Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Partner Psychopath

Partner Psychopath

FebriDRF

5.0
Komentar
4
Penayangan
5
Bab

Vorrelix. Mendengar namanya saja sudah membuatku sangat muak. Mereka yang menghancurkan keluargaku hingga membuat kedua orang terkasihku meninggal. Rasa amarah yang terpendam selama bertahun-tahun akhirnya dapat aku balaskan. Menikahi salah seorang dari mereka membuatku semakin bersemangat untuk mengobrak-abrik keluarga tersebut. Akan aku buat mereka merasakan rasa sakit kehilangan orang yang berarti di mata mereka. Tanpa terkecuali. Namun, melihat laki-laki yang merupakan suamiku menatapku dengan manik ketakutan, membuatku ragu. Dia memohon ampun kepadaku seolah nyawanya ada di tanganku. Mengatakan betapa dia mencintaiku dan rela mengorbankan apapun untukku, termasuk merelakan perusahaan yang ia bangun sendiri. Aku terpaku sesaat menatapnya yang duduk terikat bersimbah darah. Wajah tampannya selalu membuatku terpana melihatnya. Lantas aku mulai mengingat betapa perhatiannya dia kepadaku. Bekerja begitu keras dan melindungiku dari dunia luar yang kejam. Dia menyayangiku seperti aku adalah seorang yang baik. Lantas, aku harus apa?

Bab 1 Pernikahan

Danial seorang putra kedua keluarga Vorrelix. Dia bukan seorang pewaris utama bahkan tidak akan mendapat apapun dari perusahaan orang tuanya. Sejak kecil dia tumbuh menjadi seorang tanpa kasih sayang dan selalu terkalahkan oleh kakaknya. Kakaknya –Dave– berusia empat tahun lebih tua darinya. Meski begitu, entah mengapa kedua orang tuanya memperlakukannya begitu berbeda dengan kakaknya.

Dia memiliki seorang adik. Adiknya terbebas dari semua kekangan keluarga mereka. Namun, bukan hal yang bagus bagi si bungsu. Nyatanya kehidupannya selalu terabaikan cenderung tidak dianggap. Dia berbeda. Keberadaannya hanyalah sebuah kesalahan kedua orang tuanya.

Andy.

Begitu nama sang bungsu. Manusia malang yang berusaha menjalani kehidupan bebasnya. Namanya tidak pernah tercantum di bawah nama keluarganya di media manapun. Membuatnya tak pernah terekspose ke media layaknya kedua saudaranya yang lain.

Kehidupan suramnya itu sesekali diberi setitik harapan oleh Danial. Membuat hubungan kakak beradik itu cukup dekat. Tidak seperti si sulung yang angkuh, si tengah justru bersikap cukup rendah diri dan terkesan hangat untuk si malang Andy.

Namun, harapannya hilang. Saat pertemuan keluarga malam itu mengumumkan perjodohan Danial dengan seorang gadis kolongmerat. Andy tidak bisa menerima itu, apalagi Danial. Perdebatan sempat terjadi malam itu tapi, tidak berarti apa-apa karena malam ini ... telah dilangsungkan pesta pernikahan megah.

Andy duduk seorang diri menatap kakaknya yang begitu sibuk mengobrol dengan tamu undangan didampingi seorang gadis yang sudah resmi menjadi kakak iparnya. Andy mengembuskan napasnya berkali-kali. Dia merasa hidupnya telah berakhir begitu Danial pergi dari rumah dan tinggal dengan keluarga barunya.

Tidak akan ada yang datang menonton perlombaan yang ia ikuti. Atau tidak ada yang menemaninya bermain game di dalam kamar. Dia memiliki hubungan yang canggung dengan Dave. Itu karena kakak sulungnya itu selalu memakinya dengan sumpah serapah yang menyakiti hatinya. Lebih baik menghindari si pewaris utama yang begitu dielu-elukan keluarganya, daripada harus berhadapan dengan iblis berbentuk manusia itu.

"Kamu menikmati pesta ini?"

Sebuah suara menyadarkan Andy dari lamunanya. Dia menoleh melihat pengantin pria malam ini yang berdiri di sebelahnya. Tampak gurat lelah terpancar sekilas dari netra obsidian. Andy menahan diri untuk tidak mengeluh, karena kakaknya pasti menahan derita yang lebih sulit darinya.

"Tentu, ini pernikahan kakak terbaikku," jawab Andy dengan senyumannya. Remaja 16 tahun itu menatap sekitar dengan harap kakaknya segera pergi dari mejanya. Dia hanya merasa orang-orang di sekitarnya menatapnya penuh tanya. Mungkin mempertanyakan siapa dirinya yang berwajah asing ini. Dia menunduk merasa betapa buruk keluarganya yang enggan menganggapnya, bahkan hanya sekedar memperkenalkan dirinya sebagai putra bungsu mereka.

"Kamu bisa pulang lebih awal, ini sudah larut malam," suara kakaknya yang masih ada di sebelahnya mengalun membuat dadanya menghangat. Sungguh dia sudah tidak tahan untuk mengatakan dia masih ingin diperhatikan seperti ini lagi. Tidak peduli apakah terlalu kekanakan atau berlebihan, dia hanya ingin sebuah perhatian dari seseorang dan satu-satunya orang baik yang ia kenal adalah Danial.

"Bisakah kamu tetap tinggal di rumah?" tanya Andy. Danial mengernyitkan alisnya mendengar pertanyaan itu.

"Aku akan tinggal di mension pribadiku. Ada apa?" tanya Danial. Kedua orang tuanya telah menyediakan mension untuk ia tempati setelah menikah, jadi malam ini dia mulai tinggal di sana bersama sang istri.

"A-aku hanya merasa kesepian," jawab Andy menunduk menyembunyikan wajah menyedihkannya. Dia selalu lemah begitu bersama sang kakak. Terlalu dimanja oleh kehadiran kakak membuatnya menjadi laki-laki lemah yang selalu butuh perlindungan.

"Aku akan sering datang ke sana menemuimu. Kamu juga bisa datang ke rumahku sekedar bermain," jelas sang kakak mengelus rambut kecokelatan adiknya.

Danial tidak mengerti alasan Andy selalu menempel kepadanya. Padahal jelas dia orang yang cukup kejam. Selain memiliki wajah yang galak, sikapnya juga terlampau cuek dan tidak pernah ramah pada siapapun.

"Kakak akan sibuk kerja, mana mungkin bisa bertemu," gumam Andy masih bertahan dengan wajah murung. Danial tersenyum mendengar itu. Benar, dia akan mulai mengelola perusahaannya sendiri mulai bulan depan. Dia telah lulus kuliah dan tidak ada harapan di perusahaan orang tuanya. Jadi, dia akan memilih merintis perusahaan sendiri dari hasil kerjanya menjadi seorang musisi.

"Danial!" panggilan itu membuat Danial tidak bisa melanjutkan pembicaraannya dengan sang adik. Dia melihat ayahnya memandangnya, menyuruhnya segera datang ke hadapannya.

"Kamu tidak boleh meninggalkan istrimu sedirian, apalagi hanya untuk menemui bocah itu!"

Begitu peringatan yang ia dapat. Bagi Danial keluarganya memang iblis. Termasuk dia. Maka, dengan tidak sopan dia melengos pergi membiarkan tua bangka yang angkuh itu menggeram. Di belakangnya seorang gadis tergopoh-gopoh berjalan guna mengikutinya. Danial berbalik membuat sang gadis dengan gaun putihnya menabrak dada bidang berbalut tuxedo putihnya.

"Menjauh dariku, jalang!"

Begitu dingin suara itu terdengar. Membuat sang gadis beringsut mundur dan menatap takut pada mata elang sang lelaki yang kini menjadi suaminya. Dia menelan ludahnya saat matanya menangkap bibir Danial. Bibir yang beberapa saat lalu memangut bibirnya seusai mengatakan janji hidup mereka.

"Kamu tidak boleh memanggilku seperti itu! Bahkan sekalipun kamu membenciku atas perjodohan ini, kamu tidak berhak mengganti namaku. Namaku Ashila!"

Gadis itu berseru galak. Tampak mata bulat yang beberapa detik lalu tersentak kaget itu kini berganti menjadi pancar galak. Mungkin merasa tersinggung karena panggilan yang diberikan oleh Danial. Ia tidak peduli, sejak awal dia tidak suka gadis pendek dengan mata bulat itu.

"Terserah siapa namamu, kamu jalang di mataku," putus Danial dan berbalik kembali melangkah pergi menuju keluar area pernikahan. Dia ingin segera pulang dan Shila tidak menyia-nyiakan waktunya diam menatap kepergian Danial. Gadis berusia 19 tahun itu berlari mengejar agar tak tertinggal tumpangan suaminya. Shila belum tahu rumah baru yang akan ia tempati, jadi jangan sampai tertinggal.

Di dalam mobil keduanya hanya diam. Shila bukan seorang gadis pendiam atau introvert dia terkesan seorang gadis ceria dan suka banyak bicara. Sebenarnya itu semua untuk menutup sifat asli dirinya yang begitu suram. Hidup menjadi seorang putri tunggal keluarga kaya raya bukan sebuah kebahagiaan. Dia dipaksa menjadi sempurna, dijadikan boneka oleh para sepupu dan teman-temannya. Jadi, dia selalu tersenyum dan tertawa keras menyembunyikan tangisnya.

"Rumahnya masih jauh?"

Hampir setengah jam dan mobil yang ia tumpangi ini seperti tak kunjung memiliki tanda-tanda akan berhenti. Danial di kursi kemudi tidak menjawab pertanyaan dari gadis di sebelahnya. Lebih memilih hanyut pada pikirannya sendiri. Ada banyak hal yang seketika hadir dalam pikirannya, membuatnya membisu sepanjang perjalanan.

Tentang adiknya, tentang kakaknya, tentang dia, atau bahkan tentang gadis di sebelahnya. Bukankah mereka semua malang? Hidup tanpa rasa bahagia yang sesungguhnya dan hanya mendapat wajah kebahagiaan palsu.

Kakaknya pasti tak jauh berbeda dengan dia yang tertekan. Lelaki itu baru berusia 26 tahun tapi harus menerima kenyataan dia akan menghuni perusahaan sampai muncul keturunannya. Bahkan melihat adiknya menikah lebih awal. Pasti itu melukai harga dirinya.

Atau adiknya yang hidup bebas. Nyatanya kebebasan itu tak pernah dinikmati oleh Andy. Remaja yang belum tamat sekolah itu tak pernah mendapat kesempatan berbahagia bersama keluarganya. Selalu sendirian. Bahkan dalam suatu acara pemotretan keluarga, dia hanya duduk sendirian dengan hodie putih dan senyum sendunya. menatap keluarganya berfoto bersama.

Gadis di sebelahnya, juga nampak bukan gadis yang terlihat baik-baik saja. Pada awal pertemuannya memang dia tidak terlalu menghiraukan keberadaannya, itu karena dia masih menolak perjodohan bahkan sampai sekarang dia menolaknya. Tapi, satu hal yang ia ingat saat pertemuan pertamanya adalah sebuah luka di pergelangan tangan sang gadis. Dia kira itu luka gores biasa. Namun, sekarang dia mulai menyadari sesuatu. Luka itu sengaja ditutup dan tampak tak sesederhana yang ia lihat.

Rahasia apa yang tengah disembunyikan gadis di sebelahnya?

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh FebriDRF

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku