/0/24057/coverorgin.jpg?v=fd1094b94f91e88087ae939108913a37&imageMogr2/format/webp)
Auman suara binatang buas itu tampak sangat menakutkan. Di tengah sejuknya udara kota Cina, sangat berbanding berbalik dengan sebuah ruangan besar di salah satu bangunan di sana. Dalam ruangan itu, seorang Pria tampan menatap wanita yang sujud di kakinya. Wajahnya tak menunjukkan ekspresi kecuali kedinginan yang mendalam. Mata kelamnya bahkan mampu menusukkan ribuan jarum runcing. Membuat semua mata tertekan hingga jurang terdalam. Di sisi kanannya, binatang peliharaannya, Serigala putih tinggi yang bersih, duduk bersimpuh dengan auman yang mematikan.
Matanya menatap nikmat pada hidangan yang akan ia dapatkan. Membuat semua orang, menahan napas berat dalam atmosfer udara yang tertekan.
Di sisi kirinya, seorang wanita cantik dengan kecantikan yang tak terkalahkan. Tersenyum puas dengan pemandangan di depan matanya. Ia bahkan sama sekali tak memiliki rasa iba, membuat keadaan kian runyam dengan senyum lembut di balik wajah cantiknya. Keanggunan yang memikat di padu dengan kelembutan yang kuat, membuat gadis ini benar-benar cantik mempesona.
"Kau benar-benar tak berperasaan, Kak. Bagaimana kau bisa membuat malu keluarga Rexton dan menghianati Suamimu sendiri," bujuknya sedih, dengan nada manja yang lembut menggoda. Membuat pria yang duduk di sampingnya mengeras karena mendengar kata-katanya.
"Bagaimana aku menyampaikan ini semua. Bagaimana kita keluarga? Sedangkan kau dan aku sangat berbeda? Aku bahkan tak menyangka kau melakukan ini semua," tambahnya membuat keadaan kian tak terkendalikan.
Wanita yang bersimpuh itu menggeleng kuat. Tangisnya pecah dengan mata sayu yang menatap ampunan pada pria yang duduk di depannya. "Ken, aku tak melakukan itu semua. Aku tak benar-benar menghianatimu. Lexsi bahkan ada di sana. Benar, Lexsi katakan sesuatu. Kau melihat semuanya," ucapnya lelah.
Wanita di samping pria itu tersenyum lembut. "Kak, apa yang kau katakan? Aku tengah belanja bersama Ibu saat kejadianmu. Bagaimana mungkin aku berada di sana bersamamu?"
Kiltan putus asa terlihat jelas di wanita yang bersimpuh. Tidak, ia sangat ingat, bahwa adik perempuannya lah yang mengajaknya menghadiri pesta itu. Pesta besar yang berakhir ia tak sadarkan diri lalu berakhir di dalam sebuah hotel dengan lima lelaki tak di kenal. Ia hancur, bagaikan gelas kaca yang remuk. Dan hal yang tak dapat ia mengerti, adiknya, Lexsi, tak mengakui itu semua. Apa yang terjadi?
"Le-lexsi," ucapnya bingung. Matanya menatap pria dk hadapannya. "Kenzie, sungguh. Aku ingat semuanya, aku--"
Sudut bibir pria itu melengkung. Menatap wanita di bawah kakinya. "Kau kotor dan menjijkkan!"
Mendengar jawaban ini, sudah meremukkan hatinya. Tapi ia tak berharap, bahwa pengampunan itu tak akan ia dapatkan.
"Lakukan sesuai perintahku. Aku tak ingin melihatnya lagi!"
Ucapan itu tanda terakhir yang bisa di dengar. Kenzie bangkit lalu berlalu. Tak menoleh sedikitpun meski tangis wanita di kakinya menggema.
"Berhentilah menangis. Kenzie tak akan menatapmu, Ellina! Kini selesai sudah semuanya. Aku akan menggantikan posisimu, menjadi Nyonya Reegan yang sesungguhnya. Tentu, karena aku juga telah lelah bersama Aaric!"
Sebuah kenyataan bagaikan petir yang menyambar. Ia di jebak, oleh adiknya sendiri. Bahkan keluarganya telah memutuskan surat pengadopsi untuk dirinya. Ia di buang! Ke dasar jurang tak berujung. Setelah semua yang telah ia berikan dengan seluruh kebaikan dan ketulusan, sama sekali tak membuat hidupnya bahagia.
Menjadi anak pungut di keluarga Rexton, ia telah melakukan semua hal yang terbaik agar semua orang menyayanginya. Namun sejak kelahiran Lexsi, semua keadaan berbeda. Ia harus menyerah dengan semua hal-hal yang ia sukai, selalu tersisih dan melakukan semua hal atas nama adiknya. Ia bertahan cukup lama dengan semuanya, termasuk menggantikan pertunangan dan pernihakan dengan Tuan Muda dari keluarga Reegan. Meninggalkan kuliahnya dan belajar menjadi calon istri yang sempurna. Setidaknya itulah yang di katakan Ibunya, namun siapa yang tahu, bahwa Ibunya melakukan itu agar Ellina menjauh dari kekasihnya, Aaric Leighton Blade, Tuan Muda dari keluarga Blade.
Kini semua terlihat jelas di matanya. Semua telah di rencanakan. Tapi kenapa?
"Kenapa?" tanya Ellina lirih tak dapat mengendalikan rasa terkejutnya. "Kenapa kalian melakukan semua ini padaku?"
Lexsi tersenyum tipis mendengar perkataan lembut itu. Ia menunduk dan berbisik. "Karena aku ingin menjadi satu-satunya. Siapa yang menyangka kau akan mempercayai kami semua. Bahkan suamimu sendiri tak peduli dan akan membunuhmu. Bukankah itu akhir yang sangat bagus untukmu, Cinderella?"
Tubuh Ellina membeku sebelum ia bisa mencerna semuanya. Semua ini telah di rencakan. Dan semua keluarga mendukungnya. Hal-hal ini semakin mudah karena Suaminya selama ini tak pernah menatap atau peduli padanya. Tapi bukan berarti ia bisa lari dengan mudah. Ia adalah Kenzie. Kenzie Alexis Reegan, Ceo muda tampan yang sangat sempurna. Di gilai banyak wanita namun terkenal dingin dan tak berperasaan. Tak ada yang tahu bahwa mereka telah menikah. Semua pernikahan di atur antara dua keluarga secara diam-diam. Dan Ellina menyetujui itu. Tanpa tahu, ia selalu berusaha keras untuk menjadi wanita idaman Kenzie. Tentu saja, dengan semua informasi palsu yang Lexsi berikan, membuat hubungan rumah tangganya tak membaik tapi jauh lebih buruk.
"Selesai. Lepaskan!"
Ucapan dingin Kenzie terdengar di ambang pintu dengan langkah Lexsi yang kian menjauh. Sudut matanya terbuka lebar saat melihat raut takut Ellina. Rasa puas terlihat jelas di wajahnya. Namun semua niat buruknya, di bungkus dalam wajah cantik nan lembut. Siapa yang menduga, gadis cantik itu tak seindah yang di lihat. Penuh trik dan licik.
"Kenzie ... Kenzie ... Kenzie ...!"
Teriakan Ellina menggema dengan tubuh berlari cepat menuju pintu yang perlahan tertutup. Serigala putih itu baru saja di lepas tepat setelah mereka semua meninggalkan ruangan. Auman kelaparan itu membuat seluruh gedung bergetar, seakan melenyapkan kota dengan satu bidikan.
Berlari dan mencoba menyelamatkan diri. Itu adalah usaha yang sia-sia. Ellina tak memiliki jalan keluarnya. Ia mencoba semuanya, sebelum serigala itu kian mendekat. Dengan tetesan air liur yang menetes ke lantai. Menatapnya penuh minat dengan auman rendah yang mengerikan. Ia tak bisa bergerak, terlalu takut untuk pindah, hingga kesakitan luar biasa itu menyengat seluruh inderanya.
Darah mulai tercecer saat kaki kanannya mulai di terkam. Ia menyumpah dengan seluruh kata terbaik di dunia, berharap keajaiban akan datang menyelamatkannya. Namun ternyata rasa sakit itu kian terasa. Menjalar ke seluruh tubuhnya. Dengan mata sayu, ia menatap mata tajam serigala tersebut. Sebelum akhirnya perutnya koyak dengan seluruh organ tercecer di mana-mana. Kesadarannya hilang, dalam rasa sakit yang luar biasa. Menyambut gelapnya dunia dalam rasa sesal seumur hidupnya. Merobek setiap ingatannya dalam potongan-potongan kecil yang menyakitkan. Dan hatinya tak dapat menerima itu semua.
Aku tak bisa mati seperni ini! Tidak! Itu tak adil. Aku tak bisa mati dalam keadaan seperti ini sedangkan mereka bahagia!
Udara terasa sesak dalam gelap tak berujung. Rasa sakit yang nyata itu melumpuhkan setiap inderanya namun meningkatkan semua ingatannya. Setiap kesalahan, setiap perbuatan, dan setiap ia menuruti semuanya. Bukan bahagia yang ia dapatkan. Tapi luka dalam tak berujung. Terasa perih dan semakin perih saat ia menelan getir itu semua.
Dalam kegelapan itu, Ellina meringkuk memegang perutnya yang sakit. Sakit itu luar biasa. Bayangan auman serigala itu masih terasa. Seluruh darah dan tubuhnya tercecer tanpa sisa. Dan serigala itu melahapnya. Tanpa sisa!
Sedangkan suaminya tak kebaratan dengan itu semua. Hanya punggung dingin yang selalu berlalu dalam ingatannya. Lalu saudara angkatnya, dan kedua orangtua angkanya, juga telah merencanakan itu semua. Sebenarnya sejak kapan? Hingga akhirnya ia bisa melihat kekasihnya sendiri menghianatinya. Lalu berakhir dia menggantikan pertunangan dan pernihakan adiknya.
Semua tak adil!
Itu adalah pikiran yang selalu terpatri di hatinya. Ruangan itu kian terasa sesak. Tubuhnya menegang hebat dengan peluh deras di dahinya. Sebuah sentakan ingatan di mana para lelaki suruhan adiknya itu menyentuh tubuhnya terasa menjijikkan. Menodainya tanpa ampun hingga berujung kematian untuk nasipnya. Kematian yang tak layak meski ia memohon untuk bebas.
"Kau kotor dan menjijkkan!"
Lalu ucapan Kenzie selalu terngiang. Sejak lima tahun pernikahan mereka, ia sama sekali tak mendapat tempat di hati Kenzie. Lelaki itu terlalu dingin hingga tak pernah sekalipun menatapnya atau menyentuhnya. Dan semua hal yang ia lakukan sia-sia. Semua hal hingga merubahnya menjadi image dewasa yang liar karena kata Lexsi dan ibunya lelaki menyukai tipe yang seperti itu. Lalu ia dengan bodohnya menuruti semuanya. Memakai make up tebal hingga menyembunyikan warna asli kecantikannya. Berpakaian serba ketat dan sangat pendek untuk menarik perhatian. Dan hal yang ia terima adalah punggung berlalu dengan rasa jijik tak terkira dari suaminya.
Kini ia sadar. Ia terlalu bodoh!
/0/5583/coverorgin.jpg?v=dc2f7bf86f5025d6099b1907e40f6c41&imageMogr2/format/webp)
/0/2675/coverorgin.jpg?v=58b9995aa5cdade389b68453690f9dd4&imageMogr2/format/webp)
/0/9210/coverorgin.jpg?v=635725120b5e334dd24e213c953a9dc7&imageMogr2/format/webp)
/0/2460/coverorgin.jpg?v=52dd44b60fbd8af311d06739be569b2a&imageMogr2/format/webp)
/0/6005/coverorgin.jpg?v=75a354dc154877d293dfffe9ea6d2402&imageMogr2/format/webp)
/0/4152/coverorgin.jpg?v=3ee611c381a283cacd91cf619ac026c3&imageMogr2/format/webp)
/0/2170/coverorgin.jpg?v=2158f4c7583e99d746e1ea0ca0f0009e&imageMogr2/format/webp)
/0/7051/coverorgin.jpg?v=d02e71081ea076a51ceddd6975816ea2&imageMogr2/format/webp)
/0/3381/coverorgin.jpg?v=01b0b6fc594ef490c49a0aad968a6776&imageMogr2/format/webp)
/0/3026/coverorgin.jpg?v=04555e14d73b3cb95f7bdbf0adc82621&imageMogr2/format/webp)
/0/2703/coverorgin.jpg?v=79fa6a24a45dcf6457df5478cb0d3d42&imageMogr2/format/webp)
/0/13274/coverorgin.jpg?v=fee11f22e94881e7d6bf2cd24f6d0781&imageMogr2/format/webp)
/0/2346/coverorgin.jpg?v=c795f23c5d7867267f47d448828956fb&imageMogr2/format/webp)
/0/3086/coverorgin.jpg?v=019d01edec20e4bcbd4d48df4b67cb0a&imageMogr2/format/webp)
/0/3284/coverorgin.jpg?v=b2b67720e802c41f0688e4eaf9b36d79&imageMogr2/format/webp)
/0/2546/coverorgin.jpg?v=71701adfee5ba10d55d9d032e2a36951&imageMogr2/format/webp)
/0/2890/coverorgin.jpg?v=015567bf43a894bd136553904d04346b&imageMogr2/format/webp)
/0/3921/coverorgin.jpg?v=8f682c01fca2c572c2f27e4667ed4bba&imageMogr2/format/webp)