Cinta yang Tersulut Kembali
Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Rahasia Istri yang Terlantar
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Kasih Sayang Terselubung: Istri Sang CEO Adalah Aku
Kembalinya Mantan Istriku yang Luar Biasa
Gairah Liar Pembantu Lugu
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Sang Pemuas
Pernahkah kamu merasakan jatuh cinta yang begitu hebat tetapi hanya ada di dalam mimpi? Terntu saja itu tidaklah nyata, Aluna wanita penuh percaya diri bahwa dirinya dapat disukai oleh banyak lelaki, namun sayangnya kenyataan tak sesuai dengan realita yang ada.
Aluna sangat mengagumi lelaki yang tak lain adalah ilusinya saja dari dalam mimpi.
Bruk!!!
Aluna terjatuh dari tempat tidurnya setelah ia yang lama bermimpi dan tak kunjung bangun.
Namun saat Aluna memulai membuka matanya, sudah terlihat didepannya wajah yang begitu sangat judes dan kesal dengan tingkah Aluna yang tak kunjung bangun dari tempat tidurnya.
“Gimana tidurmu tuan putri? Sudah nyenyak bukan?” pekiknya dengan nada yang cukup luwes.
Aluna hanya bisa meringis sedikit dan menjawab dari perkataan temannya itu, “Maaf, aku benar-benar masih mengantuk.”
Namun seperti biasanya, Linda hanya menggulingkan tubuh Aluna dengan jahilnya karena Linda merasa risih melihat Aluna yang terus tidur di kamarnya.
“Kamu cari pacar gih yang bisa buat kamu berteduh untuk tidur! Lagian kamu kan punya rumah? Ngapain masih tidur di kamar aku terus?” gerutunya membersihkan ranjang yang telah ditempati oleh Aluna, sedangkan Aluna langsung berdiri dan menggaruk kepalanya meskipun tidak gatal.
“Kamu kan tahu sendiri gimana keluargaku?” ucap Aluna dengan nada yang lesu.
Linda langsung menghentikan segala aktifitasnya dalam membersihkan tempat tidurnya, Linda sangat tidak tega terhadap Aluna dan selalu teringat pada Aluna yang memiliki keluarga broken home, tentu saja Aluna tak mungkin betah berada di dalam rumahnya.
Padahal jika dilihat dari segi fisik dan ruangan tentulah rumah Aluna yang sangat layak untuk ditempati, berbanding dengan rumah Linda yang sederhana namun tetap menjadi kenyamanan bagi Aluna.
“Aku bosan melihat mereka selalu bertengkar, mereka tak ada waktu untukku,” gumam Aluna.
Linda menghela nafasnya sebelum ia berfikir dan langusng berucap, “Kamu sudah bukan anak kecil lagi Aluna.”
Dengan perkataan Linda yang seperti itu membuat Aluna termenung sejenak dan Linda menjadi merasa bersalah, Linda langsung merangkul Aluna, “Maaf.”
Aluna mentap dalam-dalam tatapan Linda yang penuh makna dan tersenyum, “Iya, santai aja. Aku berangkat kampus dulu,” seru Aluna langsung bangun dan Aluna yang akan kembali ke rumahnya untuk mandi sebelum ia berangkat ke kampusnya.
Dalam benak Aluna ia selalu berfikir jika ada keajaiban untuknya, ia sangat ingin datang ke mimpinya lagi dan bertemu dengan cowok di mimpinya itu, setelah Aluna mengingat-ingat lagi nama cowok yang hadir dalam mimpinya itu, namun Aluna belum mendapatkan jawaban sama sekali. Aluna sama sekali tak ingat.
“Tunggu sampai malam nanti, aku akan mengingat namanya,” gumamnya dengan pelan.
Saat tiba dikampusnya, Aluna sama sekali tidak fokus dengan pelajaran, meskipun salah satu dosennya yang menyukai Aluna terus memperhatikannya. Terlihat jelas dari sikap dan perilaku Pak Caka yang perhatian pada Aluna.
“Aluna, bisakah kamu perhatikan mata kuliah hari ini?” ucapnya dengan nada lembut, sontak membuat Aluna tersadar bahwa dirinya sudah sejak tadi yang diam saja dan tak memperhatikan dengan apa yang Pak Caka terangkan.
“Kamu beneran nggak mau sama Pak Caka? Kalau nggak, buat aku saja! Dia punya mobil loh, mandiri dan juga berduit,” bisik Linda pelan, sementara Aluna tak begitu menghiraukannya.
“Maaf pak,” kalimat itu saja yang hanya bisa keluar dari mulut Aluna.