beberapa polisi bertamu dan menunjukkan surat perintah penangkapan ayah. Kami sekeluarga terhenyak dan kebingungan menghadapi keadaan yang tak terduga. Teman yang ia kenal baik selama ini melapor pada polisi tentang kasus penipuan. Dengan iming-iming keuntungan yang memukau ayah mampu menjerat korbannya dengan berinvestasi pada bisnis yang ia tawarkan ke pada para korban. Setelahnya ayah justru membawa kabur uang tersebut dan menghabiskannya di meja judi.
Pandangan ayah terjatuh saat sebuah borgol mengikat tangannya. Lelaki itu pasrah digiring ke kantor polisi.
Hakim memutuskan kurungan penjara lima belas tahun, setelah bukti-bukti dan saksi dihadirkan dalam beberapa kali persidangan. Sejak saat itu ibu mulai sering sakit hingga harus mengundurkan diri dari pekerjaannya.
Bermodalkan ijazah sarjana ekonomi, aku mulai mencari pekerjaan. Seorang teman menawariku untuk bekerja di sebuah perusahaan asuransi. Aku yang membutuhkan uang untuk pengobatan ibu tak berpikir panjang dan langsung menyetujuinya. Perusahaan tersebut menerimaku bekerja sebagai agen asuransi.
"Hari ini kau ada janji dengan klien? " ujar Sisil padaku di dalam lift saat kami menuju ke lantai 5 tempat kami bekerja.
"Hm, dan aku merasa gugup." Tangan ku masih meraba dada yang ritmenya tak beraturan.
"Siapa klienmu?" tanya Sisil dengan sorot mata yang tak terbaca.
"Tuan Dany."
"Tuan Dany___ dari perusahaan Big Komunikasi?" Sisil bertanya dengan tatapan yang berubah tajam.
"Benar. Kau mengenalnya? " Sisil hanya diam dengan tatapan yang masih sama.
"Tidak. Hanya saja, siapapun kliennya kau harus jaga diri."
"Jaga diri? Maksudmu? "
"Kau cantik, jadi kau__" Pintu lift membuka dan ia tak melanjutkan ucapannya karena kami sama-sama keluar dari sana. Panggilan seseorang membuat Sisil meninggalkanku segera, sepertinya ada urusan yang penting.
***
Setelah berkas polis selesai ku siapkan, aku bergegas menuju ke sebuah hotel untuk menemui Tuan Dany sesuai perjanjian kami sebelumnya. Di sebuah restoran hotel aku bertemu dengannya. Laki-laki asing bermata perak dengan penampilan bossi telah duduk dihadapanku. Ia mampu berbicara bahasa Indonesia meski tak fasih. Aku sempat melihat mobil Alphard yang mengantarnya.
Berkas polis telah aku siapkan diatas meja dan aku siap mempresentasikannya. Namun, justru dia meminta padaku untuk memesan makanan.
"Kita makan dulu Nona, setelahnya kau bisa menjelaskannya kepadaku." Ia menatapku dengan teliti. Entah apa yang ada di pikirannya.
"Baik Tuan." Aku hanya mengiyakan. Sejauh ini tak sedikitpun menaruh curiga.
Setelah hidangan kami habis, Tuan Dany membimbingku untuk mengikutinya. Kami tiba di depan sebuah pintu kamar hotel, aku mengedarkan pandangan dan merasa ada hal yang ganjal.
/0/12811/coverorgin.jpg?v=07f09c1cb53b04ffef0059c131e8018a&imageMogr2/format/webp)
/0/5491/coverorgin.jpg?v=9f30946df9e2809b92cb69d6cebf4108&imageMogr2/format/webp)
/0/19830/coverorgin.jpg?v=20241030112405&imageMogr2/format/webp)
/0/28771/coverorgin.jpg?v=dd87c90c4cacbdda0b632c3dadf540b3&imageMogr2/format/webp)
/0/24099/coverorgin.jpg?v=22c038b8c540e8cbf59344c4ef218c27&imageMogr2/format/webp)
/0/22465/coverorgin.jpg?v=28fe4085e0960e9273335ed267288bc5&imageMogr2/format/webp)
/0/16559/coverorgin.jpg?v=e2071e6c7a02478e542e0f7ba23df599&imageMogr2/format/webp)
/0/3853/coverorgin.jpg?v=20250122110303&imageMogr2/format/webp)
/0/23705/coverorgin.jpg?v=20250429185641&imageMogr2/format/webp)
/0/18179/coverorgin.jpg?v=63f513b814a2d4b1cab07025936663fe&imageMogr2/format/webp)
/0/2850/coverorgin.jpg?v=97f0192d4a1aae7e692969c4bbac8de6&imageMogr2/format/webp)
/0/2853/coverorgin.jpg?v=20250120142901&imageMogr2/format/webp)
/0/20413/coverorgin.jpg?v=ec86fab74cc2046f1ea680264dba5204&imageMogr2/format/webp)
/0/3629/coverorgin.jpg?v=7b79e3e2cfce30a72d9676681fbc5809&imageMogr2/format/webp)
/0/13745/coverorgin.jpg?v=561446b6eee65e8cba6b86ec5d98b026&imageMogr2/format/webp)
/0/13674/coverorgin.jpg?v=1413c5ec5e3dfea933b86330255a89ee&imageMogr2/format/webp)
/0/13203/coverorgin.jpg?v=dce661cc3a9f7d83e9b09db4a9dfd537&imageMogr2/format/webp)
/0/21144/coverorgin.jpg?v=b5c4f111b6536f29a9d19a9491c9ca11&imageMogr2/format/webp)