5.0
Komentar
139
Penayangan
12
Bab

Kisah seorang remaja 14 tahun, yang belum pernah merasakan tinggal bersama kedua orangtua kandungnya. Orangtuanya masih sehat, namun tak pernah berniat untuk sekedar menjenguk atau melihat keadaan Rayhan. Selama bertahun-tahun, ia berharap mereka akan datang. Memberikannya kebahagiaan, namun ternyata tu hanyalah suatu impian kecilnya. Tapi beruntunglah, Rayhan masih memiliki paman dan bibi yang begitu baik padanya, dan jangan lupakan sepupunya yang begitu over protective terhadapnya. Setelah beberapa waktu, akhirnya penantian Rayhan terkabul. Secara tiba-tiba pamannya, menawari dirinya untuk tinggal bersama kedua orangtuanya di jakarta. Hal yang begitu membahagiakan namun sedih secara bersamaan jika harus meninggalkan orang-orang yang telah berjasa dalam hidupnya. Kebahagiaan memang begitu sulit di dapatkan. Namun perjuangan tak akan mengkhianati hasil. Sama seperti Rayhan, kesabarannya akhirnya berbuah hasil. Namun di samping semua itu, Rayhan merasakan kejanggalan. Sebuah misteri yang tak dapat ia temukan jawabannya. Sebuah mimpi buruk yang membuat ia harus melihat sesuatu yang tak pernah ia sangka. Kejadian yang merenggut kebahagiaan. Alasan dimana Rayhan harus berpisah dari kedua orangtuanya selama bertahun-tahun.

Bab 1 Terlambat ke sekolah

Orang tua merupakan orang yang sangat berjasa dalam kehidupan seseorang , Orang tua merupakan orang yang dihormati dan dihargai dalam kehidupan sehari-hari. Umumnya, orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam membesarkan anak, betapa bahagianya seseorang anak yang dapat merasakan kasih sayang dari orangtua kandungnya.

Sangat di sayangkan, masih banyak orangtua yang tak bisa merawat anaknya, melihat tumbuh kembang mereka dan menjadi dewasa tanpa peranan langsung dari orangtua kandungnya. Salah satu anak yang kurang beruntung adalah Rayhan Saga Febriano.

Remaja yang saat ini berusia 14 tahun itu, selalu merasakan kerinduan yang amat besar kepada orangtuanya yang tak pernah datang untuk menjenguk dirinya. Sedari bayi, Rayhan memanglah tidak di rawat oleh orangtua kandungnya melainkan ia di titipkan kepada paman dan bibinya. Alasan di balik itu semua tak pernah Rayhan ketahui.

Di pagi hari yang cerah ini, Rayhan masih bergelung di dalam selimut yang menutupi seluruh tubuhnya. Seakan tak terganggu dengan cahaya matahari yang menerobos masuk melalui sela-sela jendela kamarnya. Karena terlalu kelelahan ia tak menyadari jika sang mentari sudah menunjukkan sinarnya.

Mata anak itu tampak bengkak, akibat menangis karena di ejek oleh teman-temannya. Alasannya tak pernah berubah, karena mereka belum pernah melihat kehadiran orangtua Rayhan, mereka berfikir Rayhan adalah anak yang di buang.

Ceklek.

Suara pintu yang terdorong dari luar, tak menganggu Rayhan dalam tidurnya yang begitu nyenyak. Wanita parah baya bergerak untuk mendekati kasur Rayhan, deru nafas terdengar cukup keras. Megan, bibi dari Rayhan itu menatap lekat keponakannya. Raut lelah terlihat jelas dari wajah tampaknya, ada perasaan nyeri yang timbul di dalam hatinya saat ia melihat anak itu. Anak tak berdosa yang harus berpisah dari orangtuanya karena suatu alasan.

"Ray bangun nak," panggilan bernada lembut itu tak mengusik Rayhan.

"Ray, kamu udah hampir telat loh," Megan menepuk pelan bahu anak itu, berharap kali ini Rayhan dapat segera bangun. Namun respon Rayhan hanya menggerakkan tubuhnya sedikit namun tak membuka matanya.

Megan menghela nafas lelah. Saat seperti ini ia harus memiliki stok kesabaran yang banyak. Perilaku Rayhan tak beda jauh dengan anak keduanya, sama-sama menguji nyali.

"Kalau kmu gak bangun sekarang. Rafa dan Rafi bakal tinggalin kamu," ancaman dari Megan, sukses membuat Rayhan membuka matanya. Dengan nyawa yang masih setengah itu, ia terduduk dengan lesu.

Ia tersenyum kecil melihat wajah Megan yang tampak menahan lelah dan kekesalan. Rayhan belum menyadari jika matahari sudah meninggi.

"Good morning, aunty," Rayhan berucap manis.

"Good morning too, keponakan aunty," balas Megan "Gimana tidurnya, nyenyak?"

"Nyenyak banget tante. Sampai sampai Rayhan seperti tak ingin meninggalkan mimpi itu," balas Rayhan. Ia memimpikan keluarga kecil yang bahagia, sangat di sayangkan karena harus terbangun lebih awal.

"Pantes aja, dari tadi gak mau bangun-bangun, emangnya kamu mimpi apa?" Megan bertanya dengan rasa penasaran yang membucah dalam hatinya.

"Rayhan tadi tuh, mimpi ket-"

Belum sempat Rayhan menyelesaikan ucapannya, tiba tiba ia membelalakan matanya dengan perasaan panik. Tak sengaja, indera penglihatannya itu melihat jam sudah menunjukkan pukul 07.00 Pagi. Tentu Rayhan panik. Ia akan terlambat, lebih tepatnya sekarang sudah terlambat.

"HAH? SUDAH JAM TUJUH!" teriak Rayhan tanpa sadar. Suara yang melengking itu, membuat Megan tanpa sadar menutup kedua telinganya.

"Ray kalau kaget, ya kaget aja. Tapi jangan buat telinga tante tiba-tiba tuli ni," protes Megan dengan perasaan yang masih terkejut.

"Kok tante gak bangunin Ray, sih. Sekarang Ray telat!" Rayhan balik menyalahkan Megan. Matanya sudah berkaca-kaca siap mengeluarkan air matanya yang akan membuat hati Megan luluh.

"Loh? Kenapa malah nyalahin tante," Megan tak terima di tuduh. Kan ini juga kesalahan dari Rayhan sendiri.

"Karena tante gak bangunin Ray," rengek Rayhan seperti anak berumur lima tahun.

"Tante udah dari tadi loh bolak balik bangunin kamu, tapi kamu tidurnya nyenyak banget sampe gak ngerasa saat tante bangunin," kata Megan tak ingin di salahkan. Karen faktanya, ia sudah membangunkan Rayhan dari jam 6 pagi tadi.

Rayhan menundukkan wajahnya.

"Rayhan udah terlambat," gumamnya lirih.

"Siapa yang bilang telat, gak kok, ini baru jam 7. Mending kamu cepetan mandi terus turun. Nanti kalau kama bakal makin telat, tante gak mau ya Rayhan bolos," ujar Megan sambil berjalan ke arah pintu. Ia harus memastikan Rafa dan Rafi belum berangkat ke sekolah. Karena jika Rayhan di tinggal sudah di pastikan anak itu akan mengamuk.

Megan berjalan ke meja makan. Di situ sudah kepala keluarga dan juga kedua remaja kembar yang sedang menikmati sarapan pagi. Niatnya tadi ingin menunggu Rayhan dulu, namun karena terlalu lama akhirnya mereka sarapan duluan.

"Rayhan mana ma?" tanya Rafa saat menyadari kehadiran Megan.

"Baru mandi. Kalian tungguin Rayhan," lontar Megan.

Ia hanya duduk di meja makan menunggu Rayhan. Mereka bertiga sudah selesai sarapan, tinggal Megan dan Rayhan.

"Ih kok baru mandi sih ma. Nanti kita akan di hukum di sekolah. Rafi gak mau ya, sampai di hukum gara-gara telat," protes Rafi kesal. Ia sudah keseringan di hukum, dan tidak bisakah untuk hari ini saja, ia tak mendapatkan hukuman itu.

"Gak usah banyak protes. Hukuman kan sudah jadi kewajiban buat lo," timpal Raka dengan wajah datar khasnya.

"Anj-"

"Rafi, jangan bicara kasar!" tegur Bima. Rafi hanya bisa menundukkan wajahnya, nyali menciut jika di hadapan ayahnya itu.

Tak lama, terdengar suara langkah kaki yang terdengar menuruni tangga, lebih tepatnya sedang berlari. Letak tangga dari dapur dan raung makan memang dekat. Sehingga mereka dapat mendengar suara langkah kaki itu semakin jelas.

Rayhan datang dengan terburu-buru menghampiri mereka.

"pagi om, tante. Kak Rafa, kak Rafi," Rayhan menyapa satu persatu anggota keluarganya.

"Pagi jagoan," balas Bima.

"Pagi juga kesayangan aunty," ujar Megan langsung mendapat delikan tajam dari Rafi.

"Lama amat lo, mimpi apaan sih, sampai jam tujuh masih molor?" tanya Rafi.

"Kak Rafi gak usah tau. Intinya, Rayhan mimpi indah banget," ujar Rayhan dengan tersenyum manis.

"Oh, sekarang gitu ya. Main rahasia-rahasiaan," Rafi ngambek ceritanya.

"Ih gak gitu. Ini kan urusan pribadi jadi harus di privasi," jawaban dati Rayhan justru membuat Rafi semakin ngambek.

"Terserah lo," balas Rafi cuek.

"Masih mau ngobrol atau berangkat?" Rafa berjalan mendahului mereka. Jika di biarkan anak itu berdebat tak akan selesai sampai jam pulang sekolah. Dan terpaksalah Rayhan dan Rafi berlari menyusul Rafa. Takutnya mereka malah di tinggal.

"Ray, kenapa tuh sepupu lo," Rafi bertanya heran mengenai Rafa yang begitu cuek dan terkesan kaku.

"Kembaran lo kali, kak," balas Rayhan.

"Bukan kembaran gue," Rafi berujar polos.

"OM, TAN. RAY BERANGKAT!" Rayhan berteriak, karena ia sampai kelupaan untuk pamit kepada mereka.

"KAMU BELUM SARAPAN, RAY!" Megan balas beberteriak.

"DISEKOLAH AJA MA!" bukan Rayhan yang menjawab namun Rafi, ia kini menyeret Rayhan keluar dari rumah.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Gairah Liar Dibalik Jilbab

Gairah Liar Dibalik Jilbab

Gemoy
5.0

Kami berdua beberapa saat terdiam sejanak , lalu kulihat arman membuka lilitan handuk di tubuhnya, dan handuk itu terjatuh kelantai, sehingga kini Arman telanjang bulat di depanku. ''bu sebenarnya arman telah bosan hanya olah raga jari saja, sebelum arman berangkat ke Jakarta meninggalkan ibu, arman ingin mencicipi tubuh ibu'' ucap anakku sambil mendorong tubuhku sehingga aku terjatuh di atas tempat tidur. ''bruuugs'' aku tejatuh di atas tempat tidur. lalu arman langsung menerkam tubuhku , laksana harimau menerkam mangsanya , dan mencium bibirku. aku pun berontak , sekuat tenaga aku berusaha melepaskan pelukan arman. ''arman jangan nak.....ini ibumu sayang'' ucapku tapi arman terus mencium bibirku. jangan di lakukan ini ibu nak...'' ucapku lagi . Aku memekik ketika tangan arman meremas kedua buah payudaraku, aku pun masih Aku merasakan jemarinya menekan selangkanganku, sementara itu tongkatnya arman sudah benar-benar tegak berdiri. ''Kayanya ibu sudah terangsang yaa''? dia menggodaku, berbisik di telinga. Aku menggeleng lemah, ''tidaaak....,Aahkk...., lepaskan ibu nak..., aaahk.....ooughs....., cukup sayang lepaskan ibu ini dosa nak...'' aku memohon tapi tak sungguh-sungguh berusaha menghentikan perbuatan yang di lakukan anakku terhadapku. ''Jangan nak... ibu mohon.... Tapi tak lama kemudian tiba-tiba arman memangut bibirku,meredam suaraku dengan memangut bibir merahku, menghisap dengan perlahan membuatku kaget sekaligus terbawa syahwatku semakin meningkat. Oh Tuhan... dia mencium bibirku, menghisap mulutku begitu lembut, aku tidak pernah merasakan ini sebelumnya, Suamiku tak pernah melakukannya seenak ini, tapi dia... Aahkk... dia hanya anakku, tapi dia bisa membuatku merasa nyaman seperti ini, dan lagi............ Oohkk...oooohhkkk..... Tubuhku menggeliat! Kenapa dengan diriku ini, ciuman arman terasa begitu menyentuh, penuh perasaan dan sangat bergairah. "Aahkk... aaahhk,," Tangan itu, kumohooon jangan naik lagi, aku sudah tidak tahan lagi, Aahkk... hentikan, cairanku sudah keluar. Lidah arman anakku menari-nari, melakukan gerakan naik turun dan terkadang melingkar. Kemudian kurasakan lidahnya menyeruak masuk kedalam vaginaku, dan menari-nari di sana membuatku semakin tidak tahan. "Aaahkk... Nak....!"

Gairah Liar Perselingkuhan

Gairah Liar Perselingkuhan

kodav
5.0

Kaindra, seorang pria ambisius yang menikah dengan Tanika, putri tunggal pengusaha kaya raya, menjalani kehidupan pernikahan yang dari luar terlihat sempurna. Namun, di balik semua kemewahan itu, pernikahan mereka retak tanpa terlihat-Tanika sibuk dengan gaya hidup sosialitanya, sering bepergian tanpa kabar, sementara Kaindra tenggelam dalam kesepian yang perlahan menggerogoti jiwanya. Ketika Kaindra mengetahui bahwa Tanika mungkin berselingkuh dengan pria lain, bukannya menghadapi istrinya secara langsung, dia justru memulai petualangan balas dendamnya sendiri. Hubungannya dengan Fiona, rekan kerjanya yang ternyata menyimpan rasa cinta sejak dulu, perlahan berubah menjadi sebuah hubungan rahasia yang penuh gairah dan emosi. Fiona menawarkan kehangatan yang selama ini hilang dalam hidup Kaindra, tetapi hubungan itu juga membawa komplikasi yang tak terhindarkan. Di tengah caranya mencari tahu kebenaran tentang Tanika, Kaindra mendekati Isvara, sahabat dekat istrinya, yang menyimpan rahasia dan tatapan menggoda setiap kali mereka bertemu. Isvara tampaknya tahu lebih banyak tentang kehidupan Tanika daripada yang dia akui. Kaindra semakin dalam terjerat dalam permainan manipulasi, kebohongan, dan hasrat yang ia ciptakan sendiri, di mana setiap langkahnya bisa mengancam kehancuran dirinya. Namun, saat Kaindra merasa semakin dekat dengan kebenaran, dia dihadapkan pada pertanyaan besar: apakah dia benar-benar ingin mengetahui apa yang terjadi di balik hubungan Tanika dan pria itu? Atau apakah perjalanan ini akan menghancurkan sisa-sisa hidupnya yang masih tersisa? Seberapa jauh Kaindra akan melangkah dalam permainan ini, dan apakah dia siap menghadapi kebenaran yang mungkin lebih menyakitkan dari apa yang dia bayangkan?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku