Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
YOU'RE PSYCHOPATH

YOU'RE PSYCHOPATH

MilaBsa

5.0
Komentar
34
Penayangan
9
Bab

Dia menatapku dengan tajam seakan-akan ingin memakanku habis-habisan Pada awalnya aku sangat membenci sikapnya yang tidak tau sopan santun Tapi entah mengapa tatapan itulah yang ingin selalu ku lihat setiap hari. Sehingga aku tidak peduli siapa dia sebenarnya, yang penting aku bisa selalu bersamanya. Ia menjeratku dengan matanya yang selalu mengintimidasiku Namanya Peteraldo Andrew. Orang yang menyimpan sejuta rahasia dibalik kesempurnaan yang dia miliki. Satu hal yang membuatku terkejut, ternyata dia adalah.... "Kau selamanya akan menjadi milikku satu-satunya. Tidak ada yang bisa mengambilmu dariku," tukasnya dengan smirk andalannya "Aku bukan milik siapa-siapa. Itu urusanku ingin bersama dengan siapa," jawab Adel dengan ketakutan "Oh, my sweetheart. Tenang saja, aku akan membunuh semua orang yang menghalangi jalanku untuk memilikimu," jawabnya lagi dengan bangga

Bab 1 Pertemuan Yang Mengesalkan

Dalam sebuah kamar yang didominasi warna biru dan putih terdapat sosok gadis yang masih bergelung di bawah selimut, padahal jam sudah menunjukkan pukul 06.40 WIB.

"ADEL!!!" teriak suara wanita dari luar kamarnya

Walaupun sudah diteriaki namanya, sosok gadis bernama 'Adel' itu masih tak bergeming dari tempat tidurnya.

Satu tamparan mengenai bokongnya

"Aduh, Ma. Ngapain mukul bokong Adel sih!" pelik Adel

Adel menahan kesal karena bokongnya yang indah mendapat tamparan dari mamanya.

"Hei, masih nanya lagi. Kamu enggak ingat, ini hari pertamamu masuk sekolah yang baru. Coba kamu lihat sudah jam berapa itu!" protes mamanya

"Alah, baru jam 06.40," jawab Adel tanpa menyadari kalau ia lagi sebentar telat masuk sekolah

"APA JAM 06.40, ADUHHH AKU BISA TELAT!!" Akhirnya ia menyadari juga.

Dengan secepat kilat ia masuk ke kamar mandi. Ia tak butuh waktu lama untuk mandi. Setelah itu, ia mengenakan setelan seragam sekolah barunya. Lalu, ia keluar dari kamar dan turun dari tangga dengan tergesa-gesa.

"Adel, ayo sarapan dulu," teriak mamanya dari arah ruang makan

"Nanti aja deh Ma, udah keburu nih," jawab Adel sambil mengenakan sepatunya dengan cepat

"Ayo, pak Cahyo kita berangkat," ujarnya-Adel-kepada sopirnya

"Iya, Non"

Perjalanan dari rumah ke sekolahnya yang baru menghabiskan waktu 15 menit. Untungnya sekolahnya itu masuknya jam 07.15 WIB.

"Akhirnya, sampai juga. Untung masih jam tujuh lebih lima menit. Belum telat berarti, kan," gumamnya dengan perasaan lega

ADEL POV

Aduhh... untung aku enggak telat dihari pertamaku masuk sekolah. Oh ya, aku belum memperkenalkan diriku ya pada kalian. Namaku Loretta Adelina. Aku biasanya dipanggil Adel. Aku saat ini duduk di bangku kelas 3 SMA. Umurku itu masih 16 tahun dan 2 bulan lagi aku akan merayakan 'my sweet seventeen'.

Aku memiliki keluarga yang harmonis. Aku punya papa, mama, dan juga kakak laki-laki. Papaku bernama Edward Calvin, ia adalah CEO dari Shinning Group yaitu perusahaan TOP 3 di Jerman. Mamaku bernama Jessica Clise. Mamaku itu dulunya seorang desainer, tapi sekarang sudah berhenti untuk lebih menjagaku. Kakak laki-lakiku bernama Alfred Kevin. Aku terpaut 10 tahun dengan kakakku. Cukup jauh kan ya!.

Saat ini, aku tinggal dengan mamaku di Indonesia. Sedangkan papa dan kakakku tinggal di Jerman untuk mengurusi perusahaan utama kami di sana. Kok terpisah-pisah?

Sebenarnya aku dan mamaku itu dulunya juga tinggal di Jerman. Sampai waktu ketika aku mengalami yang namanya penculikan. Gara-gara kasus penculikan itu aku mengalami Clausthropobia atau trauma akan kegelapan. Aku juga tidak bisa melihat yang namanya darah yang banyak atau aku akan pingsan. Oleh karena itu, papa dan mama memutuskan untuk membawaku pindah dari Jerman. Walaupun, aku merasa sedih harus berpisah dengan kakakku. Tapi, itu sudah menjadi keputusan bersama. Ok, skip perkenalannya.

Sekarang ini, aku sedang menyusuri lorong sekolah untuk mencari ruang kepala sekolah untuk mengetahui di kelas mana aku akan ditempatkan nanti.

Dari arah yang berlawanan seseorang lari ke arahku dan menabrakku.

ADEL POV END

"Aduh, siapa sih? Jalan enggak pake mata ya!" ujar Adel kesal karena bokongnya yang indah menyentuh lantai

"Heh, jalan tuh pake kaki bukan pake mata. Enggak tau pelajaran Biologi ya!"

"Hei, kau enggak tau sopan santun, ya! Bukannya minta maaf sudah nabrak, ini malah nyolot," kesal Adel

"Salah sendiri ngapain halangin jalanku"

"Salah aku? Itu salahmu, ngapain lari-lari enggak liat orang yang ada di depan. Dan juga kamu sebagai cowok harusnya ngalah dong dengan cewek"

"Itu tuh kesalahanmu karena punya tubuh yang kerdil. Lagipula, ngapain aku harus ngalah sama cewek, hah!" ejek laki-laki itu

"Apa kamu bilang? Kerdil? Hei, tubuhku ini enggak kerdil tau! Tubuhmu aja yang kayak tiang listrik!" Adel semakin marah karena ia paling tidak suka disinggung tentang tinggi tubuhnya. Karena menurutnya wajar memiliki tinggi tubuh 165 cm diumur 16 tahun. Itu normalkan?

"Sudahlah, ngapain aku buang-buang waktuku hanya untuk orang yang enggak penting kayak kamu," ujar laki-laki itu sambil berlalu melalui Adel dengan senyuman misterius diwajahnya tanpa ada yang tau arti dari senyuman itu

"Hei, kamu tuh enggak penting. Dasar cowok enggak waras," pekik Adel dengan emosi yang mengebu-gebu

"Hai, kamu enggak apa-apa?" tanya seseorang kepada Adel

Adel terpaku beberapa detik karena kecantikan seseorang yang berbicara kepadanya saat ini

"O-oh, enggak apa-apa kok, cuman kotor dikit," tutur Adel malu-malu sambil dibantu berdiri oleh perempuan itu

"Aku sepertinya belum pernah melihatmu. Apakah kau murid baru itu?" tanyanya.

"Yah...iya itu aku, apakah kau mengenalku?" tanya Adel

"Enggak juga sih, tapi kau sudah viral loh, di sini!"

"Viral? Kenapa?" heran Adel

"Karena kau pindahan dari sekolah elit di Jerman. Selain itu, kau juga punya wajah yang sangat cantik," ujar perempuan itu dengan antusias

"Wah, aku tersanjung dengan pujianmu. Tapi, aku enggak secantik itu kok," jawab Adel malu-malu lagi karena dipuji cantik

"Jangan terlalu merendah diri. Oh ya, kau mau kemana?"

"Aku lagi cari ruang kepala sekolah buat cari tau dimana kelasku nanti. Tapi, enggak nemu dari tadi," lirih Adel

"Ohh, ruang kepala sekolah ya. Lalu begitu, ayo aku antar ke sana," tawar perempuan itu

"Boleh. Terima kasih ya," ujar Adel dengan senyuman

Lalu, mereka berdua berjalan menyusuri lorong sekolah untuk mencari ruang kepala sekolah

"Oh ya, aku belum tau namamu"

"Namaku Loretta Adelina. Panggil aja Adel. Kalau kamu?"

"Namaku Agatta Reyn. Panggil aja Reyn"

Akhirnya mereka sampai di ruang kepala sekolah

"Terima kasih ya, Reyn, udah nganterin"

"Enggak masalah, kita kan teman sekarang"

"Ok, kalau gitu aku duluan yah, soalnya udah bel masuk," ujar Reyn

"Ok, hati-hati ya!" ujar Adel sambil melambaikan tangan

Lalu, Adel mengetuk pintu ruang Kepala Sekolah

"Masuk!"

Setelah mendengar intrupsi dari dalam, Adel pun masuk ke ruangan itu. Di ruangan itu, Adel melihat dua pria yang memiliki perbedaan usia yang kentara.

"Permisi pak, saya Loretta Adelina, ingin mengonfirmasi perihal hari pertama saya masuk sekolah," ujar Adel dengan sopan

"Oh, kamu murid pindahan dari Jerman itu ya?" ujar pria paruh baya yang diyakini sebagai kepala sekolah dari Hallyu High School karena ia menduduki kursi khusus kepala sekolah tepat di depan Adel dan terdapat papan nama bertuliskan 'Mr.Howard Brave'.

"Iya, pak"

"Ok, kalau begitu selamat bergabung di sekolah kami dan ini Mr.Steven White dia adalah wali kelasmu," terang Mr.Howard

Oh, dia wali kelasku. Dia cukup tampan dan muda untuk menjadi seorang guru ~ batin Adel

"Ok, Adel, ayo saya akan mengantarmu ke kelas sekarang," ujar Mr.Steven dengan suaranya yang berat

Adel sempat-sempatnya terpesona dengan suara berat Mr.Steven

ADEL POV

Wahhh, aku tidak menyangka aku akan memiliki wali kelas yang tampan kayak gini. Aku sempat-sempatnya mencuri-curi pandang ke Mr.Steven.

Akhirnya, aku dan Mr.Steven sampai di kelas yang bertuliskan 'SCIENCE XII-1'.

"Selamat pagi anak-anak"

"Pagi pak"

"Hari ini kita kedatangan teman baru. Ayo, masuk!"

Aku pun masuk ke kelas itu dengan pelan. Dapat kurasakan semua pandangan mereka tertuju padaku.

"Halo semuanya. Perkenalkan namaku Loretta Adelina, kalian bisa memanggilku Adel. Aku pindahan dari Jerman. Aku harap kita bisa berteman dengan baik"

"Halo Adel," jawab mereka semua

"Hei, Adel, apa kau sudah punya pacar?"

Aku cukup terkejut dengan ucapan salah satu cowok berambut poni yang duduk di kursi paling depan itu.

"Huuh, kebiasaannya enggak hilang-hilang, ya," ujar cewek di belakangnya

Eh, itu bukannya cewek yang tadi menolongku, yang bernama Reyn. Ternyata aku satu kelas dengannya. Ada perasaan lega saat tau aku punya teman di kelas ini.

"Sudah-sudah, jangan ribut. Kamu lagi Dito, bisa tidak pertanyaannya lebih rasional?" lerai Mr.Steven

Dan lagi-lagi aku terpesona dengan sosok tegasnya. Ahh, andaikan aku bisa memiliki pacar sepertinya-Mr.Steven-pasti sangat menyenangkan.

Di tengah aku terpesona dengan sifat tegas Mr.Steven, aku merasakan seseorang sedang menatapku dengan tajam. Dan, pada saat aku menoleh ke arah pandangan itu, aku sangat terkejut, mengapa aku bisa satu kelas dengan si cowok brengsek yang menabrakku itu.

Aku sudah putuskan ia adalah cowok paling enggak waras dan tak tau sopan santun di dunia.

"Ok, Adel kamu bisa duduk di samping Agatta Reyn. Agatta Reyn angkat tanganmu"

Aku pun berjalan ke bangku tempat Reyn duduk. Selama aku berjalan, si cowok brengsek itu tidak berhenti untuk menatapku dengan tajam.

"Hai, kita ternyata sekelas bahkan kita sebangku sekarang," ujar Reyn dengan semangat

"Iyah, aku juga senang bisa sekelas denganmu"

Aku tak tau apakah aku harus senang bisa satu kelas dengan orang yang aku kenal atau aku harus merasa jengkel karena harus satu kelas dengan orang yang aku benci.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku